15. [ D-Day ] Penyuluhan Bank Sampah

Start from the beginning
                                    

‎ ‎

Setelah Renan menyentuh tanda kirim pada layar room chat ia beranjak untuk mengambil kunci motor miliknya. Saat ini mereka semua tengah bersantai sebab pekerjaan untuk acara penyuluhan besok sudah siap sekitar 80%. Ada juga Hilman dan Sella yang masih asyik dengan kardus-kardus makanan di tangan keduanya.

Renan keluar dari kamar, Hilman yang melihat itu pun mulai bertanya. "Mau kemana lo? Rapi amat."

"Beli kertas buat bahan print. Noh udah mau habis," jawab Renan sembari menunjuk tumpukan kertas yang hanya tinggal setengah.

"Kenapa nggak nitip Karin sama Jendra aja. Mereka lagi ada di luar," sambung Sella.

"Mereka lagi ngurus surat peminjaman, bakal lama ntar. Lagian gue juga nggak ngapa-ngapain. Udah yaa, gue berangkat dulu. Ada yang kalian berdua titipin nggak? Ntar gue mampirin."

Kedua orang itupun bersitatap. Lalu setelahnya menggelengkan kepalanya pelan. "Yaudah, gue berangkat dulu. Jaga posko lo berdua."

Hilman hanya mengangkat jempolnya sekilas. Membiarkan Renan berlalu begitu saja dari hadapannya. Namun saat langkah kaki Renan sudah mencapai tempat parkir sepeda motor, Yesmin muncul dari balik jemuran dengan cengiran lebarnya.

"Ikut dong. Gue gabut nih."

"Ngagetin aja lo," seru Renan sembari memegang dadanya.

"Emang materi presentasi udah lo kerjain?"

"Udah dong, salam pembuka doang, hehehe."

Mendengarnya membuat Renan membelalakkan mata kaget. Sebab acaranya sudah besok. Tapi kenapa Yesmin tak kunjung menyelesaikan tugasnya sekarang?

"Hehehe, becanda elah. Tinggal gabungin sama punyanya si Ajeng. Ngikut boleh nggak nih? Sekalian mampir indoapril yaa. Ada yang mau gue beli."

"Lo tau gue bakal kemana?"

"Nggak, sih. Masa mampirin gue bentar ke indoapril nggak mau. Emang jauh, tapi ayolah, ya, ya, ya, ya. Sekalian nyari udara segar," ucap Yesmin sembari mengatupkan kedua tangannya.

"Yaudah."

"Yess. Bentar, gue sisiran dulu!"

Sepeninggalan Yesmin, Renan mengeluarkan dan memanasi motor tersebut lebih dulu. Tidak butuh waktu lama, perempuan itu sudah datang dengan rambut yang tadinya kuncir kuda sekarang jadi tergerai indah. Tak lupa, Yesmin mengenakan jaket sebab cuaca yang terbilang dingin untuk ukuran siang menjelang sore hari.

"Kenapa nggak dikuncir aja? Ntar rambut lo terbang." Renan menyerahkan helm milik Yusuf.

"Nggak ah, gini aja."

"Padahal kalau dikuncir nggak ribet."

"Gue yang punya rambut, kenapa jadi lo yang ribet?" ucap Yesmin sembari mengerucutkan bibirnya. "Udah, yok, jalan. Keburu sore."

Pada waktu perjalanan, tak banyak yang Renan dan Yesmin bicarakan. Selain karena Renan yang harus berkonsentrasi sebab jalanan yang tidak bisa dibilang baik, Yesmin juga sibuk melihat sekeliling. Hingga netranya tanpa sengaja menangkap dua teman KKN-nya sedang berjalan-seperti menuju ke arah posko.

Yesmin menepuk pundak Renan pelan, "Nan, itu Karin sama Jendra." Merasakan tepukan di balik punggungnya, Renan merotasikan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Yesmin, perempuan itu tampak antusias saat menemukan keberadaan mereka. "Samper dong, Nan."

Renan mengarahkan kemudinya menuju dimana Karin dan Jendra berada, kedua temannya itu terlihat tidak menyadari kehadirannya dan juga Yesmin. Dengan begitu, Renan hanya perlu menekan bel pada sepeda motornya-yang berhasil membuat Karin terlonjak kaget.

Dear, KKNWhere stories live. Discover now