duke side (2)

92 12 2
                                    

Konichiwa minna!!!
Pada kangen sama author kowai satu ini tidak!!!
Maaf minna akhir-akhir ini tangan author kebas karna kebanyakan ngetik, jadi author menunggu tangan author baik-baik saja!

Arigatou minna telah membaca cerita yg gaje ny 11 tingkat










Setelah kepergian (name), Erwin di hantui perasaan bersalah dan dosanya.

Ia mulai mengerti bahwa apa yang ia lakukan semenjak awal itu tak benar.

Membunuh hanya karna hasrat dan perasaan sesak? Kenikmatan sesaat? Rasa berdosanya lebih besar sekarang.

Erwin memegang jantungnya yang mulai sesak dengan kesal.

Walau ia sudah bermain biola untuk mengobati rasa sakitnya, ia tak bisa lagi.

Tapi Erwin ternyata tak bisa membohongi dirinya. Ia sudah ketagihan membunuh dan melihat darah. Ia merasa masih ingin melakukannya.

Bahkan ia dapat mengakui bahwa ia juga ingin melakukannya pada orang yang ia cintai. Ia masih belum rela (name) pergi darinya.

Erwin sempat kaget mengetahui Levi ke kediamannya.

Awalnya ia menolak bertemu Levi, tapi karna Levi berisi keras Erwin memperbolehkannya masuk.

"Ha! Bangsawan keparat, jawab dengan jujur apa yang kau lakukan pada (name)?" Tanpa basa-basi Levi langsung bertanya.

Erwin hanya terdiam.

Levi sangat kesal dan mengeluarkan belati dari sakunya, Levi seakan memang berniat membunuh Erwin.

"Tenanglah, akan ku jelaskan." Jawab Erwin.

Levi malah mendekatkan belatinya pada leher Erwin.

"Kalau kau memang mau membunuhku, tolong lakukan dengan cepat. Ayo lakukan." Perintah Erwin.

Tangan Levi mulai bergetar.

"Kau mulai ketakutan..." lirih Erwin merendahkan Levi.

"Tch! Kau salah! Aku benar-benar marah dan ingin mengakhiri hidupmu!" Bentak Levi.

Erwin hanya terdiam sambil mengamati gerak-gerik Levi.

Levi menguatkan kembali pegangannya dan benar-benar berniat mengakhiri hidup Erwin.

Kepala pelayan masuk membawakan teh dan membuat Levi menaruh lagi belati ke sakunya.

"Aku perlu penjelasan dulu." Dercih Levi.

Erwin menyesap teh nya dan sedikit terdiam. Akhirnya ia sama sekali tak menyesap tehnya. Berbeda dengan Levi ia tampak menikmati teh dan langsung meneguknya habis.

Dengan jujur, Erwin menjelaskan semua yang terjadi padanya dan (name), bahkan ia jujur soal ia membunuh banyak orang dan memperlihatkan jurnalnya.

Levi berdecih.

"Sebagai polisi aku akan menangkapmu sekarang." Dercih Levi.

"Baiklah itu jalan terbaik untuku. Cepat lakukanlah waktumu tak banyak." Jawab Erwin mantap.

Erwin ingin tahu seberapa kuatnya Levi sekarang.

Kepala Levi mulai pusing, badannya pun melemas.

"Keparat! Kau meracuniku..." bentak Levi lemas.

Kepala pelayan berjalan ke dekat Erwin.

"Sir anda sudah terlalu jujur padanya." Kepala pelayan mengeluarkan pisau.

"Aku tak berniat membunuhnya, aku sudah puas membunuh ayahku. Lagipula itu bukan racun..." Jawab Erwin.

Levi yang masih setengah sadar kaget dengan pembicaraan Erwin dan kepala pelayan tersebut. Dia sekarang mencap Erwin sebagai bajingan.

To Far Where stories live. Discover now