Bab 3: Klub Amor.

84 31 46
                                    

Bab 3: Klub Amor.

"Senor Janus!" teriak Xavier dengan nafas terengah-engah mengejar pria tinggi dengan jubah hitam berlambang kelelawar.

Janus tidak mempedulikan teriakan Xavier. Di dalam pikirannya hanya ada Leo. Ia ingin bertemu wanita itu, tapi Xavier menghambat perjalanannya. Klub Amor yang berada di Negara Shaviel tidak jauh dari Negara Avitoria. Menurut Janus, jarak tempuh kedua negara terbilang dekat karena mereka berdua adalah vampir.

Xavier terus mengikuti dari belakang Janus, sesekali ia harus tersandung akar pohon Pinus di Hutan Lointaine. Sialnya lagi, Janus tidak mau menolongnya dan malah mengatai Xavier lemah.

"Sejak kapan dia menjadi gila? hanya karena wanita?" Xavier bertanya kepada dirinya sendiri.

Selama beratus-ratus tahun hidup bersama dan tinggal di Kerajaan Vallahuela. Baru kali ini, ia melihat Janus tidak waras. Sebelum matahari terbenam, Janus membangunkan Xavier untuk pergi ke klub Amor.

Janus memaksanya berjalan perlahan-lahan menuju pintu belakang Kerajaan Vallahuela agar tidak tertangkap Lord Luther. Padahal, sebelumnya Xavier selalu mengajak Janus untuk pergi ke klub Amor. Namun, pria ambisius dengan wajah putih pucat itu selalu menolak dengan berbagai alasan. Hingga, kemarin Xavier membicarakan Leo-pemain judi Moneda yang terkenal di Benua Elvenior. Janus baru bersedia menemaninya ke klub Amor.

Xavier melihat langit yang gelap gulita, "Apa yang menarik dari wanita itu selain permainannya?"

"Xavier! cepat!" kini Janus berteriak dengan suara lantang hingga burung-burung beterbangan dari sangkarnya.

"Bajingan," Xavier menggeram dengan kesal.

Janus dan Xavier melewati jembatan perbatasan yang menghubungkan Negara Avitoria dengan Negara Shaviel. Di perjalanan yang sepi sunyi, tidak satupun dari mereka yang berbicara hanya terdengar suara langkah kaki.

Setelah, melewati jembatan Janus dan Xavier sampai di wilayah Negara Shaviel. Walaupun, Janus sedikit malu untuk datang ke klub Amor, rasa penasaran dan ambisiusnya lebih dominan. Ia memerintahkan Xavier untuk jalan di depannya. Janus dan Xavier melangkah masuk ke dalam klub ternama di Negara Shaviel. Xavier berhenti di ambang pintu, melihat situasi yang terjadi di Klub Amor. Klub itu begitu luas, terdapat Bar darah di arah barat. Kasino, Moneda dan Biliar di arah timur. Tangga penghubung ke lantai dua ada di arah utara. Di tengah ruangan terdapat lantai dansa untuk menari. Di sebelah selatan para wanita duduk berderet dengan pakaian tipis menunggu penyewa jasa prostitusi.

Janus menatap ke arah timur, tempat permainan Judi Moneda. Ia melihat wanita dengan jubah hitam polos dan topeng yang menutupi area mata. Ia tidak menarik dari segi penampilan, tetapi pemainnya dapat memikat banyak pria.

"Tuan Xavier," wanita dengan rambut panjang melambaikan tangannya ke arah Xavier.

Wanita itu mendekati Xavier dan Janus, "Senang bertemu denganmu, kemana saja kamu selama ini?" tanya wanita yang sedikit gemuk.

"Haha, aku selalu datang kemari. Namun, Bibi Mora yang tidak ada," Xavier terlihat akrab dengan wanita berpakaian hitam ketat.

"Wah benarkah? maafkan aku Tuan. Akhir-akhir ini, aku pergi ke Negara Duran untuk bertemu beberapa pelanggan."

Merasa diabaikan, Janus bertanya kepada Xavier, "Siapa wanita ini?"

"Senor Janus, ini Bibi Mora. Bibi Mora adalah muncikari prostitusi di Klub Amor sekaligus ibu kandung Rizkel dan pemilik klub ini," Xavier memperkenalkan Janus dengan Bibi Mora.

Bibi Mora hendak menyalami Janus, tetapi pria itu mengabaikannya dan mengalihkan pandangan ke arah Leo.

"Bibi Mora, ini Janus dia adalah putra Lord Luther de Mortus. Tolong maafkan tingkahnya yang sedikit menyebalkan," Xavier berbicara dengan suara pelan.

Janus (Projek Fantasi TheWWG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang