11. Penyesalan

22.2K 721 2
                                    

Sudah satu bulan sejak kejadian dimalam itu, kejadian malam itu membuat seoang qila yang ceria menjadi banyak diam dan murung.

Qila selalu menghindar bertemu dengan sang suami, selain dia takut akan kejadian malam itu dia juga takut akan tambah sedih dengan melihat wajah tampan itu, Rendra memang terikat dengannya dalam ikatan pernikahan tapi tidak untuk hati lelaki itu.

Selama satu bulan ini juga Rendra terus berusaha untuk mendekatkan diri kepada sang istri, mencoba berbicara dengan baik dan lembut selalu meminta maaf untuk semua yang dia lakukan tapi hanya kebisuan yang Rendra dapatkan.

Dia sadar ini memang salahnya jadi tidak salah jika sang istri kini benci dengannya.

"Huek huek huek, kenapa huek"ucapnya terhenti karena dia memuntahkan semua isi perutnya.

"Huh, kumat lagi"ucapnya mengusap wajahnya kasar.

"Qila"panggil Rendra dari kamar nya. Qila tidak menjawab sama sekali sampai langkah kaki menghentikan kegiatan mencucinya.

"Qila apa kamu tahu dimana kemejaku yang berwarna biru tua?"tanya Rendra menatap Qila, Qila tidak menjawab dia berjalan menuju ruangan yang dia biasa gunakan menyetrika, diambilnya kemeja berwarna biru muda itu.

Qila tidak berbicara dan memberikan kemeja yang tadi disebutkan suaminya. "Terimakasih"ucapnya mencium kening Qila cepat dan berlari kekamar nya.

Qila menyentuh kening yang baru saja di cium oleh suaminya ini. Rasanya ada yang aneh didalam tubuhnya, hatinya menghangat dengan perilaku perilaku tak terduga dari sang suami.

Tidak ada lagi wajah dingin, omongan kasar dengan nada tinggi, kekerasan, sekarang hanya ada kelembutan dan perhatian.

Sudah dua Minggu ini Qila sering merasa lapar malam hari dan makanan yang dia tidak suka menjadi makanan kesukaan nya.

Rendra pergi kekantor hari ini, ada meeting besar bersama koleganya.

Sepulang kuliah Qila mampir untuk kewarung penjual rujak, dia ingin sekali makan rusak itu. "Bang rujaknya satu ya"ucap Qila duduk dikursi yang ada di warung itu.

Dengan lahap dia menghabiskan semua rujak yang dia pesan. Setelah nya dia kembali untuk pulang, tapi ditengah jalan matanya menangkap seseorang yang sedang pingsan dikerumuni banyak orang.

"Siapa ya, kayak kenal bajunya"ucap Qila menghampiri kerumunan itu. Matanya membulat melihat orang yang tadi pagi mencium keningnya tergeletak disana. "Kak Rendra"ucap Qila yang didengar oleh orang-orang.

"Mbak kenal sama mas ini?"tanya lelaki paruh baya itu.

"Iya pak, ini kakak saya"ucapnya bohong dia tidak mungkin mengenalkan Rendra sebagai suaminya.

"Pak tolong bawa kerumah sakit ya"ucapnya memohon.

Rendra dibawa kerumah sakit menggunakan taxsi yang distop kan bapak paruh baya tadi. "Ibu siapanya pak Rendra?"tanya dokter perempuan yang seumuran dengan Rendra.

"Ehm, saya temennya dok"lagi lagi dia berbohong dia tidak ingin dokter ini tahu kalau dia istri dari seorang Narendra Fadhilah pengusaha muda diibukota. Dan juga sepertinya dokter ini mengenal baik Rendra.

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Rendra baik-baik saja hanya saja dia kelelahan, dan banyak pikiran"jelas dokter dengan tag bernama Bella.

"Kau sudah bangun"ucap bella melihat Rendra membuka matanya.

"Hem, aku ada dimana?"tanyanya belum bangun dari tempat tidur itu.

"Kau pingsan dan temanmu ini membawa mu kesini"ucap Bella menulis sesuatu.

Teman? Seingatnya tadi dia hanya sendiri pergi ke cafe tadi, teman yang mana. Matanya melirik kearah sesorang yang dia sangat kenali.

"Kau sudah bisa bangun?"tanya bella pada sahabat nya ini.

"Qila"ucap Rendra menatap Qila yang hanya diam duduk dikursi.

"Owh nama teman mu ini Qila?"tanya Bella tersenyum.

"Hay perkenalkan aku Bella sepupu sekaligus dokter pribadi keluarga Rendra"ucapnya tersenyum dan mengulurkan tangan ke arah Qila.

"Aku Qila"jawab Qila tersenyum dan menyambut uluran tangan Bella.

"Dia bukan temanku"ucapan Rendra membuat Bella menoleh kearahnya.

"Ah benarkan, tapi dia tapi bilang temanmu"Bella sangat bingung sekarang.

"Dia bukan teman ku, tapi dia istriku"ucapnya membuat Bella melongo. Apa tadi istri oh ayolah sepupunya ini pasti bercanda.

"Ah yang benar saja kau sudah menikah?"tanyanya dengan serius.

"Jika tidak percaya kau bisa tanyakan pada kedua orang tuamu"ucapnya berdiri.

"Aku boleh pulangkan"Bella hanya mengangguk sebagai jawaban dia tidak tahu harus senang atau sedih melihat sepupunya sudah menikah.

Dalam perjalanan pulang tidak ada yang berbicara baik Rendra ataupun Qila. Sampai diapartemen Qila mengambilkam air untuk Rendra yang sedang duduk disofa.

Sepertinya Qila marah kepada Rendra karena memperkenalkan dirinya sebagai istrinya dihadapan Bella tadi. Itulah yang ada dipikiran Rendra saat ini.

Qila meletakkan air itu dimeja tanpa bicara. "Aku minta maaf, udah bilang ke Bella kalau kamu istri aku. Pasti kamu tidak nyaman"ucapnya berdiri menghadap Qila. Wanita itu malah meneteskan air matanya.

"Aku beneran minta maaf, lain kali aku tidak akan seperti itu"ucapnya duduk disofa lagi, sepertinya akan sangat sulit mendapat kata maaf dari wanita yang mulai masuk kedalam hatinya ini.

"Jangan nangis lagi, aku beneran minta maaf"ucap Rendra lagi saat mendengar Qila semakin terisak.

"Aku tidak tahu aku menangis karena apa, tapi rasanya aku sangat bahagia mendengar kakak bilang kalau aku istri kakak"ucap Qila dengan sesegukan.

"Itu yang selama ini aku harapkan dari kamu kak, menganggap aku ada sebagai istri kamu"ucapnya duduk disofa disamping Rendra.

Rendra merasa dirinya sangat bodoh menjadi seorang laki-laki, dia sangat brengsek. "Jika kamu mau, kita adakan saja resepsi. Biar semua tahu kalau kamu istriku"usul Rendra sambil menggenggam tangan Qila. Qila hanya diam tanganya digenggam dia tidak menolak.

"Untuk apa mengadakan acara seperti itu, itu hanya menghabiskan uang mu saja kak, lebih baik kau gunakan untuk yang lain dan lagi pula pernikahan ini gak akan bertahan lama bukan?"ucap Qila menatap lurus ke depan.

"Kenapa bicara seperti itu?"tanya Rendra.

"Bukankah memang seharusnya begitu?"Qila berucap itu dengan santai meskipun hatinya sakit, dadanya sesak mengatakan itu.

"Lebih baik kakak istirahat dikamar, biar cepat sembuh"sambung Qila cepat dan berlalu menuju kamarnya.

Penyesalan memang diakhir itulah yang terjadi terhadap Rendra saat ini.

Hari ini hari Minggu rencananya Qila akan belanja bulanan, seperti biasa dia akan berbelanja sendirian.

Menghabiskan waktu setengah hari penuh untuk berkeliling mencari yang dia butuhkan.

Qila sudah bersiap pukul tujuh dia bersenandung kecil sambil mengelits barang apa saja yang harus dia beli.

"Kau sedang apa"pertanyaan itu membuat Qila menghentikan kegiatan nya.

"Mencatat apa saja yang sudah habis"ucapnya menulis dibuku kecil yang dia pegang.

"Apa kamu akan pergi berbelanja?"tebak Rendra yang diangguki oleh Qila.

"Tunggu sebentar"ucap Rendra berlari menuju kamarnya. Rendra kembali dengan celana jeans dan Hoodie hitam serta kunci mobil ditangannya.

"Apa sudah selesai mencatatnya?"tanyanya lagi dibelakang Qila.

"Sudah"ucap Qila berbalik dan mendapati Rendra berada dihadapannya.

"Ayo, aku akan antarkan"ucap Rendra tersenyum.

Jangan lupa follow!

RENILA (Selesai)Where stories live. Discover now