DA 25. Now and Forever

Start from the beginning
                                        

"Baik tuan"

Keduanya mengangguk patuh. Masih tidak berani menatap sang tuan yang berada di depan sana.

Mereka hanya tidak ingin melihat sesuatu yang seharusnya tidak mereka lihat.

Soobin menggigit bibir bawahnya. Tangannya yang sendari tadi diam, mencubit paha sang suami yang tengah memangkunya. Menghasilkan suara ringisan yeonjun yang telah melepaskan bibirnya yang sendari tadi bersarang di leher soobin.

Sungguh! Suaminya itu sudah seperti lintah yang menempel pada kulit saja. Tidak mau melepaskan dirinya barang hanya sebentar.

"Itu sakit sayang, bagaimana jika tadi aku mengigitmu"

"Maka akan ku tendang aset berhargamu itu"

Jawaban singkat soobin, sukses membuat yeonjun meringis membayangkannya.

Ah, sial! Miliknya terasa ngilu sebab membayangkan bagaimana nasib asetnya di bawah saja jika soobin menendangnya.

Itu akan sangat sakit!

"Kalian boleh pergi dan jay park! Jangan tertawa!"

Yeonjun menggerutu kesal melihat jay yang berusaha menahan tawanya itu. Sialan, alpha itu benar-benar menyebalkan.

"Ya! Jay park!"

Teriakan kesal itu menggema keseluruh ruangan kerja soobin, sedangkan jay yang sudah berada di luar ruangan, terkikik geli akan tingkah suami dari tuannya itu.

Dasar, kim yeonjun memang menggelikan walau dengan segala imagenya selama ini.

"Kau seperti orang gila park"

"Kau juga park jika kau lupa tuan sunghoon yang terhormat"

Jay memutar bola matanya malas, menyudahi tawanya dan meninggalkan sunghoon yang masih berada di depan pintu ruangan dengan raut muka kesal.

Sialan, alpha brengsek itu benar-benar minta di giling menjadi makanan layla.

"Jay brengsek park. Dasar bedebah menyebalkan"

Sunghoon mengumpat kesal, memilih arah yang berbeda dari arah yang jay ambil, tanpa tau jika sang sahabat yang menjelma menjadi musuhnya itu tengah tersenyum geli melihat kelakuannya.

Jay memang belum benar-benar pergi dari sana. Ia tentu ingat dengan tugasnya yang baru saja di berikan oleh sang tuan tadi.

"Si menyebalkan itu, dasar"

Jay menggelengkan kepalanya, memilih melanjutkan langkah mengikuti sunghoon dari jarak yang tidak terlalu jauh, sembari mendengarkan segala macam umpatan yang di lontarkan oleh sang sahabat kepadanya.

Ya, mau bagaimana lagi. Park sunghoon tetaplah sahabatnya, terlepas dari apa yang telah ia lakukan.

.
.
.

Sanha menghembuskan nafasnya bosan. Entah sudah keberapa kali dirinya berusaha untuk kabur dari sini, namun semuanya tidak ada yang berhasil.

Beta ini hanya ingin pulang dan tidur di kasur empuknya yang ada di dalam kamar, sembari mendengarkan lullaby penghantar tidur seperti biasa.

Tapi sekarang, jangankan hanya mendengarkan lullaby, dirinya bahkan tidak bisa tidur dengan nyaman sama sekali.

Alpha sialan itu selalu mengganggu tidurnya ketika malam. Entah itu ikut bergabung dengannya di bawah balutan selimut, ataupun memberikan afeksi yang membuatnya menggeliat tidak nyaman.

Yoon sanha merindukan kehidupannya yang nyaman dan damai, tanpa ada gangguan ketika tidur di malam hari.

Tapi satu hal yang sanha syukuri. Alpha itu tidak menyentuhnya lebih dari yang seharusnya. Ia masih membiarkannya menjadi orang yang benar dan bersegel.

Masih belum di unboxing sama sekali, padahal aku berharap dia telah di unboxing setidaknya 10 kali selama 1 minggu lebih ini.

Ck ck ck, mengecewakan.

Padahal aku sudah bersusah payah membuatnya di tahan lebih lama di sana. Apa aku harus mengganti peran anda dengan yang lain?

Anda benar-benar lamban tuan.

Dan siapapun anda, tolong segera tandai beta ini sebelum dia melakukan sesuatu yang sudah terancang dengan apik di kepala kecilnya itu.

Sanha tersenyum miring, kala mendapatkan sebuah ide yang akan membuatnya terbebas dari sini, tanpa harus mengeluarkan tenaga yang berlebihan.

Akan ia pastikan, dirinya terbebas dari tempat ini tanpa ada yang kurang sedikit pun. Dan untuk alpha brengsek itu, sanha tidak akan bertemu atau pun berurusan dengannya lagi selama sisa hidupnya.

Tidak akan dan tidak akan pernah.

"Berpikir untuk kabur lagi baby?"

Tubuhnya berjengit kala suara beriton itu memasuki gendang telinganya. Terasa begitu dekat, hingga rasanya sanha dapat merasakan hembusan nafas sang alpha di telinganya.

Sepasang lengan kekar itu melingkar begitu apik di pinggangnya. Memeluk dirinya dalam dekapan sang alpha yang terasa begitu hangat.

Ia menggigit bibir bawahnya merasakan benda lunak itu menyentuh kulit lehernya, meninggalkan rasa basah di permukaan kulit putih sang beta.

Sanha tidak menjawab. Tubuhnya meremang menerima afeksi dari sang alpha, membuat si kecil menutup rapat-rapat bibirnya agar tidak mengeluarkan suara-suara yang tidak di inginkannya.

"Ahh"

Sialan, dasar curang! Batin sanha mengumpat.

Tubuhnya menggeliat bak cacing kepanasan di dalam pelukan si besar. Berusaha menjauhkan telinganya yang kali ini menjadi sasaran empuk serigala lapar itu, lagi.

Yoon sanha tidak akan pernah menang jika alpha itu bermain di telinganya. Rencananya akan gagal dan bisa membuatnya berakhir di atas tempat tidur, dengan bagian bawah yang terisi sesuatu yang besar.

Ia tidak pernah melihatnnya oke. Sanha hanya memperkirakan saja.

Tidak mungkin bukan, tubuh sebesar itu memiliki kejantanan yang kecil.

Yoon sanha akan tertawa paling keras jika itu benar.

"Menikmatinya baby?"

Sang alpha berucap dalam. Tangan kanannya yang bebas menyelinap masuk kedalam pakaian sanha kenakan. Menyelusuri permukaan kulit putih yang terasa begitu lembut di telapak tangannya.

Ia menggeram pelan. Mengecup ceruk leher si kecil yang ada di dalam pelukannya, sedang tangannya yang ada di dalam, mulai menyentuh lebih jauh.

Hingga ia berhenti di satu titik, dimana sanha sukses mengalunkan desahan indahnya.

"A-ahnn"

Si besar tersenyum miring. Membalik tubuh si kecil dan menghimpitnya di dinding kamar, dengan bibir yang kembali memanggut bibir menggoda si beta.

Menciumnya dalam hingga rasanya kedua kakinya terasa begitu lemas, sebab tangan sang alpha yang terus melakukan pekerjaannya tanpa henti, meski sanha sudah berkali-kali mencoba menghentikannya.

Ia mendesah penjang dengan tangan kanan yang meremat kemeja bagian dada alpha di depannya. Menyalurkan kenikmatan yang di dapatnya akibat permainan alpha itu.

Sebuah kecupan sanha dapat kala dirinya telah berada di dalam gendongan si besar yang menggendongnya. Menyandarkan kepala si kecil di pundak lebarnya.

Si besar melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur. Meletakkan si kecil yang terlalu lemas pasca pelepasan pertamanya saat ini.

"You're mine, yoon sanha. Now and forever"

Itu adalah kalimat terakhir yang sanha dengar, sebelum kedua kelopak matanya tertutup bersamaan dengan suara pintu yang kembali terkunci seperti sebelumnya.

Tbc.

Giliran mau up malah habis kuota, astaga.

Nasib-nasib:))

Maaf untuk keterlambatan up yang benar-benar luar biasa.

Sorry for typo

See you

Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Where stories live. Discover now