Chapter 11- GPA

83 15 1
                                    

Ada pasien partus yang telah datang dari semalam. Menurut perkiraan kelahiran, beliau akan melahirkan sekitar jam 11 atau 12 siang hari ini.

Nama pasien kali ini adalah Ibu Sukma. Dia datang didampingi suami dan enam anaknya yang masih kecil. Sedari pagi, anak-anak ini berisik bukan main. Untung saja, orang tua mereka memesan kamar VIP, enggak, kebayang bagaimana frustasinya ibu-ibu bersalin yang lain.

Tugas koas kali ini dibagi dua kelompok. Tim cowok berada di kamar VIP Bu Sukma. Alasannya sederhana, tenaga kami diperlukan mengawasi anak-anak pasien. Kata kepala ruangan, otot-otot kami cocok melakukan itu, sedangkan tim cewek pergi ke bangsal ranap. Benar-benar diskriminasi gender.

"Moes, gantian gih!" tukas Kai yang sedari tadi menggendong balita dua tahun. Nama dia Rina dan rewelnya minta ampun. Dia tidak mau bermain bersama kakak-kakaknya, memilih untuk digendong sambil ngemil biskuit bayi.

"Ogah! Lo aja gendong sampai mampus. Mending gue main sama anak kedua dan ketiga."

Lala dan Lulu merupakan anak kedua dan ketiga yang dilahirkan Bu Sukma sebagai anak kembar. Anak tertua berusia 12 tahun dan tipe-tipe kakak yang sayang adik. Dia menemani Ibunya di tepi tempat tidur, sementara ayah mereka pergi entah ke mana. Arok dapat jatah menidurkan anak kelima yang berusia satu tahun. Jarak kelahiran mereka terlalu mepet.

Gue saja yang jaga udah stress duluan. Apa lagi si Ibu yang tiap hari mengurus mereka dalam kondisi berbadan dua.

"Aduh, sumpah kalian enggak ada yang mau tukeran? Tangan gue kram nih."

Gue menulikan telinga dan malas tahu dengan Kai. Arok juga melakukan hal serupa. Semua orang cari aman mengenai tugas ini.

"Aduhh, Dokterrrr ... perutku sakitt!!!"

Gue dan yang lainnya mulai kalang kabut dalam ruangan, menenangkan para bocah atau Ibu mereka. Karena gue paling tidak melakukan apa-apa, gue pun berlari kepada kepala ruangan. Lalu kembali dengan beberapa bidan yang sudah siap sedia.

Setelah diperiksa, ternyata hampir terjadi pembukaan lengkap. Dalam proses  melahirkan normal.  Proses kelahiran bayi dilahirkan melalui vagina.

Nah, sebelum persalinan dimulai, umumnya kondisi ini akan diawali dengan kontraksi otot rahim yang diikuti dengan pembukaan leher rahim atau serviks secara bertahap.

Saat pembukaan leher rahim lengkap biasanya leher rahim akan melebar sebanyak 10 sentimeter. Inilah yang disebut sebagai pembukaan lengkap.

Dengan tangkas, pasien pun segera dibawa ke ruang bersalin. Meninggalkan koas dengan enam anak yang menangis ingin ikut ibu mereka.

"Tenang ya?" Gue berusaha membujuk si kembar. "Mamanya mau kasih adek baru lagi. Lulu dan Lala senang, 'kan?"

"Enggak mau! Mau ikut Mama!"

Lala mulai menangis dan meronta-ronta di lantai, Lulu berkali-kali mencoba membuka pintu. Si paling bungsu kembali rewel dan pub. Kai udah terlihat bagai zombie hidup dan Arok, dia terlihat tenang membisikkan sesuatu pada balita yang ia bujuk tidur.

Si sulung pergi, ikut menemani karena ayah mereka belum datang. Gue bisa gila lama-lama di ruang VIP.

"Ayo Lulu, kita main yuk. Ajak Lala ya?"

Eritrosit Pra Klinik (End)Where stories live. Discover now