07 | gare de lyon

315 75 8
                                    


TEPAT satu minggu sudah sejak kedatangan Jisung ke Perancis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



TEPAT satu minggu sudah sejak kedatangan Jisung ke Perancis. Dan selama satu minggu itulah, ia mulai mendekatkan diri kepada sang cinta pertama dengan berjuta pertanyaan tak terjawab yang menggerayang pada setiap sudut dinding benaknya.

Pembicaraan singkat antara Jisung dan Minho hari itu berhasil membuat keduanya kini kembali dekat. Meskipun sebenarnya laki-laki tersebut masih ingin memastikan kejelasan hubungan mereka, untuk saat ini ia tidak akan memaksa.

Memangnya Jisung siapa?

Pagi ini, seluruh siswa pertukaran pelajar akan pergi melakukan wisata edukasi kelas seni kontemporer selama tiga hari menuju Nice, sebuah kota di pesisir Perancis yang terkenal akan pemandangan laut yang indah. Seperti yang telah disepakati, mereka terlebih dahulu berkumpul di stasiun Gare de Lyon sebelum menempuh perjalanan selama enam jam.

"Nggak ada barang yang ketinggalan, kan?" Tanya Seungmin saat keduanya menyusuri gerbong kereta bersama. Netranya tengah berusaha mencari bangku nomor A3 yang terletak cukup jauh dari pintu.

"Aman kok," geleng Jisung meyakinkan. "Bangku lo dimana, Seung? Gue F1, nih."

"Yah, berarti kita nggak bareng dong."

Sepasang sahabat itu berhenti sesaat untuk menyapa Felix dan Changbin yang duduk bersama di bagian E, sebelum Jisung berhasil menemukan bangku F1 yang terletak persis di hadapan mereka.

"Gue duluan ya Seung. Kalau misalnya lo butuh apa-apa langsung chat aja," Jisung melambaikan tangan mungilnya yang diikuti oleh gestur serupa.

Selepas merapihkan koper dan mendudukkan diri, Jisung pun memejamkan kedua matanya. Kepalanya terasa sedikit berat, mungkin karena semalaman ia tidak bisa tidur saking semangatnya ingin berjalan-jalan.

Meskipun begitu, ketika dirinya baru saja berhasil berenang menyelami alam mimpi, kehadiran sosok individu lain di bangku F2 berhasil mengembalikan sisa-sisa kesadarannya.

"Tidurnya yang benar, Sung," sapa Lee Minho yang tanpa aba-aba memposisikan kepala Jisung untuk bersandar pada bahunya. "Perjalanan ke Nice masih panjang, nanti pusing pas bangun."

"E-eh... Kak Minho?"

Yang lebih tua hanya mampu terkekeh geli.

"Kalau begini caranya sih, kayanya gue makin nggak bisa tidur," cibir Jisung dengan debaran jantung yang semakin tidak karuan.

Tawa Minho semakin kencang. "Dari dulu lo memang selalu se-frontal ini, ya?"

"Kenapa? Kak Minho nggak suka?"

"Suka," geleng Minho cepat. "Gue makin suka."

"Ekhem!" Sahut Changbin dan Felix bersama, sukses membuat Jisung dan Minho salah tingkah hingga ia tak sengaja menabrak jendela.

"Yang, kamu ngerasa panas banget nggak sih?" Felix mengedipkan matanya ke arah Changbin, membuat Jisung ingin sekali memukul laki-laki seumurannya itu.

"Iya, panas," Changbin mengibaskan kaos hitamnya lebay. "AC-nya belum dinyalain, ya?"

"Lo berdua pasangan aneh," Minho menggelengkan kepalanya canggung, sebelum beralih mengambil air minum dari dalam tas.

"Lebih aneh lagi orang yang dekat tapi nggak jelas hubungannya apa," perkataan Changbin yang jauh lebih frontal sontak membuat Minho tersedak.

"Udah yang, kasian. Lihat deh, mereka berdua mirip kepiting rebus."

"Sekali lo ngomong tangan gue langsung melayang ya, Lix," timpal Jisung penuh emosi.

"Uuuh, Mama takut!"

Menyenderkan kepalanya kembali pada bahu Minho, Jisung berusaha kembali terlelap sembari yang lebih tua mulai menyibukkan diri membaca buku. Jika ia tak salah melihat, judulnya I Want to Die But I Want to Eat Tteokbeokki.

Sialan Lee Felix. Lebih sialan lagi Seo Changbin.

Sial, kenapa bahu ini terasa sangat nyaman? Dan mengapa laki-laki itu menyukainya?





P A R I S   I N
T H E   R A I N





Berbeda dengan stasiun Gare de Lyon yang luas dan megah, stasiun Nice-Ville justru memberi kesan yang hangat layaknya sebuah pelukan.

Setelah Minho membagikan itinerary kepada seluruh siswa, hari pertama mereka akan dihabiskan dengan mengistirahatkan diri di hotel, menikmati karya seni di Musée d'Art Moderne et d'Art Contemporain, lalu ditutup dengan makan malam bersama di salah satu restoran seafood pada pinggir pantai Promenade des Anglais.

"Hari kedua mana?" Tanya Jisung sambil membolak-balikkan flyer yang ia dapat. "Kok nggak ada?"

"Free time. Nanti kita bakal diantar ke setapak kota tua Vieux Ville buat jalan-jalan. Sorenya, kalian akan dikasih arahan terkait tugas yang akan dikumpulkan sebagai final project. Kalau nggak salah dengar sih, karya seni yang terinspirasi dari kota ini. Untuk hari ketiga, selesai sarapan kita langsung balik ke Paris," jelas Minho panjang lebar.

Jisung mengangguk paham, tak ingin bertanya lebih jauh akan penjabaran Minho yang cukup jelas.

Sambil berjalan menjauhi stasiun, sorot mata Jisung terlepas dari milik Minho dalam rangka mencari Kim Seungmin, meskipun pada akhirnya ia tidak berhasil menemukan figur sang sahabat.

"Kalau lo mau nyari Seungmin, anaknya tadi udah masuk duluan ke dalam bus," lanjut Minho sebelum Jisung bisa bertanya.

"Kok lo bisa tau segalanya?" Decak laki-laki itu kesal.

"Satu, dia duduk di bagian depan kereta. Dua, lo lupa kalau gue jadi tour guide selama program ini?"

"Oh... iya. Benar."

Yang lebih tua mendengus malas.

"Kalau begitu, lo duduk bareng sama gue aja di bus terakhir. Kayaknya semua kursi di bis pertama sama kedua udah penuh," Minho mengambil alih koper Jisung dan berjalan melewatinya menuju kendaraan yang ia maksud.

"Bentar," henti Jisung cepat dengan keberanian yang entah ia dapatkan dari mana. "Kak Minho ngomong kayak begini karena Seungmin beneran udah masuk dan nggak ada sisa kursi, atau cuma akal-akalan aja karena pengen duduk sama gue?"

Tubuh Minho seketika menegang, membuat senyum yang terpancar di wajah Jisung semakin melebar.

"Ng... nggak tau! Dua-duanya!" Minho melemparkan koper Jisung asal pada sang pemilik, sebelum masuk terlebih dahulu ke dalam bis terakhir.

Seperti yang dikatakan Felix sebelumnya, wajah laki-laki itu kini benar-benar semerah kepiting rebus yang akan mereka santap saat makan malam nanti.

"Gilaaa, gue beneran gila!" Teriak Jisung yang segera berlari menyusul Minho.

Astaga, Tuhan.

Kalau begini caranya, apa saja yang mungkin terjadi selama liburan mereka tiga hari ke depan?









Author's Note

————————

Selamat hari Kamis! Jangan lupa jaga kesehatan
dan selalu hati-hati dimanapun kalian berada, apa
lagi sekarang musim hujan 🥰🥰

paris in the rain | minsungWhere stories live. Discover now