"Sepertinya aku harus mengaku padamu, lagi pula kamu pasti sudah melihat ruangan rahasia itu! Kamu benar, Hugo. Aku... Seorang psikopat!" Lanjut Denzel.

Tatapan tajam semakin Hugo layangkan pada Denzel, ia kemudian menarik kerah baju Denzel seraya berkata "Jangan-jangan kamu juga membunuh ayahku! Kamu-"

Denzel menepis tangan Hugo dengan kasar. Kemudian ia menjelaskan jika bukan dirinya yang menghabisi nyawa ayahnya.

"Jangan bohong, sialan!" Pekik Hugo tak percaya.

"Aku hanya membunuh wanita. Aku menghabisi nyawa korban ku dengan memenggal kepala mereka, bukan menyayatnya. Saat ini aku sedang mencari pembunuh yang bersembunyi di belakangku! Hugo, bekerjasama lah denganku!" Ajak Denzel.

Mendengar perkataan Denzel, membuat tatapan tajam Hugo kini sedikit memudar. Sepertinya pria dingin itu mulai percaya dengan ucapan Denzel.

























🔪☠️☠️🔪


























Kelas telah berakhir. Denzel dan Aaron tengah berjalan di koridor kampus, hendak pulang ke rumah masing-masing.

Suasana kampus masih dalam keadaan duka, sebab kedua mahasiswinya menjadi korban psikopat gila tersebut. Tapi tak ingin terus larut dalam kesedihan, mereka berusaha untuk bangkit kembali.

"Ah sialan! Gara-gara Dwynee dan Bella di bunuh, suasana kampus jadi seram begini!" Ucap Aaron yang menunjukan ekspresi wajah yang begitu gelisah.

"Aku takut jika psikopat itu akan menghabisi nyawaku," lanjut Aaron.

Denzel menoleh ke arah Aaron sambil tersenyum, ia pun berkata, "Kamu tenang saja, psikopat itu hanya akan membunuh wanita."

"Sungguh? Dari mana kamu tau?" Tanya Aaron.

"Bukankah korban yang di temukan selama ini semuanya wanita?" Jawab Denzel sekaligus bertanya.

Aaron hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Denzel. Tapi dari raut wajahnya menunjukan jika Aaron masih berpikir keras.

"Oh iya! Aric bilang padaku jika ia dan Brian akan secepatnya menemukan psikopat itu," kata Aaron memberi tau.

Denzel tersenyum miring, "sungguh?"

"Benar! Sekarang Aric tau caranya menemukan psikopat gila itu," jawab Aaron.

Denzel terhening sesaat, ia berpikir bagaimana jika ucapan Aaron adalah benar. Apakah kedua detektif itu benar-benar tau cara menemukan dirinya? Bagaimana jika iya?

"Bagaimana caranya?" Tanya Denzel.

Aaron mengangkat kedua bahunya, "Tak tau, Aric tak memberi tau ku."

"Hei! Ayo kita bertanya padanya!" Ajak Denzel.


















🔪☠️☠️🔪























Saat ini Aaron dan Denzel berada di rumah sakit, menemui kedua detektif itu untuk menanyakan tentang penyelidikan mereka.

Aric dan Brian datang ke rumah sakit guna mengambil beberapa sempel korban dari ahli forensik. Kedua detektif itu sekarang berada di ruang otopsi bersama Viny dan Delvin.

"Jangan ganggu aku, dasar bocah!" Keluh Aric pada Aaron dan Denzel.

"Fokus saja pada kuliah kalian, jangan urusi penyelidikan kami," Brian menambahkan.

"Aku hanya ingin tau, bagaimana cara kamu akan menemukan psikopat itu! Ayolah... Beri tau aku!" Pinta Denzel yang sedari tadi memohon.

"Lihat saja nanti. Aish.... Kamu ini kenapa? Aric, ayo kita pergi." Ajak Brian.

Aric dan Brian lalu hendak meninggalkan ruang otopsi, tapi Denzel terus menghentikan mereka, meminta pada mereka untuk memberi taunya tentang penyelidikan tersebut.

Denzel terus memegangi tangan Aric, ia tak akan melepaskannya sebelum Aric dan Brian memberi taunya.

"Lepaskan aku, Denzel! Aku harus segera pergi ke kantor polisi!" Pinta Aric, detektif berusia 27 tahun itu kemudian menghempaskan tangan Denzel. Ia pun lalu segera pergi, begitu juga Brian.

Kini di ruang otopsi hanya ada Aaron, Denzel, Viny dan Delvin.

"Pergilah, bocah! Kamu tak ada wewenang untuk berada di sini!" Suruh Viny dengan ketus.

"Baiklah," ucap Aaron. Ia pun kemudian berjalan hendak keluar dari ruangan itu.

Denzel menoleh ke arah Viny, tatapan tajam terus ia layangkan pada wanita tersebut.

"Kenapa kamu menatapku?!" Tegur Viny.

Melihat sahabatnya masih terdiam, Aaron lantas menarik tangan Denzel untuk segera pergi dari ruang otopsi.




Tbc

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Where stories live. Discover now