Chapter 1

630 100 13
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

Seakan tak terjadi apa apa setelah kejadian menangis di meja makan. Aku tidur dan bangun seperti biasanya.

Aku segera membasuh wajah dan menuju keruang tamu, tempat biasanya anak panti berkumpul di pagi hari. Sampai disana aku melihat Marie memegang sepucuk surat dan Reene yang matanya sembab seakan habis menangis.

Aku melihat ke sekeliling tak ada anak anak yang biasanya berisik di pagi ini.

'Ada apa dengan mereka berdua?'

Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka berdua sambil bertanya dengan hati hati.

"Kak Reene. Kak Marie apa yang terjadi?"

Mereka berdua menoleh ke arahku dan segera berpura pura tak terjadi apa apa. Reene segera menghapus air matanya yang mau jatuh dan Marie segera menyembunyikan surat itu. Sayang sekali mataku terlalu jeli untuk melihat segel yang tertempel jelas diamplop surat itu.

Brian Chevalier.

'Hah? Duke? Apa yg terjadi? Bukannya masih ada satu tahun agar novelnya bisa dimulai?'

Aku memikirkan segala kemungkinan yang terjadi saat ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku melihat ke arah mata Reene dan Marie lalu bertanya dengan tampang polos.

"Surat apa itu kakak? Kenapa kakak menangis?" Aku bertanya dengan tampang sepolos mungkin walaupun otakku sedang kacau menebak situasi.

Reene dan Marie bukan menjawab pertanyaanku tapi saling memandang satu sama lain seakan sedang melakukan telepati.

"Tidak ada apa apa Sherina sayang."

Marie berusaha terlihat tenang walaupun matanya bergetar melihatku. Sementara Reene langsung memelukku.

'Jangan bilang kalau..'

"Sayangku Sherina. Sherinaku yang imut dan pintar. Kamu akan diadopsi oleh keluarga kaya nak, lebih tepatnya.. Duke Chevalier"

Mataku membulat sempurna dengan pernyataan yang baru saja kudengar dari Marie. Sekujur tubuhku menegang dengan alur yang tak terduga.

"A-apa?"

'Ada apa dengan alurnya? Apa yang terjadi disini?!'

"Nah nak sebentar lagi Tuan Duke akan menjemputmu..berganti lah baju yang bagus. Paham?" Marie berkata dengan nada bergetar sambil berusaha tenang mengelus-elus rambut hitamku.

Mataku berubah menjadi kosong melihat masa depanku yang suram.

"...Baik" aku menjawab dengan tanpa tenaga atas perintah Marie. Aku dengan langkah mati berjalan kembali ke dalam kamarku.

Bukannya cepat berganti baju aku memilih berbaring dan merenung di atas kasur.

'Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menolak secara langsung terhadap Tuan Duke. Aku ingin disini! Aku tidak ingin pergi!'

Aku diam diam terisak di kamar. Aku tidak ingin mereka melihatku menangis dikondisi ini.

'Apa yang membuatku terpilih? Karena bukan sihir.. apa berarti umur?'

Tentu saja umur.. sejak kapan otakku menumpul? Duke sengaja memilih anak perempuan yang masih muda, agar lebih mudah dikendalikan. Seseorang yang akan hanya akan menjadi pelengkap koleksinya, selalu menuruti perintahnya. Dan aku.. adalah yang termuda di panti asuhan ini.

'Apa aku harus bilang tidak mau? Tapi Reene dan Marie pasti akan membayar harganya karena menolak permintaan seorang bangsawan tinggi.'

Otakku buntu. Aku tidak bisa memikirkan ide apapun, aku langsung bergegas berganti baju milikku yang paling sederhana.

🍒 I Became a Villainess? in my brother's novel?! 🍒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang