03

509 88 8
                                    

1 minggu telah berlalu. Hari ini Nayeon dan teman-temannya akan mendapatkan hasil dari Tes yang mereka laksanakan 3 hari yang lalu.

"Baik anak-anak, dengarkan saya baik-baik. Saya akan membagikan hasil Tes kalian dan juga akan membagikan surat balasan dari teman-teman kalian yang berada di kelas lain.."

"Yeeeeyyyy.." semua anak-anak terlihat antusias dengan surat balasan dari kelas lain.

"Wahh.. Kenapa kalian lebih senang ketika saya mengatakan tentang surat balasannya?? Hmm.. Apa kalian sudah menunggunya??"

"Nee Seonsaeng-nim.."
Seonsaeng-nim tersenyum melihat siswanya antusias seperti ini.

"Baiklah.. Pertama saya akan dibagikan hasil Tes kalian terlebih dahulu.."
Seonsaeng-nim langsung memanggil satu persatu siswa untuk mengambil hasilnya ke depan.

"Selamat untuk kalian karna sudah berhasil menyelesaikan Tes dengan baik.. Pertahankan dan tingkatkan lagi.. Arrachii??"

"Nee Seonsaeng-nim.."

"Baiklah.. Sekarang waktunya pembagian surat.. Yang namanya dipanggil silakan ambil suratnya.."
Lagi-lagi satu persatu siswa bergiliran mengambil surat.

Nayeon dan Jihyo juga sudah mendapatkan suratnya. Tapi
"Jjangkaman.. Ada 1 hal yang harus saya beritahu kepada kalian sebelum kalian membuka surat itu. Jika kalian ingin membalas kembali surat itu, kalian harus memberitahu Orang Tua kalian karna kalian masih kecil. Saya hanya tidak ingin ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi.. Mengerti anak-anak??" Seonsaeng-nim memberikan penjelasan betapa pentingnya untuk memberitahu Orang Tua terkait surat ini, walaupun semua Seonsaeng-nim yang ada disekolah tersebut sudah memberitahu akan kegiatan ini kepada semua Orang Tua siswa.

"Baiklah.. Sekarang kalian bisa membukanya.."
Semua siswa tampak antusias membuka dan membaca surat balasannya termasuk Nayeon.

"Annyeong cinggu-ya.. Aku dari kelas C.. Senang berkenalan denganmu.. "J" "
Itulah isi surat yang didapatkan oleh Nayeon. Terlihat beberapa gambar-gambar kecil yang menghiasi surat balasan itu.

"Nayeon-ah.. Bagaimana dengan surat balasanmu??" Jihyo yg duduk disampingnya bertanya sambil melirik isi suratnya namun dengan cepat disembunyikan oleh Nayeon.

"Dia hanya mengatakan jika dia senang berkenalan dengan ku.. Lalu punya mu bagaimana??" Nayeon ikut melirik isi surat yang didapat Jihyo namun sekarang giliran Jihyo yang ikut menyembunyikan suratnya.

"Dia juga mengatakan hal yang sama seperti yang kau katakan.. Apa kau akan membalas pesannya??"

"Aku belum tau.. Aku harus memberitahu Eomma dan Appa dulu.. Lalu kau??" Nayeon terlihat memasukkan suratnya kedalam tas karna sebentar lagi sudah waktunya mereka untuk pulang.

"Aku rasa aku juga akan memberitahu Eomma dan Appa dulu.. Jika mereka mengijinkan maka kami mungkin bisa berteman.. "

"Ah majja.. Aku juga ingin punya banyak teman dari kelas lain. Pasti akan sangat menyenangkan.."

"Ne.. Kau benar.."

"Baiklah anak-anak karna sebentar lagi bel akan berbunyi. Silakan masukkan barang-barang kalian ke dalam tas, jangan sampai ada yang tertinggal.." benar saja, setelah Seonsaeng-nim mengatakannya dan siswa sedang bersiap. Suara bel sudah menggema diarea sekolah.

Setelah satu persatu siswa berpamitan pada Seonsaeng-nim. Mereka sudah berada diluar sekolah dengan orang tua mereka yg sudah menunggu diluar.

"Appaaaaa..." teriak Nayeon ketika melihat Appa nya. Berlari menghampiri Appa.

"Hey.. Hati-hati sayang, nanti kalau jatuh bagaimana?? Hmm.." Appa sudah berjongkok didepan Nayeon.

"Aniya.. Selama Appa berada didekatku maka aku tidak akan terluka.. " senyum Nayeon bertahan. Merasa tidak sabar untuk memberitahu Appa hasil Tesnya.

"Ne.. Apaa akan selalu menjaga putri Appa yang cantik ini.. Jadi bagaimana Tuan Putri hasil Tes mu?? "

Nayeon langsung menunjukkan hasil Tesnya setelah Appa menanyakannya.

"Wahhh.. Kau berhasil mendapatkan Nilai yang bagus.. Anak Appa memang yang terbaik.." Appa langsung menggendong Nayeon sambil tersenyum atas prestasi anaknya.

"Appa tidak lupa kan dengan permintaanku kalau aku mendapat nilai bagus di Tes ini??"

"Tentu tidak sayang.. Nanti malam kita pergi bersama Eomma untuk membeli Lego juga keperluan rumah.. Bagaimana??"

"Yeeeyyy.. Saranghe Appa.." Nayeon sangat senang karna akan mendapatkan hadiahnya hingga Appa mendapat pelukan erat dari Nayeon.

Mereka sudah meninggalkan area sekolah untuk mengantarkan Nayeon pulang.

Namun diperjalanan pulang, seseorang yang dikenal dengan Appa terlihat dipinggir jalan bersandar di samping mobilnya.

Akhirnya Appa menepikan mobilnya. Berniat ingin membantu jika ia bisa.

"Lohh.. Appa kenapa berhenti disini?? Ada apa??" Nayeon bertanya dengan wajah bingungnya karna sebelumnya ia fokus dengan boneka yg memang selaku berada didalam mobil.

"Sayang tunggu disini sebentar ya.. Teman Appa sepertinya membutuhkan bantuan disana.. Appa ingin membantunya jadi Jangan keluar dari mobil dan jangan membuka pintu untuk orang lain.. Mengerti??" ucap Appa menunjuk mobil yang berada dibelakangnya.

"Ne.. Jangan lama-lama Appa.. Aku sudah mengantuk.."

"Ne.. Tunggu sebentar ya.." Appa langsung keluar dari mobil.

Pandangan Nayeon mengikuti pergerakan Appa. Mereka berbincang sebentar tapi Nayeon akhirnya kembali memilih bermain dengan bonekanya.

Tapi tak lama kemudian, pintu oenumpang bagian belakang terbuka membuat Nayeon terkejut dan menoleh ke belakang.

"Kamu??"
"Kamu??"
Dua orang anak manusia itu saling menunjuk.

"Kamu ngapain masuk ke mobil aku??" Nayeon akhirnya bersimpuh dengan lututnya lalu menghadap ke belakang.

Namun anak laki-laki yang ditanya hanya menaikkan bahunya.
"Appa nyuruh aku masuk ke mobil ini karna mobil Appa sedang rusak.."

Nayeon memperhatikan anak laki-laki itu. Dia memiliki gantungan kunci Lego ditas yang dikenakan.

"Apa dia sebegitu sukanya ya dengan mainan itu, sampai dibuat gantungan seperti itu" batin Nayeon dan kembali ke posisi semula.

Tak lama kedua orang tua mereka masuk satu persatu.
"Sayang.. Tak apa kan kalau kita antar mereka pulang dulu.. Kebetulan rumahnya satu arah dengan kita.." ucap Appa Nayeon sambil mengelus rambut putrinya.

Nayeon hanya mengangguk.

"Maaf merepotkan anda Tuan Im.. Jika ada kesempatan mari nanti kita adakan makan malam bersama.." ucap Tuan Yoo yang duduk dibelakangnya.

"Ah ne.. Tidak apa-apa Tuan.. Nanti kita atur saja kapan makan malamnya.."

Setelah perbincangan singkat itu. Akhirnya mereka kembali melajukan mobil menuju rumah Tuan Yoo.

"Khamsahamnida Tuan Im.. Sudah mengatarkan kami, saya jadi merepotkan anda dan putri anda.. Nak ucapkan terimakasih kepada Samcheon Im dan juga putrinya.." ucap Tuan Yoo setelah mereka sampai dikediamannya.

"Khamsahamnida Samcheon.. Khamsahamnida.." Putra tuan Yoo dengan sopannya membungkuk terimakasih kepada Appa.

"Ne.. Tidak masalah dan bertemanlah kalian karna kalian satu sekolah.. Bukan begitu Tuan Yoo??" perkataan Appa sangat disetujui, apalagi mereka memiliki hubungan yang baik. Tidak ada salahnya anak mereka juga berteman.

"Baiklah.. Kalau begitu kami pamit dulu.. Anak saya sudah lelah meminta untuk pulang.." ucap Appa.

"Ne.. Sekali lagi terimakasih Tuan.. Maaf merepotkan anda.. Mari kapan-kapan kita makan bersama.." Ajak Tuan Yoo

"Baik.. Saya tunggu undangannya Tuan.. Saya pamit.." Appa dan Nayeon langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Tuan Im.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

IN SEARCH OF J Where stories live. Discover now