2

396 70 59
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









"Bisa-bisanya kau memiliki bibir menggoda seperti ini." ucap Jimin sembari menekan bibir Perempuan yang berada di bawah tubuhnya.

Jimin menunduk untuk menyatukan bibir mereka kembali. Memberikan permainan yang begitu lembut pada Perempuan yang berada di bawahnya. Jimin semakin dibuat bersemangat tatkala Perempuan yang berada dibawah tubuhnya kini juga membalas ciumannya dengan sangat kasar dan intim. Hal ini yang Jimin sukai dari sosok Hwang Hyemi. Perempuan yang telah satu bulan ini menjadi simpanannya ini selalu berhasil membuat gejolak dalam dirinya menggebu. Perempuan yang dapat membawa ketenangan untuk dirinya disaat ia sangat butuh belaian dari seseorang. Sedangkan istrinya begitu sibuk dengan pekerjaannya. Memiliki banyak usaha yang dikelola seorang diri, membuat Hyeon tak memiliki banyak waktu untuk berada di rumah. Bahkan hanya untuk bermanja dengan sang suami saja itu sangat jarang dilakukannya.

Hyemi menepuk dada Jimin berulang kali saat dirasakan dadanya mulai terasa sesak, ia hampir saja kehabisan napas jika saja Jimin tak segera melepas tautan bibir keduanya.

Jimin terkekeh saat melihat pemandangan yang berada di bawahnya. Maniknya menatap lekat pada Hyemi yang saat ini sedang meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Entah sudah berapa kali dalam dua jam ini keduanya melakukan ciuman, Jimin sendiri tak dapat menghitungnya. Yang jelas bibir plum dari Hyemi mampu membuat dirinya kecanduan. Perempuan itu selalu saja dapat membuat dirinya merasa nyaman saat berada di dekatnya. Tutur kata yang begitu lembut, selalu mengumbar senyum tatkala Jimin berada di dekatnya. Hal itu tidak dapat dilakukan oleh sang Istri. Keduanya kerap kali bertengkar hanya karena masalah sepeleh. Jika berada di dalam rumah, Hyeon akan mempertahankan raut datarnya. Jarang sekali Jimin melihat sang istri tersenyum. Terkadang ia merasa lelah dengan rumah tangganya yang tak dapat dibilang baik-baik saja. Ia merasa muak dengan untaian tali kehidupan rusak yang diciptakan oleh istrinya.

"Pulang sana. Istrimu pasti menunggu." ucap Hyeon pada Jimin yang kini masih setia berada di atas tubuhnya tanpa mengenakan sehelai benangpun.

Tak ada jawaban yang keluar dari belah bibir Jimin. Pria itu menekan kuat bibir Hyemi, menciumnya dengan begitu ganas. Menyesap bibir tersebut dengan sangat rakus, menggigitnya berulang kali, tanpa peduli jika kini Hyemi merasakan perih pada bibirnya. Jimin seperti orang kesetanan saat ini, Hyemi sampai dibuat kuwalahan mengimbangi ciuman yang diberikan oleh Jimin.

Jimin segera melepaskan tautan bibir keduanya, mengusap kasar sisa saliva yang menempel pada sudut bibir Hyemi.

"Jangan membahas dia jika kita sedang bersama." ucap Jimin dengan raut wajah yang seketika berubah menjadi sangat datar.

Hyemi terdiam dengan bibir bengkak yang Jimin ciptakan. Perempuan itu semakin mengeratkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya tatkala Jimin beranjak dari atas ranjang. Jimin sama sekali tak merasa malu memungut pakaian yang berada dilantai dan memakainya di depan Hyemi. Hal tersebut sudah biasa terjadi. Setelah melakukan kegiatan panas di atas ranjang. Jimin akan kembali pulang ke rumah. Meninggalkan Hyemi di atas ranjang sendirian, layaknya seorang Jalang yang tak berguna.

Not Only You (PJM) (END)Where stories live. Discover now