★ sepuluh.

2.7K 377 49
                                    

"JAKEE!!"

Minju menghampiri tubuh Jake yang sudah terkapar tak berdaya dipertengahan jalan. Kepalanya mengeluarkan banyak darah, yang berarti bocor. Pipi, rahang, dagu, menimbulkan luka lebam akibat benturan pada aspal. Ditambah dengan pecahan kaca mobil yang menancap pada tangan dan pipi sebelah kanannya. Minju berteriak histeris sembari memanggil-manggil nama Jake.

"Jake!"

Tangannya menggoyangkan pundak Jake, berharap bahwa Jake masih punya sedikit kesadaran. Kemudian sorot matanya beralih pada Sunghoon, pemuda itu malah melamun menatap keadaan yang barusan terjadi tepat didepan matanya.

"Park Sunghoon! Lo mau diem doang disana kayak orang tolol?! Bantuin Jake!" Teriak Minju.

Sunghoon tersadar, ia segera berlari menghampiri Minju. Lalu mengangkat tubuh Jake menuju mobil miliknya yang terparkir dipinggir jalan.

"Gue bawa mobil," Sunghoon melemparkan kunci mobilnya, dan ditangkap oleh Minju dengan sempurna.

Mereka bertiga─ ralat, berdua, segera berlari kearah mobil Sunghoon. Minju membuka pintu mobil bagian penumpang dengan cekatan, menyuruh Sunghoon segera membaringkan tubuh Jake didalamnya.

"Ayo, cepet! Kalo bisa ngepot!" Ucap Minju setelah masuk kedalam mobil, memangku kepala Jake diatas pahanya.

Sunghoon tidak menanggapi, ia segera menyalakan mesin mobilnya dan mulai menancap gas menuju rumah sakit terdekat. Berharap semoga sampai tepat waktu.














































****

"Punten, mang─ maksudnya, pak! Tolongin adek saya!"

Minju sedikit berteriak memanggil satpam yang berjaga didepan pintu masuk rumah sakit. Sang satpam memanggil suster yang berjaga, kemudian beberapa suster datang sambil mendorong hospital bed.

"Tolong baringkan pasiennya disini, pak." Titah salah satu suster.

Sunghoon menurut, ia membaringkan tubuh Jake disana secara perlahan. Sudah seperti menaruh suatu benda berharga yang mudah pecah atau rusak.

Minju dan Sunghoon sama-sama berlari mengikuti Jake yang dibawa menggunakan hospital bed, hingga sampai didepan pintu ruangan UGD.

"Tolong, berusaha yang terbaik." Pesan Sunghoon sebelum Jake dibawa masuk menuju ruang UGD.

Ia menyenderkan tubuhnya pada dinding disampingnya, mengusap wajahnya dengan kasar. Rautnya terlihat sangat frustasi.

"Sunghoon,"

Panggilan Minju barusan membuat atensi Sunghoon beralih, "Apa?" Sahutnya.

"Jake.. Kenapa bisa ketabrak?" Tanyanya dengan nada sedikit bergetar.

Sunghoon terdiam seribu bahasa, pikiran-pikiran bahwa semua ini adalah salahnya mulai terlintas. Namun, bagaimana cara memberi tau semuanya dengan jelas tanpa ada kesalah-pahaman? Oh, jadi inilah yang dirasakan Jake sebelumnya.

Ia terus terdiam, kalut dengan pikiran miliknya sendiri. Hingga Heeseung datang dengan tergesa-gesa kearah mereka berdua.

"Woy! Adek gue gimana?!" Tanyanya, yang sangat tersirat akan nada ke-khawatiran.

"Belum tau, dia baru masuk." Jawab Minju.

Heeseung menggeram, "Kenapa bisa gini?!"

Minju tidak menjawab, dia akan membiarkan Sunghoon yang menjelaskan semuanya. Karna dia sendiripun sebenarnya tidak tau apa alasan Jake bisa berakhir tertabrak mobil dan masuk rumah sakit.

"Hoon," Panggil Heeseung.

Sunghoon memejamkan matanya, kemudian menghela nafas gusar. "Gue sempet cekcok sebentar, kita sama-sama kesulut emosi. Mungkin dia gak fokus karna bener-bener emosi─"







BUGH!

Heeseung meninju rahang Sunghoon. Pukulannya tidak main-main, bisa membuat Sunghoon langsung tersungkur akibat satu pukulan saja.

"Pasti lo yang bikin dia kesulut emosi!" Terkanya dengan nafas memburu.

Sunghoon mengusap ujung bibirnya yang robek, mengeluarkan darah. Dia tidak menjawab, hanya mengangguk dengan samar sebagai balasan atas terkaan Heeseung.

Heeseung hendak melayangkan pukulannya untuk kedua kalinya, namun kali ini ditahan oleh Minju. "Ini lagi dirumah sakit! Gak usah bikin keributan! Kalo mau ribut lagi, nanti aja dirumah! Pause dulu," Ucapnya.

Tak disangka ternyata Heeseung menurut, dia menjauhi Sunghoon. Bersandar pada dinding yang berlawanan dengan Sunghoon.

Mereka bertiga hening selama beberapa menit, hingga terdengar tanda-tanda bahwa pintu UGD telah dibuka. Menampakkan seorang dokter yang keluar dari dalam sana.

"Gimana, dok?!" Tanya Heeseung.

"Sebelumnya, maaf. Kami sudah berusaha yang terbaik.."


































































🙏🏻🙏🏻🙏🏻

ꗃ. nuteezla,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora