apa?

12.4K 1K 144
                                    

tidak di harapkan adanya typo!!




































"Hyung" panggil Haechan kepada Jaemin yang sedang sibuk dengan proposal dan laptop nya. Jaemin terlihat tampan dengan kacamata yang bertengker indah di batang hidung nya. Padahal dulu saja, Haechan mati matian bilang Bahwa Jaemin itu culun,cupu dan ketinggalan jaman. Dasar Haechan!.

"Hmm" balas Jaemin.

"Aku boleh bertanya?" Tanya Haechan, mulai gugup dan tanpa sengaja meremat kuat sprai nya karena posisi Haechan sekarang adalah di atas kasur dan sedang duduk bersandar pada kepala kasur dengan kaki jenjang nya yang menyilang di atas kasur.

"Hmm, silahkan" balas jaemin, masih sibuk dengan pekerjaannya.

"T-tadi sore kan h-hyung pulang" ujar Haechan kemudian menjeda Kalimatnya.

"Lalu?" Jaemin kembali bertanya sambil menunggu Haechan melanjutkan kata kata nya.

"Aku melihat ta-tangan Hyung ber...darah, i-itu sebab apa H-Hyung?" Tanya Haechan sedikit gugup. Entahlah Haechan akhir akhir ini selalu merasa menciut jika di dekat Jaemin.

Jaemin yang tadi nya sibuk bertuat dengan proposal nya mengalihkan pandangan nya sebentar ke arah Haechan. Jaemin menatap Haechan dan yang di tatap hanya menundukkan kepalanya dan tangannya ia gunakan untuk memilin sprai.

"Kau ingin tau?" Tanya Jaemin.

Haechan mengangguk kemudian memaksakan dirinya untuk menatap mata kelam Jaemin. Jaemin melepaskan kacamata nya dan memijat pangkal hidung nya.

"Kau ingat lelaki brengsek yang hampir melecehkan mu di mall tadi?" Tanya Jaemin, membuat Haechan kembali mengingat kejadian memalukan itu lagi. Haechan mengangguk pelan karena ia juga masih malu.

"Mereka kecelakaan, dan aku tadi tak sengaja bertemu mereka saat akan ke mall tempat kau menginginkan gantungan kelinci itu. Aku melihat mereka sudah tak bernyawa dan banyak yang mengerumuni mereka, aku yang tak tega langsung meminta orang orang yang ada di TKP untuk membantuku membawa mereka kerumah sakit, dan yang darah dari kepala mereka tak sengaja menempel di sela sela jari jari ku juga di sekitar tangan ku" jawab Jaemin berbohong.

"Dan ya, saat sampai dirumah sakit aku tidak bisa menolong mereka lagi" ujar Jaemin kembali berbohong.

"H-hyung bisa mengobati orang dewasa? Bukankah hyung dokter anak?" Tanya Haechan, panasaran.

"Hahaha baby, bukan aku yang mengobati mereka, maksud ku aku telat membawa mereka kerumah sakit jadi mereka sudah tiada saat di perjalanan kerumah sakit sayang" jawab jaemin, diselingi kekehan kecil.

"Ooo begitu" ujar Haechan sambil mengangguk nganggukkan kepalanya.

"Tunggu, tapi saat di mall hyung meminta mereka kembali ke markas dan mereka memanggil hyung, bos! Itu apa maksudnya? " tanya Haechan.

"Mereka mengira bahwa aku adalah bos mereka karena aku mirip sly bunny katanya" ujar Jaemin kemudian kembali ke berkas berkasnya.

"Tapi yerim noona bilang kalau hyung itu memang sly bunny dan mall tempat kita itu punya hyung" Haechan lagi lagi kepo.

"Ada banyak hal tentang Ku yang sebaiknya tak kau ketahui Haechan" ujar Jaemin, kali ini dengan nada dingin.

Haechan sedikit kesal dan kecewa. Haechan kan istrinya, masa tidak boleh tau tentang hidup suaminya sendiri.

Haechan berjalan ke arah Jaemin, Haechan menutup laptop Jaemin dan langsung mendudukkan diri di paha Jaemin sekaligus mengalungkan kedua lengan nya ke leher Jaemin dan menatap Jaemin.

I'm your dominanWhere stories live. Discover now