33. Covert Plan

381 45 20
                                    

Taehyung kembali ke kamarnya, dalam kepalanya ada banyak hal yang ia pikirkan. Tentang Seokjin, tentang Jungkook, Jimin, Johnny, timnya, bahkan sampai mendiang kedua orang tuanya.

Setelah sekian lama ia tak memimpikan ayahnya, kali ini mimpi itu kembali hadir sebagai bunga tidurnya.

Tanpa sadar pipinya sudah dibasahi oleh air mata. Kenangan itu begitu membekas dalam ingatannya. Peristiwa yang menjadi alasan dirinya menggeluti dunia detektif. Namun peristiwa itu juga yang membuatnya mengalami stres hingga ia harus menjadwalkan dirinya bertemu dengan psikiater.

Taehyung segera menghapus air matanya saat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok yang menjadi target utamanya.

"Baby? Kau menangis?"

"Aniya, Hyung." Taehyung memasang wajah murungnya.

Seokjin menghampiri Taehyung yang kini memeluk bantalnya.

"Ada apa?"

"Aku bermimpi buruk. Karena Hyung tak ada di sampingku, aku mencarimu ke ruanganmu. Aku melihatmu sedang menghubungi seseorang, jadi kupikir bukan hal yang baik jika aku mengganggumu."

Seokjin memandangi Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan, namun setelah itu ia langsung membawa Taehyung dalam pangkuannya.

"It's okay, baby. Itu hanya mimpi, kau aman dalam dekapanku, sayang."

Taehyung menenggelamkan wajahnya di leher sang dominan. Berusaha mendalami peran walaupun keadaannya tidak begitu baik.

"Seharusnya kau tak perlu sungkan untuk masuk dan langsung katakan saja padaku jika ada sesuatu yang mengganggu tidurmu. Tadi itu hanya Jungkook, aku hanya memberitahukan apa yang harus ia kerjakan pagi nanti."

Taehyung mengangguk, gumaman pelannya tak terdengar jelas karena teredam di leher Seokjin.

"Baiklah, sekarang ayo kembali tidur." Seokjin dengan mudah memosisikan Taehyung pada ranjangnya.

"Hyung, apa boleh hari ini aku berangkat bekerja? Jika di rumah saja aku akan bosan." Taehyung memainkan jemarinya yang kini berada di dada bidang Seokjin.

"Bukankah aku sudah katakan, kau tak perlu bekerja, sayang."

"Tapi aku rindu Jiminie dan Jeonghanie. Kalau aku bekerja, aku tak perlu kesepian di sini dan tak perlu bosan menunggumu pulang." Ia menggunakan nada merajuk, untuk membujuk Seokjin agar mengizinkannya bekerja.

"Kalau begitu, kembalilah tidur. Besok kita berangkat bersama." Final Seokjin.

"Yeay, terima kasih, Hyungie~" satu kecupan mendarat di rahang tegas Seokjin, sementara pelakunya langsung menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan yang lebih tua. Memejamkan matanya sambil menggumam selamat malam.

Seokjin hanya diam membiarkan pria cantik yang menjadi obsesinya terbang menuju alam mimpinya.

.

.

.

Jeonghan rasanya ingin memberikan Taehyung ceramah panjang lebar saat pagi ini ia melihat ketuanya sedang duduk di kursinya sambil mengobrol bersama Jimin.

"Yak, Neo! Kim Taehyung, astaga kenapa rasanya sudah lama sekali aku tidak melihatmu, padahal hanya kemarin saja kau tidak masuk. Mereka bilang kau ijin sakit? Sakit apa, eoh? Apa kau sudah baik-baik saja? Atau kau masih perlu istirahat?"

"Astaga, eomma. Aku hanya jatuh di kamar mandi, lalu datanglah serigala berbulu domba yang melarangku untuk meninggalkan tempat tidur, sampai dia berhasil membuat ramuan yang terdiri dari jantung naga, air kehidupan dari tujuh telaga, dan juga darah unicorn. Geez, jangan berlebihan, Hanie."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVIL'S ALLURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang