Introgasi

121 16 2
                                    

Mike mepersilahkan (name) mendekati penguntitnya.

(Name) menatapnya kebingungan karna (name) sama sekali tak mengenalinya.

"Aku sudah mengintrogasinya sedikit, tapi ia tak mau jawab sama sekali. Bahkan ia tak mau menjawab namanya sendiri. Aku sedikit melakukan kekerasan padanya." Mike berjongkok dan menampar orang di depannya.

"Bangun! Jangan memaksaku melakukan kekerasan di depan wanita." Teriak Mike.

Orang tersebut menyeringai sambil menatap (name).

"Aku harusnya membunuhmu tadi...aku dapat menembakmu tepat jantungmu...." lirihnya.

(Name) jadi agak takut.

"Tak apa (name), lanjutkan coba tanyakan sesuatu." Perintah Mike.

(Name) berjongkok di depannya lalu memegang lukanya.

"Kau tak apa kan?" Tanya (name).

Mike kaget karna (name) malah memperhatikan lukanya.

"Bodoh jangan sok peduli!" Teriak orang itu.

Karna kesal (name) langsung menjewernya.

"Di kasih hati ngak mau! Maunya apa?!" Bentak (name).

"Mampus!" Lirih Mike dalam hati.

"Kau mati." Jawabnya singkat.

"Kenapa kau melakukannya?" Tanya (name).

Dia hanya terdiam sambil menyeriangai.

"Ku hanya peringatkanmu saja, kau dalam bahaya. Aku melakukannya terpaksa." Jawabnya.

"Oleh siapa?"

"Aku tak bisa menyebut namanya. Anakku sakit, aku di beri bayaran cukup untuk pengobatan anakku. Tapi saat aku baru mengambilnya, anakku telah meninggal. Aku ingin membatalkannya, tapi tak bisa. Aku jadi kesal dan memburumu."

"Kenapa tak bisa?"

"Orang yang menuduhku mengancamku untuk memfitnahku. Aku tau aku tak salah, tapi kalau dia mau pasti mudah-mudah saja menjebloskan ku dalam penjara."

Mike sedikit menyeringai.

"Ha! Apa dia orang penting?" Tanya Mike.

Orang itu mengangguk.

"Tak salah lagi kemungkinan besar ia adalah bangsawan. Benarkan?" Tanya Mike.

Sekali lagi orang itu mengangguk.

"(Name) apa kau punya masalah dengan seorang bangsawan?" Tanya Mike khawatir.

(Name) sedikit berfikir.

"Ku rasa ada satu tapi...apa benar kau di perintah oleh perempuan?" Tanya (name) sambil berjongkok di depan orang tersebut.

"Iya betul, maafkan aku, aku tak punya pilahan lain. Kau boleh menghukumku." Jawab orang itu.

(Name) terseyum manis.

"Aku tak akan menghukummu. Aku mengerti saat kau begitu ketakutan kau kira hidupmu berakhir di penjara. Jauh di dalam kau orang baik bukan? Dulu ada seseorang menyelamatkan dengan cara ini. Jadi aku juga ingin kau bisa memperbaiki dirimu."

Orang tersebut tercegang.

"Maafkan temanku kalau dia berlebihan." Lirih (name) sambil terkekeh.

"Tidak apa, aku pantas..." lirihnya.

"Biarin (name) dia mengaku dia pantas." Bentak Mike jengkel.

"Hush Mike!" Peringatan (name).

Mike langsung terdiam lagi.

To Far Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang