Bukan Kal kalau enggak ngeyel. Buku perjalanan hidupnya saja disesaki beragam bentuk kengeyelan. Sebagai malaikat penjaga jiwa, aku hanya bisa mengingatkan, "Kal, jaga hati."
"Tapi Aru terlalu manis buat diabaikan, Lurette!" jawabnya pada suatu hari.
Kal adalah Soul, jiwa yang raganya telah mati. Sedangkan Aru, cewek malang yang seminggu lalu mengalami kecelakaan di jalan raya. Sekarang sedang berdiri pada garis batas antara hidup dan mati.
"Kenapa Soul enggak boleh suka Ruhi?" Itu pertanyaan Kal ketika pertama kali kuperingati.
"Semua Ruhi punya kemungkinan untuk hidup kembali, Kal."
"Aku tahu. Aku pun berharap Aru segera bangun."
Aku menghela napas. Kal sungguh kekanakan. Tidak berpikir panjang. Aku sampai ragu apakah dia betulan anak SMA.
"Kalau Aru bangun, dia enggak bisa ketemu kamu lagi."
Kal terdiam. Raut cerianya menghilang.
