O5 💫

321 80 23
                                    

Meraup oksigen, silih berganti dengan menguapnya karbondioksida dari naik-turunnya dada bidang si taruna.

Peluh melukis lajur di pelipis tiap sisi kepala.

Gemerlap bohlam di langit-langit ruang latihan cukup memusingkan.

Bangkit dari badan telentang, Wonwoo menyugar surainya sembari menatap teman-teman yang sama saja kelelahan.

Ia mengalihkan pandang lurus pada kaca maha luas yang menampilkan konfigurasi dirinya.

Cukup kacau,

...luar-dalam.

Diraihnya botol plastik setengah isi dengan jemari tremornya.

Menegakkan tubuh, menaruh beban di kedua tapak suku. A, nyeri terasa lagi di uluhati.

"Wonwoo, kemana?"

"...toilet," balasan singkat untuk pertanyaan sang sobat, Kwon Hoshi.

Bohong.

Merogoh tabung kecil dimana butiran-butiran pahit tersembunyi, ia lantas keluar dan menyusuri lorong bangunan.

Jeon Wonwoo, manusia tenang tipikal berpikir dan melihat sebelum bertindak atau bicara.

Itulah sebabnya asumsi si gadis yang kini ada di depan matanya itu salah. Ya, afrodit yang sama dengan hari-hari sebelumnya.

Sudah kali ketiga, ya?

Memang, Wonwoo tak pernah tau jika gadis itu kemarin menganggapnya tersesat di kantor baru.

Wonwoo tak pernah tau alasan rekan sesama idol-nya itu terus berada di ruang yang hendak ia gunakan sendirian.

"I'm sorry."

Dan Wonwoo... tak pernah tau kenapa maaf selalu keluar dari mulut limit bicaranya.

blam

──˚.۰ ♪ ۰.˚──

STELLIFY √Where stories live. Discover now