Orang yang psikopat tidak dapat merasakan emosi. Empati yang ditunjukkan oleh seorang psikopat hanyalah pura-pura, yaitu dengan mempelajarinya dari respons orang lain."

"Psikopat mempelajari semua emosi manusia normal? Itu artinya dia paham betul dengan ilmu psikologi? Lalu bagaimana cara kita membedakan antara psikopat dan manusia normal jika psikopat dapat meniru sikap manusia normal?" Tanya Chloe, salah satu mahasiswi jurusan psikologi.

"Kalian bisa membedakan dari tatapannya. Biasanya, tatapan seorang psikopat saat menatap mangsanya cenderung lebih tajam. Psikopat tak akan melepas tatapannya itu sampai mangsanya lenyap dari tatapannya. Berbeda dengan manusia normal, saat manusia normal menatap seseorang. Tatapannya cenderung terlihat biasa saja." Dosen itu pun lalu mencontohkan gerak-gerik atau tindakan yang terkadang di tunjukan oleh seorang psikopat.





































🔪☠️☠️🔪







































Kelas berakhir.

Hugo, Denzel dan Aaron berjalan santai keluar dari kelasnya. Baru saja beberapa langkah, ketiganya di kejutkan oleh kehadiran tiga orang polisi yang menghampiri mereka bertiga.

"Kami dari pihak kepolisian. Denzel dan Hugo, kalian kami tangkap atas tuduhan penyerangan pada Lea Eden." Kata salah satu polisi sambil menunjukan surat penangkapan.

Aaron lantas terkejut setelah mendengar ucapan polisi itu. Dia benar-benar tak menyangka jika kedua sahabatnya melakukan itu, atau tepatnya Aaron tak percaya jika Hugo dan Denzel menyerang Lea. Ya, Aaron tau permasalahan di antara ketiganya. Tapi tak mungkin jika kedua sahabatnya melakukan itu.

Bukan hanya Aaron, Hugo dan Denzel juga terkejut. Apalagi Denzel, dia sangat syok dan terus menyangkal tuduhan itu sebelum polisi memborgol tangannya.

Semua mahasiswa dan mahasiswi juga dibuat terkejut dengan penangkapan keduanya. Beberapa dosen dan staf kampus yang menyaksikan juga terkejut dan merasa kecewa karena Denzel dan Hugo telah mencemarkan nama baik kampus.




























🔪☠️☠️🔪































Denzel dan Hugo sekarang tengah terduduk di kursi di lobi kantor polisi setempat dengan di hadapkan satu orang polisi yang akan menanyai mereka. Denzel tak henti-hentinya menyangkal tuduhan sambil berusaha melepaskan borgol yang melingkar di pergelangan tangannya. Sementara Hugo hanya terduduk tenang sambil mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut polisi di hadapannya itu.

"Sungguh! Untuk apa aku melakukan itu? Ya, memang aku kesal pada Lea, tapi...untuk apa? Untuk apa aku menyakiti Lea?!" Tanya Denzel kesal.

"Kami hanya ingin menanyai kalian saja. Jika kalian tidak bersalah, kalian akan kami bebaskan. Mengerti? Tolong kerja samanya!" Kata polisi itu.

Polisi itu menjelaskan jika Lea melapor bahwa ada orang misterius yang menyerangnya dan melukai lehernya dengan sebuah pisau. Lea jatuh pingsan saat orang misterius itu menggores lehernya dengan pisau, dan setelah ia terbangun orang misterius itu sudah pergi. Satu-satunya orang yang Lea curigai adalah antara Hugo dan Denzel, karena hanya mereka berdua yang kini memiliki masalah dengannya.

Polisi itu lalu bertanya, dimana dan sedang apa Hugo maupun Denzel saat Lea di serang.

Keduanya pun menjawab jika mereka sedang ada di rumah masing-masing. Hugo berkata ia sedang membaca buku di rumahnya. Sementara Denzel hanya memainkan ponselnya saja.

Belum selesai polisi itu menanyai Hugo dan Denzel, tiba-tiba datang seorang nenek bungkuk dengan langkah tergesa-gesa menghampiri polisi tersebut.

Nenek itu berjalan sambil terus bergumam, "Tolong cucuku, Alice." Ia terus menyebut kalimat itu berulang kali.

Begitu tiba di hadapan polisi yang tengah mengintrogasi Hugo dan Denzel, nenek itu sontak meminta bantuan untuk menolong cucunya yang bernama Alice.

"Cucuku dari semalam tidak pulang. Tolong cari dia, Pak!" Pinta nenek itu yang memohon.

Polisi itu lalu berdiri dan mencoba menenangkan nenek tersebut. "Mungkin saja cucu anda sedang ada di rumah temannya atau mungkin ia sedang ada urusan, tolong tenang dan kembalilah setelah dua kali 24 jam." Ucap polisi itu.

"Tidak, tidak mungkin! Alice selalu pulang tepat waktu. Alice selalu mengabari-ku jika dia akan pulang terlambat. Tolong cari Alice, Pak! Aku mohon..." Kata nenek itu yang semakin memohon.

Atensi Hugo sedikit teralihkan, ia lalu memperhatikan nenek itu dari sudut matanya. Nama Alice terdengar tak asing lagi baginya. Sepertinya Hugo bertemu dengan gadis itu semalam.

Ya, Hugo ingat gadis itu. Alice adalah penumpang yang ia antar ke bangunan tua.

Jadi dia nenek gadis menyebalkan dan banyak bicara itu?! Tanya Hugo di benaknya. Hugo kemudian tersenyum singkat setelah ia berkata demikian di benaknya.

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Where stories live. Discover now