"Aku sudah memeriksa mayat wanita itu. Kematian terjadi jauh sebelum waktu kematian Gu Wen. Kira-kira dia meninggal lebih dari dua hari sebelum dia ditemukan bersama dengan mayat Gu Wen. Jadi bisa dipastikan jika wanita itu hanyalah sebuah pengalihan. Seseorang meletakkan mayat wanita itu disana agar terlihat seolah-olah Gu Wen meninggal karena terlalu bersemangat bermain dengan wanita. Penyebab kematian Gu Wen disengaja." Chu He menjelaskan dengan wajah santai.

"Apa kau mau makan kue?"

Xiao Jinli menopang kepalanya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya meraih sebuah kue dari atas meja, yang entah tidak disadari Chu He ketika dia bangun tadi. Chu He membalas dengan anggukan kepala. Dan Xiao Jinli menyuapi Chu He dan kemudian dia ikut memakan kue itu.

"Kau bisa melanjutkan. Aku akan menyuapiku." Xiao Jinli menegaskan. Dan Chu He kembali melanjutkan penjelasannya.

"Kematian Gu Wen akibat dari dia mengkonsumsi obat kuat yang sudah dicampur dengan tumbuhan dari timur. Itu semacam tumbuhan yang bisa meningkatkan stimulun, akan tetapi dalam dosis tertentu jika dikonsumsi secara terus menerus, efeknya akan menjadi racun yang menyerang ke bagian jantung. Itu biasa di sebut rumput hitam."

"Jadi menurut mu, Gu Shiyi dan Liu Ye adalah tersangka utamanya?"

"Bisa di bilang dia juga pembunuh.?"

"Bagaimana bisa?" Xiao Jinli menyuapkan kembali kue.

"Yang benar saja? Gu Wen menyinggung banyak orang dengan tingkah bajingannya. Ada banyak orang yang ingin membunuhnya. Dan kita hanya menyelidiki nya dalam waktu satu hari. Apa yang bisa kau harapkan selain sedikit informasi itu. Seharusnya aku yang bertanya kepadamu tentang kelanjutan kasus itu kan?!"

Chu He melampiaskan rasa kesalnya dengan menggigit semua kue yang baru saja di suapkan Xiao Jinli. Xiao Jinli hanya tersenyum gemas.

"Baik. Baik. Aku akan menceritakan kelanjutan kasus itu." Xiao Jinli membersihkan remah-remah kue dari sudut bibir Chu He.

"Cih...." Chu He melipat kedua tangannya di atas dada. Dan kembali mengunyah.

"Apa kau ingat apa yang kau baca beberapa hari yang lalu?" Xiao Jinli bertanya.

"Beberapa hari yang lalu?" Chu He mengulang pertanyaan Xiao Jinli, dahinya sedikit berkerut. "Berapa lama aku tertidur?"

"Satu hari dua malam. Dan pagi ini kau baru bangun. Kau terlalu kelelahan. Dan aku sudah meminta tabib untuk memeriksa keadaan mu setelah kita turun dari gunung malam itu. Dan, ahem..."

Xiao Jinli melirik Chu He sebentar sebelum melanjutkan berbicara. Sedangkan Chu He menatapnya dengan aneh.

"Tabib mengatakan tubuhmu terlalu lelah. Dia memberikan obat penenang di dalam dupa. Tapi aku benar-benar tidak menyangka kau akan tertidur begitu lama. Aku masih berada di kota kemarin. Dan kita baru keluar dari kota tadi pagi."

"Apakah aku tertidur begitu lama? Sulit dipercaya. Xiao Jinli, kau benar-benar seperti binatang buas membuatku sampai seperti ini. Hah... Lupakan. Percuma jika aku marah sekarang." Chu He menghela nafas panjang. Xiao Jinli segera merasa bersalah. Melihat Xiao Jinli yang seperti akan menangis, Chu He buru-buru pura-pura batuk.

"Kau bisa melanjutkan cerita mu. Aku akan mendengarkan. Jangan membahas masalah malam itu. Lanjutkan atau aku akan mengusir mu dari dalam kereta."

Melihat bahwa Chu He mengalihkan perhatian, Xiao Jinli kembali berbicara. Walaupun ada ganjalan di hatinya. Akan tetapi Chu He masih belum bisa membahasnya. Jadi biarkan masalah itu di belakang, dia akan membahasnya lagi nanti.

"Waktu itu ada kekacauan di rumah bordil. Dan pengacaunya adalah pemilik rumah bordil."

Dan Xiao Jinli menceritakan semua hingga masalah pengalihan tugas penyelidikan. Hingga dia membongkar identitas nya ketika dekrit kekaisaran tiba. Jadi mereka tidak bisa berlama-lama berada di dalam kota. Semua urusan di serahkan kepada pejabat pemerintah bernama Mo Yuan.

"Aku tidak tahu lagi kelanjutan kasus itu. Aku menarik tangannya dan segera kembali untuk menjagamu." Xiao Jinli mengakhiri cerita.

"Kenapa aku merasa kasus ini sebagai kegagalan ku?"

"Dari awal memang kita seharusnya tidak ikut campur dalam masalah ini."

"Aku tahu. Aku hanya sedikit penasaran."

"Aku tahu."

"Kau pasti mendapatkan masalah karena kasus ini?"

"Ya. Paman kekaisaran memarahi ku karena tidak segera bergegas menuju Qingzhou. Dia bilang jika aku terlalu banyak bermain dan melakukan hal sesukaku."

Chu He memandang Xiao Jinli sebentar. Dan kemudian dia memeluknya.

"Maafkan aku."

Xiao Jinli terkejut. Akan tetapi dia pada akhirnya mengulurkan tangan dan membalas pelukan Chu He.

"Jangan mengatakan maaf. Kau tidak bisa mengatakannya ketika bersamaku."

"Lain kali aku berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak."

"Kurasa kau harus menjadi dirimu sendiri. Aku lebih suka kau yang seperti itu."

Chu He tersenyum di balik pelukan Xiao Jinli. "Pegang kata-katamu."

"Aku akan memegang nya."

"Jadi kita menghentikan kasus dan kembali ke Qingzhou?"

"Ya. Kita tidak bisa menunda lebih lama lagi. Keadaan Qingzhou sedikit kacau."

"Baik. Kita harus membereskan para bajingan di Qingzhou."

Lagi-lagi Xiao Jinli hanya bisa tersenyum mendengar Chu He mengumpat dan berbicara kasar.

*******

[BL] The General and His ForensicsDär berättelser lever. Upptäck nu