Bundanya Nakal

11.9K 1.2K 115
                                    

15. Kuy Martabak!



***

Mark menggenggam tangan Jeno erat, melangkahkan kaki ke dalam ruangan berdekorasi mewah nan glamour. Kini, mereka berdua berada diacara bisnis perusahaan, dengan inti Mark yang akan diangkat menjadi direktur utama perusahaan— menggantikan ayahnya.

Juga sampingan menjadi acara pesta pemberitahuan kehamilan Jeno yang memasuki usia dua minggu. Semua orang mengucapkan selamat kepada Mark dan Jeno, rasanya berbahagia sekali keduanya telah menjadi orang tua.

Badan Jeno agak limbung jika Mark tidak menangkapnya, pergeseran lautan manusia itu membuat Jeno sedikit pusing. Untung saja tangan Mark yang stay berada dipinggangnya menangkap dengan cepat.

"Hati-hati. Lebih baik kita duduk dulu." Mark berbisik mendekati telinga Jeno, mengapit lengan pria yang tengah hamil itu ke sudut, menjauh sebentar dari para kerumunan orang-orang.

Jeno meletakkan bokongnya dikursi yang telah disediakan, mengedarkan pandangan mata ke seluruh ballroom, mencari-cari di mana letak prasmanan berada. Ya kalau lagi acara begini, perut nomor satu— tipikal Lee Jeno banget.

Sengajain ga makan sore tadi untuk bisa makan sepuasnya. Tapi Jeno tau adab juga lah, orang baru mulai masa makan duluan. Jeno diam aja untuk sementara waktu sebelum melancarkan aksinya mweheuheu :v

Pembukaan acara oleh MC sedang berlangsung, lalu lanjut dengan tahapan acara berikutnya. Jeno yang liat keadaan kondusif dan boleh makan, langsung aja bangkit mau melipir ke etalase prasmanan.

"Mau kemana? Disini aja, bentar lagi acara inti." Mark mencoba merapatkan tautan tangan mereka agar Jeno tidak pergi.

Jeno mendongak dengan pipi gembilnya,
"Prasmanan, bentar aja janji. Ga ke mana-mana kok."

Mark mengekori Jeno bagai anak kucing mengikuti induknya. Bagi Mark sih gitu, tapi kalau bagi Jeno ini Mark kayak om-om pedo ngikutin loli, Jeno kan kiyis-kiyis comel eungg (◕ᴗ◕✿)

Jeno membawa makanannya ke meja VIP khusus untuk petinggi perusahaan, udah ga ketampung lagi sampai Mark ikut bantu bawain. Jeno melahapnya sendiri dengan ganas, Mark meringis ngeri, orang hamil maklum lah ya hormonnya kenceng banget.

"Awas gendut lo."

Jeno menghentikan suapan yang akan masuk ke mulutnya yang membuka lebar. Apa Mark bilang tadi? Gendut? Seorang Lee Jeno bakalan gendut? Jeno bete, lalu mendorong cup cinnamon roll yang tersedia lima cup di meja.

Jeno menundukkan kepalanya, bener juga sih apa yang dibilang Mark. Semenjak hamil, nafsu makannya seperti kuli, alias kalau makan membabi buta. Jadi sedih Jeno tuh, dia usap perutnya yang tidak ada lagi enam tonjolan, malah digantikan dengan perut buncit menggembung.

"Yaudah buang aja itu," ucap Jeno datar.

Nah loh Mark, si bumil ngambek nih.

Mark yang melihat perubahan mimik wajah Jeno membuat hatinya berdebar, aduh salah ngomong dia. Jeno ga memberikan atensinya pada makanan yang jelas-jelas aromanya menggelitik perut, malah fokus dengan benda persegi berlogo apel tergigit ditangannya.

"Eng-engga gitu maksudnya sayang, makan aja nih." Mark menyodorkan cup cinnamon roll, tetapi Jeno memalingkan muka tak menerimanya.

So ... We Marriage? [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang