★ enam.

3.2K 446 65
                                    

Jake terkesiap, terkejut akibat bisikan dan tiupan yang diberikan oleh Sunghoon. "No!" Jawabnya sambil menjauhkan tubuhnya dari Sunghoon.

"Makanya bangun, laper gak?" Tanya Sunghoon.

Jake mengangguk, "Iya, laper! Mau hokben!" Jawabnya dengan riang. Padahal ia baru bangun, namun energinya cepat sekali terkumpul.

"Eh jangan, happy meal aja!" Lanjut Jake.

"Delivery ya,"

Jake menggeleng ribut, "Mau makan disanaa!" Bantahnya.

"Udah malem, delivery aja." Balas Sunghoon.

"Ihh, Sunghoon mah gitu..."

Tubuh Jake merosot kebawah, wajahnya ikut ditekuk sedih. "Jahat!"

Sunghoon yang melihat itu mengendikkan bahunya, jari-jemarinya menekan aplikasi delivery makanan. Sedikit acuh terhadap Jake yang sekarang malah tidak bisa diam disampingnya.

"Udah dipesen." Celetuk Sunghoon.

"Tau ah! Males! Pengen beli truk!"

Jake mengambil remote TV dan menyalakannya, mengalihkan seluruh atensinya pada layar persegi panjang yang menampilkan film spongebob dihadapannya. Kedua alisnya setia menukik kebawah, bibirnya mengerucut sebal.

"Masa gitu aja ngambek?" Tanya Sunghoon dengan nada meledek.

"Berisik!" Balasnya garang.

"Baperan banget─"

"Diem, ih! Gue lagi fokus nonton!" Sela Jake sambil menepuk paha Sunghoon.

"Nonton kartun terus, kayak anak kecil."

"Biarin! Daripada lo, nontonnya adegan erotis terus!" Balas Jake.

"Anjing, mainnya buka kartu." Protesnya.

"Nahkan, ketauan! Nanti gue bilangin ke mamah!"

"Jangan gitu lah, cepu amat."

"Bodo amat! Emang gue pikirin?"

Sunghoon berdecak sebal, memikirkan cara supaya Jake tidak membocorkan hal tersebut. "Main yuk," Celetuknya.

"Hah? Main apa?" Tanya Jake.

"Truth or Dare. Kalo mau main kuda-kudaan juga boleh," Jawab Sunghoon.

"Kuda-kudaan?" Otak Jake masih loading,

"Ngew─"

"Oh, anjing! Stop! Main ToD aja!" Sela Jake dengan cepat.

Sunghoon tertawa kecil, "Emangnya kenapa kalo main itu?" Tanyanya dengan nada menggoda.

"Gila aja! Gue sama lo kan sama-sama cowok! Siapa yang ditusuk gue tanya?!"

"Lo," Jawab Sunghoon dengan singkat.

Jake menunjuk dirinya sendiri, "Gue?" Tanyanya memastikan.

Sunghoon mengangguk, "Iya, lo. Shim Jaeyun alias Jake, udah rinci?" Jawabnya.

"In your dream!" Balas Jake.

"Udahlah, ayo main ToD." Lanjutnya.

"Ayo, kita suit. Yang kalah bakal dapet Truth or Dare duluan. Dan juga, kalo misalkan lo kalah duluan, lo gak boleh bocorin persoalan yang tadi ke mamah. Deal?"

Sunghoon mengulurkan tangannya, menunggu keputusan dari Jake. Pemuda itu mengangguk sembari memgembangkan senyumnya, "Deal!" Jake menjabat tangan Sunghoon.

"Satu, dua, tiga!"

Mereka berdua mulai suit. Hasil putaran pertama ini; Jake yang mengeluarkan gunting, dan Sunghoon yang mengeluarkan kertas. Otomatis, Jake-lah yang memenangkan putaran pertama ini.

"Yes! Siap-siap aja bakal gue bocorin!" Jake mengangkat kepalan tangannya keudara, lalu menatap Sunghoon sambil tertawa lepas.

"Nasib punya temen cepu," Ucapnya dengan datar.

"Hehe, Truth or Dare?" Tanya Jake.

"Masih awal, Truth aja." Jawab Sunghoon.

Jake nampak berpikir selama beberapa saat, kemudian menjentikkan jarinya diudara. "Lagi suka sama siapa?" Jake menanyakan pertanyaan yang pasaran.

Sunghoon terdiam, kemudian menatap Jake dengan lekat. "Kenal Minju kelas dua belas? Ah, maksudnya kak Minju." Jawab Sunghoon.

Jake menjetikkan jarinya, "Tau banget! Kok kita samaan?!"

"Maksudnya? Samaan gimana?" Tanya Sunghoon bingung.

"Gue juga suka kak Minju," Jawabnya cepat.

"Waduh, berat nih."

Jake tertawa, "Lumayan! Yuk dilanjut dulu. Gue pilih Dare,"

Sunghoon nampak berpikir, kemudian memasang senyum misterius. "Gimana kalo kita bersaing, buat dapetin kak Minju. Bersaing secara sehat, yang duluan bisa jadian atau bikin kak Minju jatuh cinta, keinginannya bakal dipenuhi selama seminggu. Nah, kalo yang gagal, bakal dapet hukuman. Setuju?" Tawar Sunghoon.

Kening Jake berkerut, "Taruhan maksudnya? Gak ah!" Tolaknya spontan.

"Ya bukan taruhan lah, kita kan lagi main ToD. Anggap aja ini Dare juga buat lo," Sunghoon menjelaskan.

Jake nampak menimang-nimang hal yang ditawarkan Sunghoon─ ah, maksudnya Dare yang diberikan olehnya. Apa akan baik-baik saja? Jatuhnya ini sudah seperti taruhan, dan mungkin nantinya gadis itu akan berpikiran bahwa dirinya hanyalah dijadikan sebagai bahan taruhan.

"Lo.. Yakin? Bukannya terlalu ketebak kalo pakai cara ini?" Tanya Jake. Nadanya tersirat akan keraguan.

"Yakin, kak Minju pasti gak bakal sadar." Jawab Sunghoon dengan yakin, berbanding terbalik dengan Jake sekarang ini.

Jake terdiam, merutuki kepalanya yang barusan mengangguk menyetujui tawaran Sunghoon. Bodoh, pikirnya.

"Yaudah, kita mulai semuanya besok." Ucap Sunghoon dengan nada gembira.

Sementara pemuda didepannya hanya mengangguk untuk kedua kalinya, sekarang isi pikirannya adalah 'gue gak boleh kalah dari Sunghoon.' itu sekarang, tak tau jika nanti.

Setelahnya, bel rumah Sunghoon berbunyi, menandakan kedatangan seseorang kerumahnya. Ternyata itu adalah sang kurir pengantaran makanan, kedatangannya membuat kedua pemuda yang sudah kelaparan menjadi sangat senang.

"Lumayan, buat tenaga besok pdkt,"








































adakah yang kangen sama book SungJake ini? <33

ꗃ. nuteezla,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Where stories live. Discover now