112 21 0
                                    

Jungkook kembali meneguk segelas alkohol, sudah 3 botol ia habiskan namun ia belum juga merasa puas dan merasa jika amarahnya tidak kunjung teredam

Matanya memerah mengingat kembali perkataan Jimin sebelumnya, tidak menyangka jika pria itu akan menyerah begitu cepat.

Jungkook mengepalkan tangannya, menggertakan giginya dan kembali meneguk segelas lagi

"Oh...? Kapten Jeon?" Panggil seseorang, Jungkook mendongak dan melihat pria tampan dengan lesung pipi diwajahnya, ia sangat jelas mengenalnya

"Kolonel Kim?" Panggilnya sambil menyipitkan matanya, sebelum mengangguk padanya meyakinkan jika dugaannya benar, Namjoon melihat meja Jungkook yang kacau sama seperti Jungkook.

Ia menghela nafas kasar, tahu siapa yang menjadi penyebab pria itu seperti ini, ia menawarkan diri untuk menemaninya, lagipula ia juga berencana untuk sedikit memuaskan diri disini dan sedang tidak memiliki teman untuk diajak berbicara.

Jungkook mengangguk dan membiarkannya untuk duduk didepannya, memanggil pelayan untuk membawakan satu botol bir lagi. Namjoon menerimanya dengan senang hati dan mereka memulai pembicaraan mereka dengan topik tentang pekerjaan mereka, sesekali akan menertawakan kenangan lucu mereka ketika mereka masih anak baru didunia militer. 

tak lama setelah pembicaraan itu Namjoon meneguk sebelum menatap Jungkook dengan serius "jadi ada apa denganmu dan Jimin? aku jarang sekali melihat kalian bertengkar" tanyanya dengan nada serius. Jungkook terdiam dan kembali menuangkan bir kedalam gelasnya lagi, matanya kosong menatap kearah gelas yang terisi.

"ia ingin menari diacara militer kembali" 

Namjoon menukik alisnya bingung, "lalu? bukankah terakhir kali kau menyetujuinya dan bahkan bahagia karnanya?, lagipula Jimin memiliki bakat menari bukan?" 

Jungkook menghela nafas mendengarnya, Jimin sangat menyukai menari, selain keluarganya yang sudah tiada. dihatinya hanya memiliki Jungkook dan bakat menarinya, seolah bakat itu sudah menjadi bagiannya yang tidak bisa ia lepaskan begitu saja. 

Ia mengangguk "namun, keadaan Jimin semakin memburuk, ia tidak diijinkan untuk melakukan suatu hal yang melelahkan, aku tak ingin ia kenapa-napa. itu hal yang paling menakutkan bagiku" 

Namjoon membelakkan matanya terkejut, sekarang ia paham mengapa Jungkook terlihat begitu frustasi hanya karna permintaan Jimin saja. 

"apakah sudah tidak bisa disembuhkan?" 

Jungkook menghela nafasnya kasar dan menggeleng sebagai jawabannya.

Namjoon terdiam dan berpikir keras, ia sejujurnya tahu betapa besar cinta Jungkook pada Jimin, mereka sama-sama tidak memiliki siapapun yang mereka sangat percaya dan mulai bergantung satu sama lain. 

"Jungkook...." setelah terdiam lama, akhirnya Namjoon memilih untuk mengutarakan pikirannya pada pria didepannya, Jungkook menatap Namjoon dengan raut wajah kacau dan lelah, tidak seperti Kapten berwibawa yang selama ini memimpin perang dan memenangkan perang berkali-kali. 

"Bagaimana jika kau mendengarkan permintaannya?" 

"apa maksudmu?"

Namjoon menarik nafas sebelum ia berbicara, ia tidak pernah segugup ini sebelumnya. ia adalah seorang kolonel yang tentunya sudah menghadapi banyak hal berbahaya, dan juga berperang lidah dengan banyak orang hebat diluar sana, namun entah mengapa jika ia membahas tentang Jimin bersama Jungkook ia hanya akan berakhir dengan perasaan gugup untuk memulainya. 

"Bagaimana jika kau mengabulkan permintaannya? bukankah Jimin akan merasa bahagia?"

Jungkook terdiam mendengarnya 

ONLY✔Where stories live. Discover now