Sungcham mulai menatap Yujin dengan tatapan serius, "Lo udah tau kan separah apa sakit Jihoon, lo juga udah faham gimana kondisinya. Ya sekarang tinggal lo siap apa enggak ngejalanin semuanya sama dia, susah seneng bareng sama dia. Semua keputusan ada di hati lo Yujin."

Yujin mulai berfikir keras, dia mulai meyakinkan hatinya apa keputusan yang harus dia ambil, hingga dia tidak akan menyesal nantinya.

"Dan gue kasih tau ke elo satu lagi, lo harus siap dengan kemugkinan terburuk Jihoon, suatu saat nanti entah kapan waktunya bisa aja Jihoon ninggalin kita duluan."

Yujin mengangguk mengerti, ia kemudian meneguk sisa minuman yang ada di kaleng yang ia pegang.





Sungchan yang melihat Yujin sedang sibuk berkelana dalam fikirannya memutuskan untuk meninggalkan Yujin melanjutkan pekerjaannya tadi.

Perasaannya terasa aneh, ia seperti tidak rela Yujin menjatuhkan hatinya pada Jihoon, tapi pada kenyataannya dia terlambat, Jihoon mendahuluinya, meminta Yujin menjadi miliknya.

Sungchan merasa dirinya bodoh, selama ini hanya menyembunyikan perasaannya pada Yujin, dia tidak memiliki keberanian sama sekali.

"Ahh.." Karena ngelamun, tidak sengaja Sungchan tersayat pisau cutter yang sedang ia pegan.

"Kenapa Chan?" Mendengar Sungcan, Yujin langsung tersadar dari lamunannya kemudian menghampiri Sungchan.

Cairan merah pekat menetes dari salah satu jari Sungcahan.

Yujin langsung mengambil tisu dan plaster dalam tasnya untuk mengelap darah yang mengalir dari jari Sungchan, "ati - ati dong Chan, gimana sih lo bisa kena Cutter segala!"

Yujin memegang tangan Sungchan untuk memasang plaster.

Sungchan dengan segera menarik tangannya, "sini gue sendiri aja yang pasang!"

Yujin kembali menarik tangan Sungchan, "ih udah sini gue pasangin! Gak usah ngeyel deh! Mau kayak Jihoon jadi tukang ngeyel?" Yujin memasang plaster ke jari Sungchan yang terluka, sedangkan Sungchan hanya diam.

"Udah. Lain kali ati - ati donk Chan!"

"Iya iya." Sungchan menjawab datar.

"Kebiasaan ih jawabnya cuek banget, bilang makasih kek, apa kek!"

"Makasih Ahn Yujin."

"Sama - sama Chan jutek. Yaudah minta lily putih satu donk, gue mau ke rumah Jihoon."

Dengan berat hati Sungchan mengabilkan satu tangkai lily putih kemudian diberikan kepada Yujin.

Setelah mendapat bunga kesukaan Jihoon, Yujin langsung berpamitan dan pergi mengendarai mobilnya menuju rumah Jihoon.




























Setelah beberapa saat mengetuk pintu rumah Jihoon, Jihoon keluar dengan pakaian sudah rapi.

"Lo udah baikan?"

"Udah kok, makasih ya udah dirawat kemarin."

"Upahnya mana?"

Jihoon memonyongkan bibirnya ke arah Yujin.

"Apaan sih Ji?!"

"Katanya minta upah?"

"Ihh, gak jadi!"

"Hehehe"

"Udah rapi mau berangkat ke sullrye?"

"Iya, mau bersih - bersih udah dua hari gak buka takutnya pada kotor semua."

be ill | Park Jihoon ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora