107 17 0
                                    

"Jungkook! Aku ingin memakan es krim!" Seru Jimin dengan semangat, namun Jungkook memilih untuk menolak dengan keras keinginannya. Jimin merenggut tak senang dengan jawabannya

"Ayolah!" Serunya

Jungkook meliriknya, "tidak!" Tekannya

Jimin semakin merenggut kesal, ia sudah bebas dari rumah sakit dan makanan menjijikannya, ingin kembali merasakan asam manis dari makanan-makanan yang dulu pernah ia makan.

Jimin menunduk sedih, menatap kearah gerobak es krim tak jauh dari mereka berdiri, Jungkook melihat wajah sedihnya tak bisa untuk tidak menghela nafas kasar.

"Tunggu disini" perintahnya, Jimin melihatnya bingung ditambah ketika Jungkook mulai berjalan kearah gerobak es krim itu, Tentu saja seketika sebuah harapan muncul dihatinya

Memperhatikan Jungkook yang berbicara dengan tukang es krim dan tak lama membawa dua cone es krim, Mata Jimin seketika berbinar, ia langsung bertepuk tangan dengan semangat.

Mereka memandang taman yang sepi itu dengan bahagia, saling bergandeng tangan dan tertawa bersama seolah mereka dibawa kembali kedalam masa lalu bahagia mereka.

"Jungkook aku ingin kembali menari" ujar Jimin, ia mendongakkan kepalanya menatap langit, Jungkook menoleh kearahnya

"Baiklah.... mari kita menari bersama" ujarnya dengan senyuman hangat. Ia akan mengabulkan permintaannya, permintaan kekasihnya apapun itu jika bisa membuatnya tertawa dan tersenyum.

"Benarkah?!! Apakah tak apa?!"

Jungkook terkekeh dan mengangguk, ia mulai mengulurkan tangannya kearah kepala Jimin dan mengusak kepalanya dengan gemas.

***

Disebuah apartemen mewah, suara lagu merdu terdengar didampingi dengan tawa dan kebahagiaan didalamnya, Jimin tertawa dengan kebahagiaan dengan tubuh yang bergerak didalam pelukan Jungkook mengikuti alunan musik yang merdu

Ia bahagia karna diijinkan untuk menaru kembali meski sebagian kekuatannya memerlukan bantuan Jungkook, namun ia sangat bahagia

Mereka menari diruang tamu dengan bulan yang menyinari mereka lewat kaca jendela besar. Tarian mereka dimalam hari sangatlah indah ditemani oleh para bintang dan juga bulan seolah-olah mereka ikut menari bersama mereka.

"Terima kasih Jungkook" ujarnya dengan bahagia. ia mulai menyandarkan dirinya kedada Jungkook. Alunan musik mulai melambat dan gerakan mereka perlahan menjadi semakin tenang dan lembut.

Jungkook mengalungkan lengannya dipinggang Jimin, mengecup keningnya dengan lembut. Sebelum akhirnya ia menyadari nafas berat pria dipelukannya. Ia melirik dan melihat wajah tertidur Jimin yang tenang, tersenyum melihatnya

Ia segera langsung mengangkat tubuh tertidur Jimin dengan bridal style. Jimin sempat mengerang namun tak lama ia kembali tenang setelah merasakan aroma yang tak asing. Ia mengusak wajahnya kedada Jungkook layaknya seekor kucing dan kembali tertidur dengan tenang.

Jungkook terkekeh melihatnya dan membawa Jimin menuju kamar mereka, Apartemen mereka sudah jarang mereka gunakan karna mereka menghabiskan waktu penuh mereka dirumah sakit. Ia melihat kamar dimana dulu selalu ia dan Jimin sempat tempati, biasanya kamar ini akan terasa hangat namun kini hanya ada rasa hampa dan dingin.

Ia menghela nafas

Ia mulai memasuki kamar mereka, dan mulai menidurkan tubuh Jimin keranjang dengan lembut dan hati-hati seolah-olah Jimin adalah benda yang sangat mudah rapuh.

Ia tersenyum begitu lembut melihat wajah tenang Jimin, ia terlihat sangat indah dengan ketenangan diwajahnya dan akan terlihat sangat menggemaskan ketika ia sedang kesal atau marah.

Jungkook mengusap sayang kepala Jimin lalu mengecupnya dengan lembut.

Ia yakin mulai malam ini suasana sepi dan dingin diapartemen mereka akan menghilang dan tergantikan dengan kehangatan yang sempat menghilang.

***

hari itu semakin dekat dan Jungkook selalu membantu Jimin untuk menari, baik ditempat tinggal mereka maupun dirumah sakit. Jungkook akan selalu mengabulkan permintaan Jimin untuk menari bersamanya. mereka seolah kembali ke masa remaja mereka. seolah mereka masihlah anak remaja yang sehat dan dalam masa jatuh cinta. 

kala itu wajah Jimin tidak sepucat sekarang, wajahnya sangatlah bersemangat. tawa selalu terdengar setiap kali Jimin menari didepan Jungkook memperlihatkan tarian-tarian yang ia ciptakan sendiri, terkadang akan menarik Jungkook untuk menari bersamanya atau bahkan Jungkook sendiri yang akan ikut bergabung. kegiatan menari telah menjadi kegiatan kesukaan keduanya, namun setelah Jimin jatuh sakit kegiatan itu sudah mereka kubur dalam-dalam 

Jungkook masih ingat kala itu seseorang melihat mereka menari dan menjelekkan mereka. Jungkook kala itu hanya seorang pemuda lembut yang masih takut terhadap penilaian orang lain. Jiminlah yang dengan berani berdiri didepannya dan menegur orang tersebut. 

Jungkook tak akan melupakan saat itu, mengingatnya membuat Jungkook merasa ingin tertawa 

"apa yang kau tertawakan?" tanya Jimin berwajah pucat dan tersenyum lembut padanya. ia terlihat tampan dengan pakaian formalnya dan rambutnya yang rapi membuat Jungkook sedikit linglung melihatnya. 

Jimin menggerakan kursi rodanya untuk mendekat kearah Jungkook yang sudah bersiap-siap 

"membungkuklah" ujar Jimin, Jungkook menurutinya dan dengan penuh perhatian menatap wajah Jimin yang fokus merapikan pakaiannya. ia tersenyum, ini akan selalu menjadi kebiasaan Jimin untuk merapikan pakaiannya. 

Jimin menepuk pelan pundak Jungkook lalu tersenyum 

Jungkook memberikan kecupan dikeningnya, lalu berjalan kebelakang Jimin untuk membantunya mendorong kursi roda Jimin. 

"apa kau siap?" tanya Jungkook 

"Hm, aku siap" balas Jimin 

Jungkook tersenyum cerah dan segera mendorong kursi roda Jimin keluar dari tempat tinggal mereka menuju acara yang sudah Jimin nanti-nantikan

二零二二年 一月 三日

ONLY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang