Chapter 13: Taktik Licik

Start from the beginning
                                    

"Kau berani menyuruhku?" sinis Lano.

"Tidak, Alpha.. hiks maafkan saya hiks." maid itu menggeleng panik.

"Laksanakan titahku, Beta. Bawa keluarganya kehadapanku!" ucap Lano dingin kemudian berbalik berniat sebelum suara sang maid menghentikannya.

"SAYA TERPAKSA ALPHA, MEREKA MENGANCAM SAYA!"

Senyum miring Lano terangkat. Dapat!

******

"Menurutmu siapa dalang dibalik semua ini Stev?" tanya Lano datar pada Stev yang terlihat berpikir.

"Saya tidak tahu Alpha, karena seingat saya kita tidak memiliki musuh yang kuat." jelas Stev mengutarakan pendapatnya.

Lano memandang Stev datar. "Kita hanya berdua Stev, panggil aku dengan nama Lano!" titahnya yang dihadiahi gelengan oleh sahabatnya itu.

"Maaf, saya tidak bisa!" dibalas dengusan oleh Lano.

"Apakah ada laporan dari warrior yang menjaga perbatasan?"

"Tidak ada, mereka tidak menemukan apapun atau sesuatu yang aneh."

"Mencurigakan!" Lano mengusap dagunya.

Brak

Suara pintu di dobrak paksa mengalihkan perhatian kedua pria itu. Terlihat Nadine yang dengan wajah merah dan nafas yang memburu, sorot mata wanita itu menunjukan khawatiran yang jelas.

"A... Airi."

Belum sedetik, Lano sudah berada di depan wanita itu dan menatapnya khawatir. Kedua tangannya terangkat memegang bahu Nadine menenangkan gadis itu. "Tarik nafasmu, sayang dan bicara dengan jelas."

"Stev, Airi..."

Stev merasakan sesuatu yang buruk saat nama matenya disebutkan Nadine. Serigala yang berada didalam tubuhnya juga bergerak tidak tenang didalam pikirannya.

"Airi diculik!"

Belum sempat Stev bereaksi salah seorang penjaga masuk dengan tergesa-gesa. "Maaf Alpha, lima orang penjaga pintu belakang ditemukan tidak sadarkan diri." jelasnya yang berhasil membuat Lano naik pitam.

"BAGAIMANA BISA?!" murka Lano yang membuat Nadine bergetar ketakutan.

"Kami sedang mencari pelakunya Alpha dan sepertinya yang melakukan ini adalah penculik Nona Airi."

Tangan Stev terkepal menunjukkan buku-buku jarinya yang memutih, matanya juga memburu. Matanya beberapa kali berubah ubah dengan mata serigalanya. Beta itu marah karena matenya diculik orang tidak dikenal.

"Kerahkan beberapa prajurit terlatih untuk ikut mencari Airi!" titah Lano dengan nada tinggi, namun masih sedikit dikurangi karena Nadine meremas bajunya.

"Saya akan ikut mencari, Alpha." izin Stev diangguki oleh Lano.

Lano memegang bahu Nadine dan menatapnya serius yang dibalas tatapan oleh Nadine yang menatapnya khawatir. "Sayang, dengarkan aku. Wilayahku adalah yang paling ketat, karena aku Raja dari segala Alpha dan jika ada yang bisa masuk menembus pertahanan wilayahku, maka dia bukan orang sembarangan."

Tiba tiba jantung Nadine berdetak kencang, bibir gadis itu bergetar takut. "Jadi sekarang pergilah bersama ibumu kekamar Ane. Beberapa orang terlatihku sudah berada disana untuk menjaga kalian. Aku akan membantu mencari Airi."

Nadine menggelengkan kepalanya keras. "Tidak, aku ingin ikut bersamamu mencari Airi."

Lano mendesah frustasi. "Aku tidak ingin kau terluka, sayang. Mengertilah ini demi kebaikanmu." Lano meremas kedua bahu Nadine yang membuat wanita itu sedikit meringis.

Mata Nadine berkaca kaca. "Berjanjilah, kau akan kembali tanpa luka sedikitpun." lirih Nadine yang membuat hati Lano menghangat karena wanita itu menghawatirkannya.

Lano memeluk Nadine erat dan dibalas tidak kalah erat oleh Nadine. Lano mencium rakus wangi tubuh istrinya itu. "Aku tidak akan terluka. Pegang kata kataku!"

******

Stev menelusuri jejak dari bau yang tertinggal dari tubuh matenya. Meski samar tapi Stev masih bisa merasakannya mereka tidak jauh. Nafas pria itu memburu, terlihat sekali jika dirinya sedang diselimuti kemarahan dan kekhawatiran yang tinggi.

"Bagaimana? Apakah kau sudah menemukan keberadaannya?" tanya Lano datar.

Stev menggeleng lemah. "Belum Alpha, tapi baunya masih tercium hanya saja baunya bercampur dengan bau..." Stev menggantung ucapannya dan mengendus lebih kuat. "Vampir." tambahnya.

Sebuah senyuman miring terlihat dibibir Lano membuat terlihat misterius. "Ternyata kau sadar."

Stev sedikit kaget. "Alpha tahu?"

"Sepertinya banyak yang masuk kedalam pack. Karena penjaga tadi bukanlah warewolf."

"Ap...pa?" kali ini Stev lebih kaget.

"Kau lupa jika kita bisa berkomunikasi dengan mindlik. Penjaga itu mengalur waktu dengan tidak memberitahu kita dengan mindlik, atau memang tidak tahu cara mindlik?" jelas Lano dengan senyum miring.

Sial! Lano benar, Stev sepertinya mendadak bodoh karena Airi diculik. Tunggu jika Lano mengetahui di dalam ada banyak yang orang asing, kenapa pria itu memilih untuk membantunya mencari Airi bukannya menjaga pack? Bodoh!

"Alpha, kami menemukan sesuatu!"

******

"Bagaimana dengan tugasmu?" tanya Alfonar pada penyihir hitam yang menjadi kaki tangannya.

Penyihir wanita itu tersenyum menyeramkan. "Sesuai dengan yang kau inginkan, Alpha bodoh itu tidak mengetahui jika didalam packnya sudah aku seludupkan beberapa, orangku yang sudah disamarkan baunya."

Decakan puas terdengar dibibir Alfonar. "Kau akan mendapatkan imbalan yang setimpal, jika aku berhasil menjadikan Angel itu milikku."

"Bukannya kau hanya menginginkan darahnya?" tanya penyihir itu sinis.

"Aku dengar dia sangat cantik, aku akan mempersuntingnya." balas Alfonar senyum miring.

"Lalu istrimu?"

"Aku bosan dengannya."

Penyihir wanita itu memutar bola matanya malas. Dia membenci laki laki yang bisanya hanya mempermainkan wanita, dia tidak suka wanita lemah dan mudah ditindas. Maka dari itu, dia harus kuat agar tidak ada siapapun yang memandangnya rendah.

*****

Konfliknya bakal ringan karena author gak suka yang ekstrim 😅 apalagi yang sad sad... Tapi tenang aja.

Tetep bakal ada ardenalin naik turun emosinya kok

Voment Kalian mood booster ku😘

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Where stories live. Discover now