-Past By-

1.5K 85 5
                                    

「Warning! :」
「Gay」
「B x B」
Mefelz x Moend
「18+? Pluff? Angst?」
「My AU」
「My ship」
「No cepu」
「Enjoy!!!
-///-

===============================

Mefelz mengistirahatkan matanya walau ia memaksakan agar badan dan otaknya bekerja,tapi sang mata tak bisa berbohong bahwa sekarang ia sangat letih dan sudah di batas kesadarannya.

Sejak moend di kabarkan menghilang ia tak bisa berhenti menatap laptopnya untuk mencari keberadaan sahabat kecilnya itu. Moend telah hilang dari hari senin minggu lalu dan begitupula jam tidur mefelz yang sepertinya sudah punah. walaupun memang tak memilki jejak apapun dari kesaksian polisi tapi mefelz yakin bahwa moend masih bisa di selamatkan.

Berawal dari mencari di daerah terakhir di kunjungi, tempat favorit di singgahi, rumah milik moend, hingga ke tempat persembunyian yang nyaman milik moend. Tapi tetap tidak ada bukti yang menyatakan kemana moend hilang.

Mefelz lalu lalang, tak tau mencari ke mana lagi. Ia tak ingin mendengar kabar bahwa moend di temukan secara tak bernyawa.

Suara detik jam yang berjalan sudah bisa Mefelz dengar, membawa mefelz mencari ketenangan yang menuju ke alam bawah sadar. Mata yang berat dan otak yang sudah lelah membuat mefelz terlena ke alam mimpi.

"Felz, lupain aku ya" Ucap moend saat mefelz sudah memasuki mimpinya
"Tapi moend.. Aku gabisa" Sentak ia tak setuju. Sudah 1 minggu sejak kepergian moend, saat sudah datang eh moend malah izin untuk pergi.

"Felz.." Hembusan nafas terdengar ke daun telinga milik pria bersurai hitam itu, membawa sang surai hitam kembali ke kenyataan. Sudah lama ia tak tertidur sepulas itu, bahkan saat ia tidurpun ia tetap memimpikan moend.

Suara telfon rumah berdering, suara bising yang merambas masuk ke telinga sang surai hitam membawa ia kembali dari lamunannya. Ia sadar bahwa ia hanya bermimpi tadi.. "Tapi kenapa sangat nyata" Monolog sang pemilik manik Zamrud itu.

Telfon berdering makin bising, sudah saat nya ia menerima panggilan dari sang penelpon, saat ia menerima panggilan tersebut "Halo?".

"Halo, dengan bapak mefelz?" Ucap sang penelfon di sebrang sana, tampak bahwa yang menelponnya sekarang adalah polisi yang bertanggung jawab atas kasus hilangnya moend

"Iya dengan saya sendiri. Kenapa ya?" Mefelz ragu, walaupun ia tau itu polisi tapi ia tak ingin mendengarkannya berita tragis dari moend.

"Ada beberapa orang yang melihat orang yang persis seperti moend yang menghilang lari ke sebuah rumah tua di sana, kami ingin menindak lanjuti, apakah bapak ingin berpartisipasi?" Ucap sang polisi dengan nada yang tak bisa di jelaskan,seperti sedang senang tapi tergesa gesa.

"Tentu saja." Ucap mefelz final, setelah menutup telfonnya ia pun bersiap siap untuk pergi ke TKP yang di maksud.

"Disini pak rumahnya" Ucap Ibu ibu paruh baya yang mengantarkan mereka masuk ke dalam gang sempit dan rumah tua tersebut.

Terlihat bahwa rumah itu tak ada satupun tanda tanda kehidupan, tapi kalau belum di periksa mereka tak bisa memastikan apakah rumah ini kosong atau menjadi tempat penculikan orang.

Mefelz masuk menggunakan pintu belakang, membawa 1 buah belati dan senter yang ia bawa di tangan kanannya. Mengecek setiap sudut ruangan agar tak ada sesuatu yang tertinggal.

Saat ia masuk ke dalam kamar tidur di lantai 2 alangkah terkejutnya saat ia Melihat moend yang terbaring lemah tanpa memakai sebenang apapun.

Mefelz kaget, ia tak bisa melihat MoenD yang selama ini ia jaga malah terkotori seperti ini, maka dari itu mefelz mengambil selimut yang sudah ia antisipasi untuk ia bawa dan mendekapkan selimut itu ke tubuh mungil milik Moend.

Saat melihat moend hatinya serasa damai, ia sangat ingin menghentikan waktu sampai ia puas menatap seseorang yang seindah ini, manik zamrud nya menerawang lekukan tubuh sang malaikat di depannya ini, tanpa dosa dan tanpa kekurangan apapun moend tercipta dengan sempurna.

Bahkan ia tak tau kenapa Tuhan menciptakan seseorang bisa sangat sempurna seperti moend contohnya.

Ia mengangkat moend ala bridal style, membawa sang malaikat pergi dari rumah yang tak senonoh tersebut, ia pergi meninggalkan rumah kosong itu dengan mobilnya. Menidurkan sang moend di kursi penumpang, dan tak lupa ia juga berterima kasih dengan polisi dan nenek tua yang menuntun mereka agar bertemu dengan moend

"Felz..aku takut" Racau moend saat ia sudah mulai tersadar dari tidurnya "Moend.." Panggil lembut dari seorang mefelz, ia masih tak memaafkan orang yang telah mengambil keperawanan milik moend nya, walaupun sudah di hukum seumur hidup penjara, tapi mefelz masih tak Terima.

"Huh.. Dimana aku, maafkan aku aku ga mau di sakiti lagi" Teriak moend sambil menangis, dokter mengatakan setelah kejadiannya tersebut moend mengalami trauma terhadap seorang gay. Makanya ia perlu di tenangkan oleh mefelz.

"Moend ini aku, mefelz" Tutur lembut mefelz sambil memeluk tubuh mungil moend yang masih ketakutan kalau itu, tapi saat moend sadar ia sedang bersama mefelz iapun melupakan ketakutannya dan memeluk erat mefelz. Ia tak ingin di tinggalkan untuk yang kesekian kalinya lagi.

"Aku akan bersama mu... Moend"

"Jangan takut"

"Semua akan baik baik saja"

.
.
.
End
Kayaknya

Haiiiiiiii

Akira di sini, oiya maaf banget kalau kira ga bisa up secepatnya, jadi beberapa hari ini kira sibuk buat bikin book yang akan di terbitkan oleh penerbitnya

Buku nya tentang kehidupan dan pembelajaran seorang guru
Nah makanya kira  agak susah nulis plot nya, yang kira bisa kan romance gay + 18+ gay. Masa kira nulis begituan buat di jadiin buku

Mana gay lagi
Hadeh..
Nah karna kira merasa bersalah, kira bakalan bikin part 2 ini tapi versi NC atau No Child moment
Alias 18+ yuhu!
Yey
Berdosa bersama.
Fak

Love you kira'ers
♡♡♡
-A

Ff oneshoot BeaconCream x NightD and Mefelz x MoenDWhere stories live. Discover now