"-lakukan meeting sekarang juga! Aku tidak mau diganggu siang ini."

Kemudian Seokmin berlalu keluar ruangan itu, lagi. Meminta semua orang yang telibat dalam pertemuan hari ini untuk memasuki ruangan secepatnya. Seokmin berdoa agar orang yang melakukan presentasi hari ini tidak melakukan kesalahan. Karena boss-nya terlihat siap menerkam siapapun sekarang juga.

***

Dengan langkah kesal-nya Wonwoo keluar dari ruangan meeting itu. Kenapa hari ini tidak ada yang berjalan dengan baik. Apakah orang-orang itu terlalu bodoh hanya untuk menjawab satu pertanyaan darinya? Kalau tau akan seperti tadi ia tidak perlu memikirkan meeting hari ini, tolak saja sekalian kerja samanya. Mood Wonwoo benar-benar dibuat hancur hari ini.

Ketika Wonwoo membuka pintu ruangannya, tampak seseorang sedang duduk di sofa yang tersedia. Wonwoo ingat bahwa ia memiliki janji siang ini dengan ayahnya. Baru saja ia ingin membatalkan janjinya dengan sang ayah hari ini. Tetapi, seperti bisa membaca pikirannya, ayahnya itu sudah datang terlebih dahulu tidak memberikan Wonwoo kesempatan. Wonwoo melangkah mendekati ayahnya kemudian duduk di sofa yang berhadapan.

"Sudah jam makan siang, Papa sudah makan?"

"Belum. Aku berencana ingin mengajak mu makan siang bersama. Bagaimana?"

"Baiklah."

Percakapan itu berhenti di sana. Mereka berdua bukanlah orang yang suka berbicara banyak hal tidak penting. Kemudian pintu terbuka menampakkan Lee Seokmin, mengatakan mobil telah ia persiapkan. Mereka berdua lantas berdiri dan berjalan keluar. Menaiki lift yang berada di lantai ini yang terhubung langsung dengan basement bawah. Begitu mereka sampai sebuah maserati quattropetro tampak menunggu. Seokmin membukakan pintu untuk mereka berdua, mengambil alih kemudi dan mulai menjalankan mobil itu membelah jalanan Seoul di siang hari ini.

***

Mereka telah tiba di salah satu hotel yang berada di wilayah Itaewon, Seoul. Berjalan ke dalam untuk memasuki restaurant yang berada di sana. Salah satu menu di restaurant itu adalah kesukaan ayahnya, sehingga Wonwoo meminta Seokmin untuk membawa mereka ke sana. Dengan nama yang dibawanya tentu bukan masalah besar untuk menyewa sebuah ruangan di sana, yang terkenal dengan kesulitannya. Mereka kemudian duduk di ruangan itu yang tak lama masuk beberapa pelayan yang membawa stroller yang berisikan appetizer untuk disantap. Setelah pelayan itu selesai dengan urusannya, mereka keluar meninggalkan tiga orang pria dewasa itu di sana. Benar, Wonwoo mengajak asistennya itu ikut untuk menikmati makan siang bersama ayahnya.

Kemudian masing-masing tangan mereka bergerak untuk mengambil makanan yang disajikan itu dan memakannya. Keheningan memenuhi ruangan itu disebabkan penghuninya yang sibuk dengan makanan dan pikiran mereka sendiri. "Kenapa Papa tiba-tiba ingin bertemu dengan ku?"

Pertanyaan dari Wonwoo itu memecah keheningan tadi, membuat sang empu yang ditanya melihat ke arah nya "Memang tidak boleh?"

Tipikal ayahnya. Pertanyaan dijawab dengan pertanyaan. Wonwoo menghela napasnya sabar. "Papa tiba-tiba membuat janji ingin bertemu denganku. Apa yang ingin kau sampaikan?"

Karena Wonwoo tau, kalau ayahnya sampai membuat janji temu seperti sekarang ini, berarti hal yang ingin disampaikan ayahnya bukanlah perihal yang akan dibahas di rumah. Karena sampai saat ini Wonwoo masih sering pulang ke rumah atas permintaan sang ibu. Dan ayahnya bisa menyampaikan hal yang ingin ia sampaikan di rumah seperti yang biasanya ia lakukan. Tetapi tidak kali ini.

Tied The KnotWhere stories live. Discover now