Yeji kira ada apa, ternyata orang tuanya berkunjung lalu berakhir ngasih ceramah panjang lebar.

Sumpah, mending dia ngeteh sama guru BK daripada ngehadepin dua sosok dewasa yang suka ngatur ngatur hidupnya dengan alasan masa depan padahal di sisi lain mereka gak pernah peduli sama sekali.

"Iya ma."

Tapi begitulah, karena statusnya sebagai seorang anak, Yeji jadi gak punya banyak hak untuk mengutarakan pendapat atau keinginannya. Gadis tersebut harus tunduk di bawah kuasa orang tua.

"Dan juga papa akan minta kakakmu untuk nyuruh guru guru yang lain buat ngawasin kamu secara khusus."

Denger ucapan barusan, sontak aja Yeji melotot protes.

Apa apaan itu? Apakah semua hal tadi belum cukup mengekang bagi mereka?

Itu juga, bukannya nolongin, sang kakak malah pura pura sibuk sama dokumen di hadapan. Beliau emang gak mau ikut campur sama apapun yang terjadi di keluarga. Dia udah memiliki kehidupan sendiri.

"Tapi pa-"

"Yeji gak seburuk itu!"

Ucapan sang gadis langsung terpotong, suara ribut ribut dari luar seketika mengalihkan perhatian.

"Jangan sudutin Yeji lagi!"

"Dia itu ketua terbaik yang kita punya."

Mama dan papanya Yeji saling pandang, sukses ngerasa kebingungan sama kericuhan yang terdengar kian keras.

Sementara itu di sisi lain, sosok bermata tajam tersebut sontak terdiam dengan raut terkejut. Dia kenal suara barusan, jangan bilang-

Tap tap tap....

"Mau kemana kamu?"

Gak peduli sama teriakan orang tuanya, Yeji langsung lari keluar dari ruangan lalu mematung ketika ngeliat keadaan di sana.

Beberapa siswa siswi keliatan berkumpul membentuk orasi, tentu aja mereka adalah fujo sama fudan sekolahan. Bahkan pasangan pasangan yang sempet Yeji comblangin juga ikut hadir.

"Sorry lama, tadi kita perlu waktu buat ngumpulin mereka." Lia selaku orang yang paling deket dengan gadis cantik tersebut, langsung ngulas senyum menenangkan sambil ngebenerin letak tali toa yang menyampir di pundak.

Sumpah, Yeji ngerasa terharu.

"Apa apaan ini?!"

Ngeliat para muridnya yang berkumpul di sana, sang kepala sekolah lantas ikut keluar lengkap dengan raut wajah yang keliatan gak enak. Kayaknya beliau sedikit murka saat ini.

Mama sama papa Yeji juga dateng karena penasaran sama keributan yang terjadi, lalu di detik selanjutnya, mereka sontak melongo pas ngeliat keberanian anak anak muda zaman sekarang.

"Yeji udah banyak ngebantu kami selama ini." salah satu siswi membuka suara, ya meski di detik selanjutnya langsung sembunyi di belakang barisan gara gara dipelototin sama kepala sekolah.

"Bahkan dulu dia rela ngubur kotoran anjing make tanah biar gak ada orang lain yang nginjek."

Eee harusnya itu gak bisa dibanggakan sekarang. Yeji ngelakuin hal tersebut juga demi pengalihan perhatian biar gak dicurigai pas ngemata matain Chanbaek.

"Berkat Yeji, kami bisa menemukan cinta tanpa peduli sama pandangan orang lain."

Yang bersuara barusan adalah pasangan gay yang sempet dibantu oleh gadis tersebut. Mereka awalnya ragu dan takut sama respon orang orang, namun berkat dorongan dari Yeji, akhirnya mereka berani untuk mencoba.

Mijit kening pusing pas makin banyak siswa yang bersuara, sang kepala sekolah lantas ngehela nafas panjang sebelum akhirnya berdiri di hadapan murid muridnya.

Keributan ini mulai menarik perhatian, bahkan beberap guru dan staff sekolah ikut melirik penasaran.

"Diam kalian!"

Hening.

Mereka langsung kicep lantaran takut sama aura yang dikeluarkan oleh sosok petinggi sekolah.

"Ini urusan keluarga saya, saya harap kalian semua tidak ikut campur."

"Tapi-"

"Dan juga kenapa kalian masih di sini? Bukankah bel masuk sudah berbunyi. Kalian mau saya berikan surat drop out?"

Mati kutu, satu persatu dari mereka langsung bubar pas dapet ancaman ultimate dari pria tampan tersebut.

"BUBAR BUBAR!"

Dengen intruksi barusan, para pelajar itu langsung lari kalang kabut karena gak mau ditandain sama kepala sekolah.

Ryujin, Jisung sama Minho juga ikutan cabut. Perjuangan mereka hanya sampai sini.

"JANGAN SALAHIN KAMI PAK, SALAHIN YEJI AJA."

Denger teriakan barusan, yang punya nama seketika melotot kaget lalu mencebik setelahnya.

Baru aja ngerasa terharu, tapi sekarang malah dijatuhin lagi.

Hingga pada akhirnya, yang masih tersisa hanya Lia seorang. Gadis tersebut keliatan haha hehe, jalan ngedeket lalu main salim gitu aja ke kakaknya Yeji.

"Hehe maaf pak. Tadi cuma bercanda aja."

Selesai sungkem, siswi tomboy itu lantas belarih ke arah sang ketua lalu nepuk pundak temennya sekilas.

"Sorry Ji, tapi gue gak mau ortu gue dipanggil sama pihak sekolah. Lo berjuang sendiri ya sekarang."

Dengan cengiran tanpa dosa, Yeji kemudian ngelepas toa yang dia bawa, sampirin talinya ke pundak gadis bermata tajam tersebut lalu langsung ngacir setelahnya.

Kesetiaan mereka hanya sampai sini.

Ngeliat kepergian anggotanya, Yeji kemudian ngehembusin nafas panjang.

"Hahh...ada ada aja."

Tapi gak ayal, seulas senyum langsung terbit di bilah tipis tersebut.

Meski setelah ini dia bakal lebih dibuat tertekan, tapi semua itu udah gak masalah karena sekarang Yeji tau, dirinya gak sendirian.

Meski setelah ini dia bakal lebih dibuat tertekan, tapi semua itu udah gak masalah karena sekarang Yeji tau, dirinya gak sendirian

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

To Be Continue


Tertanda, 23/01/2021

Bee, hmm sepertinya aku harus update lagi

Crazy Fudan [Minsung] ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα