prat 54

1.3K 138 7
                                    

Happy reading
••••

"Diam!"bentak Brayen

Ya, sedari tadi ria menangis terus tak ada jedanya,ria sekarang benar² merasa hancur hati dan fisiknya,akibat ulahnya dan Brayen semalam,Brayen sedari tadi sudah mencoba menenangkannya secara lembut namun nihil semakin lembut semakin juga ria menangis keras dan itu membuat Brayen frustasi dirinya bingung harus berbuat apalagi,jika waktu bisa di putar maka Brayen lebih milik tak tergoda oleh gadis ini

"Hiks s-saya takut om"irihnya memukul² dada Brayen

"Shtt,sudah jangan takut,kamu tenang aja saya tidak akan lari dari tanggung jawab apabila kamu hamil,kamu tenang saja"ujar Brayen meyakinkan biarpun sekarang dirinya juga sudah pusing tujuh keliling dia memikirkan apakah Maya dan Rassya akan menerima kehadiran ria di hidup mereka

"S-saya hiks takut om,gimana kalo papa marah sama saya,gimna kalo Rassya benci sama saya om hikss"irihnya

Lihatlah walaupun dirinya sudah ternodai oleh ayah dari orang yang dia cintai masih tetep kekuh menginginkan Rassya untuk jadi miliknya

"Dengar saya,kamu Stop mengharapkan Rassya untuk jadi milik kamu,karna itu tidak akan pernah mungkin,karna Rassya dan aqeela saling mencintai,kamu harus bisa lupain Rassya"tutur Brayen lembut

"Hikss"

"Saya akan menikahi kamu setelah saya membicarakan hal ini pada istri saya"ujar Brayen membuat ria mendongak menatapnya

"S-sa_

"Tidak ada penolakan!"keras Brayen
•••••
"Bunda,bunda kenapa sih?"tanya Rassya heran

"Eh kamu,bunda gpp sayang,cuma kepikiran sama ayah aja"jawabnya

"Emng ayah kemana?"tanya rassya dirinya memang belum tau kemana ayah nya pergi

"K-kantor"ucap Maya gugup bagaimana pun Maya harus merahasiakan hal ini karna dia tidak mau Rassya menjadi khawatir

"Mana istri sama anak kamu?"tanya Maya mengalihkan pembicaraan

"Mereka lagi mandi"sahut Rassya santai

Ting tong

"Ada tamu,sana kamu buka"titah Maya Rassya hanya mengangguk dan pergi untuk membukakan pintu
••••••
Ckelekek

Deg!

"Ayah kenapa sama dia!"tanya Rassya ketus menatap ria penuh kebencian

"Ada yang harus ayah sampein sama kamu dan bunda, biarkan ayah dan ria masuk"ujar Brayen membuat Rassya memundurkan dirinya
•••••
"Rassya siapa yang dat_

"Ayah,kamu Dari mana aja si?"tanya Maya menghampiri suaminya itu

"Ada yang harus kami bicarakan sama kalian"tutur Brayen tanpa membalas ucapan sang istri

Mereka pun segera duduk di sofa tak lupa Rassya memasang wajah curiga plus menatap benci ria yang di ratap hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap muka mereka

"Ada apa?"tanya Maya

Brayen pun dengan tanpa ragunya menceritakan tentang kejadian semalam

Bughh!

Bughh!

"BRENGSEK!"teriak Rassya tepat di depan muka sang ayah

"R-rassya hiks sudah nak"ujar Maya berusaha menarik Rassya agar mundur namun nihil kekutan Rassya lebih besar dari dirinya dan Maya pun segera menuju kamar aqeela

"BAJINGAN! KENAPA AYAH TEGA LAKUIN INI SAMA BUNDA YAH, KENAPA"teriaknya sambil menghapus air matanya kasar

"Kak Rassya!"pekik aqeela segera memeluk suaminya,namun Rassya malah brontak

"Lepasin aqeela!,bajingan ini berhak dapetin semua ini"ujar Rassya berusaha melepaskan pelukan itu

"Selesaikan baik² gak gini caranya!"bentak aqeela yang masih setia memeluk Rassya

"Stop kak!"bentak aqeela saat rassya sudah berhasil melepaskan pelukan itu dan ingin memukul kembali wajah tampan Brayen

"Diem! Ini Maslah kelurga aku,kamu gak berhak ikut campur"bentak Rassya membuat hati aqeela menciut

Ya,memang ini adalah keluarga Rassya tetapi aqeela juga kan Istrinya,dia berhak ikut campur dengan masalah ini tapi kenapa rassya malah bicara seperti itu, seolah² dirinya hanya orang asing

"Rassya hiks"irih Maya memeluk Rassya membuat dia menghela nafasnya dan membalas pelukan itu

"Udah nak,benar apa kata istri kamu,bicarakan lah ini baik² dengan kepala dingin,agar semua nya cepat selesai"ujar Maya berusaha tersenyum walau jujur hatinya sangat sakit melihat sang suami seperti ini

Mendengar kata istri,Rassya langsung merasa bersalah atas perkataan nya barusan kepada aqeela

"Sayang"Panggil Rassya namun aqeela hanya diam,jujur dirinya masih agak syok atas itu

"Maafin aku,maaf aku engga maksud bilang kaya gitu"ujarnya memeluk aqeela

"I-iya gkpp,qeela tau kok kak Rassya lagi emosi"ujarnya lembut

"Maaf sekali lagi,aku nyesel"

"Iya kak,gkpp"

"Sya"panggil Brayen dengan suara lemahnya

"Saya kasih kesempatan untuk anda bicara!"ujar Rassya tegas

"Maaf,maafin Ayah sya,ayah nysel"irihnya menatap memohon kepada Rassya

"Ck,udah ngelakuin dan nanem benih baru nyesel?!!"tanya Rassya datar namun Begitu menusuk

"Maaf"

"Jadi keputusan lo apa?!"tanyanya bahkan Rassya sudah mengubah panggilan nya Lo gue itu berarti dirinya sekarang sedang benar² marah

"A-ayah akan menikahi ria"jawabnya ragu

"Silahkan! Tapi ceraikan bunda saya"ucap Rassya santai

"Engga,ayah gak akan ceraikan bunda kamu,ayah cinta sama dia"irihnya membuat Rassya tertawa sinis

"Cinta Lo bilang?"tanyanya dan memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Brayen"kalo emng Lo cinta,gak bakal tidurin wanita lain"bisiknya sinis

"Maya,aku mohon ijinkanlah aku bertanggung jawab"irih Brayen menatap maya memohon dan memhuat Maya kasihan padanya

"Baiklah,aku ijinkan"ucap Maya terdengar santai namun beda dengan hati kecilnya dirinya benar² tak rela jika Harus berbagi

"Bunda!"bantah rassya

"Sya"kodenya membuat Rassya geram

"TERSERAH!,sayang Ayo kita pulang"ucap Rassya menarik tangan aqeela lembut walaupun dirinya sedang marah namun juga dia sadar bahwa istrinya tidak bersalah

Bersambung

Hai hai gimana nih seru gak pratnya??

Vote!

𝐏𝐞𝐫𝐣𝐨𝐝𝐨𝐡𝐚𝐧•SYAQEEL•Where stories live. Discover now