Ten

1.1K 150 11
                                    

24 Desember 20xx, pukul 18.42 JST

Gemerlap lampu bagaikan bintang yang menerangi jalan kota yang ramai. Semuanya tersenyum bahagia. Sang gadis berjalan menyusuri jalan kota yang ramai. Ia ingin berjalan-jalan sebelum live di Yumenosaki dimulai.

Matanya tertuju ke arah anak kembar berbeda kelamin yang sedang lari-larian. Senyum di wajah polos mereka mengingatkannya dengan dirinya dan nii-chan dulu.

Kakinya kembali melangkah dibawah pohon yang penuh oleh lampu kelap kelip. Natal tahun ini sangat meriah. Melihat senyum orang-orang yang berpapasan dengannya membuat (name) ikut merasakan kebahagiaan mereka.

"Mungkin setelah live selesai, aku akan mengajak nii-chan keliling kota"

Seketika ia mengingat sesuatu, kado natal! Ia melupakan itu. (name) berusaha berfikir apa yang harus ia berikan untuk kado natal tahun ini. Matanya terpaku ke dalam kaca sebuah toko, lebih tepatnya ke arah jam tangan hitam yang dipajang. Kakinya melangkah memasuki toko tersebut, setidaknya ia memiliki hadiah natal untuk nii-chan nya.

Bel toko berbunyi saat (name) membuka toko. Seorang pelayan datang menghampirinya.

"Irasshaimase~ ada yang bisa saya bantu nona?"

"Aku ingin jam itu, sekalian dibungkus dengan kotak kado"

Jari telunjuk (name) mengarah ke jam tangan yang menarik perhatiannya saat diluar toko tadi.

"Selera anda sangat bagus nona, ini adalah jam Orient keluaran terbaru edisi terbatas yang hanya dibuat 5 unit. Walau penampilannya simple tapi harga nya tidak seperti penam-"

"Cepat bungkus, waktu ku tidak banyak"

"B-baik nona"

Pelayan itu segera membungkuskan jam itu. (name) tidak peduli berapa harganya lagipula jam Orient edisi terbatas paling tidak harganya tidak melebihi 100.000 yen(12.529.000 rupiah) dan ia memiliki uangnya. Setelah pelayan tersebut selesai membungkus jam itu dengan rapi, (name) membayar jam itu dengan kartu kredit nya.

"Terima kasih dan silahkan datang kembali nona"

"Ya"

Kaki jenjang (name) berjalan kembali ke Yumenosaki lebih tepatnya panggung besar Yumenosaki(lupa namanya).

~~~

Ramai nya orang membuat (name) kesulitan masuk ke dalam. Tiba-tiba (name) menabrak seseorang berseragam Yumenosaki.

"Osis?"

Gumaman (name) membuat orang tersebut berbalik. Mata light green dibalik kacamata tipis itu menatapnya tajam.

"Kau adiknya Sena?"

"Ya"

"Masuklah dari pintu belakang panggung, Knights ada disitu"

"Arigatou etto-"

"Hasumi Keito"

"Arigatou Hasumi-san"

(name) berlari kecil ke belakang panggung dari jalan samping yang ditunjuk oleh Keito. Keito menatap punggung kecil gadis itu sampai menghilang dibelokkan.

"Mereka sangat mirip"

~~~

Izumi menatap jam di HP nya dengan tatapan khawatir karena sang adik belum juga kembali. Tadinya ia mengizinkan (name) berjalan-jalan di kota karena sepertinya ia bosan tapi sampai live akan dimulai pun, (name) belum kembali.

"Kemana anak ini?"

"Tenanglah Izumi-chan~ (name)-chan bukanlah anak kecil yang mudah tersesat"

"Nacchan benar, (nickname)cchan pasti datang sebelum live dimulai"

"Kakak mana yang tidak khawatir kalau adiknya tidak kembali tepat waktu?"

"APA (NAME) DICULIK?"

Bukannya menenangkan, Leo malah membuat Izumi semakin khawatir.

"Onee-sama tidak mungkin kidnapped"

"Tapi-"

Suara ketukan pintu memotong perkataan Leo. Izumi berjalan membukakan pintu. Seorang gadis bersurai gray berdiri didepan pintu tersebut dengan nafas yang tidak beraturan.

"Darimana saja kau?"

"Jalan-jalan"

"Lama sekali?! Live sebentar lagi akan dimulai!"

"Makanya aku berlari kemari!"

"S-sudah-sudah kalian berdua jangan bertengkar"

Arashi berusaha menengahi kakak-adik itu, kalau dibiarkan mereka akan adu mulut tanpa henti.

(name) masuk ke dalam lalu duduk disamping Ritsu yang sedang rebahan di sofa dengan wajah ditekuk. Padahal ia datang sebelum live bukan setelah live tapi tetap saja dimarahi Izumi.

"(name) (name) apa kau tadi diculik uchuujin?"

(name) menatap Leo malas. Mood nya sedang tidak baik tapi malah diajak bercanda.

"Tidak"

"Yah ku kira (name) diculik uchuujin"

"Leo-kun mau aku diculik uchuujin?"

"TIDAK!"

"Ousama jangan berteriak!"

"Sena juga berteriak!"

Sepasang tangan memeluk perut (name). Ia tau kalau pelakunya adalah Ritsu. Kepala Ritsu tiduran di pangkuannya.

"Pangkuan (nickname)cchan hangat~ elus kepalaku dong~"

(name) hanya menurut dan mengelus surai hitam Ritsu. Izumi yang melihat itu menatap Ritsu dengan tatapan tajam tapi dibalas senyuman mengejek dari Ritsu.

'Aku dipangku oleh adikmu loh, Secchan~'

~~~

Sampai jumpa di next chapter~

Twins?Where stories live. Discover now