Kakak

394 63 11
                                    

Reader POV

.
.
.
.
.

Setelah ayah nya Hinata keluar, gua samperin Takemichi lalu duduk di depannya

"Aku harus bagaimana.. (Name)-san.." - Takemichi

Pake nanya, ya serah elu lah goblok

"Kamu sayang sama Hina tidak?"

"Sangat.. Aku sangat sayang Hina.. Aku cinta sama Hina.." - Takemichi

"Kau ingat apa perkataan Hina yang dimasa depan?"

"...." - Takemichi

"Besok adalah hari dimana kamu mencampakan dirinya, meninggalkan dirinya tanpa kejelasan dan menyakiti hatinya"

"Tapi jika aku tidak putus dengan nya, aku akan membawa dirinya masuk ke dalam masalah ku" - Takemichi

"Aish"

Gua berdiri terus ambil dia cangkir yang ada di meja tersebut lalu lap meja nya

"Memang nya dari awal kau tidak membawa Hina untuk memasuki masalah mu?"

Takemichi cuman diem. Ya gimana ya, Takemichi lagi di dalam keadaan 'Dilema', dia bingung harus berbuat apa. Berat sih, tapi mau tidak mau harus diputuskan sesegera mungkin

"Bayangin, baru tadi Hina bilang 'aku mencintai mu' dan besok nya kau langsung putuskan dia? Namanya lu jadi laki laki kontol yang mainin hati cewek "

Gua langsung pergi dari meja Takemichi terus kembali kerja lagi. Beberapa menit kemudian Takemichi baru keluar dari Kafe dan pas itu juga gua selesai kerja

"(Name)-chan, you didn't bring a thick jacket, is it okay to go home on foot?" - ??

"I'm fine, I'm used to the cold weather, after all my house is close anyway"

Yup, gua boong. Apartemen gua rada jauh dari sini. Cuaca nya juga dingin banget. Tapi entahlah, gua lagi pingin ngerasain dingin cuaca hari ini

Sebelum ngerasain dingin yang sebenernya

_________________________________________

Normal POV

(Name) berjalan di tengah kerumunan. Cuaca dingin jujur membuat (Name) kedinginan. Namun dirinya berusaha untuk menahan dingin tersebut dan menjadikannya sebagai sebuah kesenangan

Enggan untuk pulang terlebih dahulu, dirinya memilih untuk mengelilingi pusat kota tersebut dan melihat lihat dari luar restoran

Ada yang makan bersama keluarga, teman atau juga pasangan. Merayakan ulang tahun, kemeriahan musim dingin, dan lain lain

(Name) yang melihat dari kuat hanya tersenyum sendu, membayangkan bisa bersama keluarga nya, membuat kembali memori indah yang sudah lama dirinya tak buat.

Apalah daya sekarang (Name) hanya hidup sendirian. Semua hal itu hanya angan angan belaka yang mungkin tak akan menjadi nyata. Tetap menjadi harapan tanpa kepastian nyatanya

(Name) terus berjalan dan akhirnya menemukan taman yang sepi. Karena dirinya lelah, (Name) memutuskan untuk duduk di ayunan. Sambil mengayunkan dirinya sedikit dan menikmati pemandangan di depannya

"Telfon temen aja kali ya" - (Name)

Saat dirinya sudah membuka layar ponsel nya, terlihat pesan dari grup sahabat sahabatnya

Saat dirinya sudah membuka layar ponsel nya, terlihat pesan dari grup sahabat sahabatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Is It Our Future? (Tokyo Revenger X Reader) Where stories live. Discover now