The Grim reaper and The Angel [VKOOK,NAMJIN,YOONMIN]

❄NAMJIN : 3

🕊NAMJIN 🖤
IN YOUR AREA

❄The Grimreaper with the winter wind 🍎

🕊

🕊

🖤

🖤

PHASE 3

" Lukisan Takdir yang baru "

Gimme votes to support me.

Enjoy to read.

Special update for you guys yang sudah setia menunggu :)

Jangan lupa gimme the reaction ya
(灬♥ω♥灬)

Kaki itu melangkah pasti di atas salju tebal yang menyelimuti bumi.

Meskipun Ia memiliki sepasang sayap putih, Ia memilih memijakkan kaki nya di atas hamparan kapas bersih bersuhu dingin.

Senyum nya tak lelah terpatri, senantiasa terukir indah bak bidadari. Yeah, meskipun Ia memang salah satu dari makhluk surga. Ia tak lelah tuk terus berlari. Netra indahnya menatap penuh arti pada hewan yang menarik hati. Hewan kecil bersayap namun dengan rona corak yang berupa-rupa benar-benar memikat hati.

Kim Seokjin,
Sang Malaikat Salju itu terus berlari membelah hutan yang kini tertutup salju putih. Terlalu asyik memandangi kupu-kupu, membuatnya lupa bahwa Ia semakin masuk ke dalam hutan itu. Ketika kupu-kupu itu terbang menghilang dari pandangannya, Seokjin baru menyadari bahwa Ia terlampau jauh tuk masuk ke hutan dari tempatnya semula berdiri.

Seokjin menatap sekitar, dedaunan pinus yang hijau masih nampak, namun kini mulai tertutupi salju putih dengan ujung yang membentuk es runcing seperti jarum.

Seokjin terdiam, sepertinya Ia telah jauh menuruni gunung tempat dimana seharusnya Ia berada dan menjalankan tugasnya. Kemudian Ia menatap kakinya, lalu menatap pucuk gunung nun jauh di sana. Bisa di rasakan, suhu di tempat ini berbeda dengan suhu di atas sana. Suasana dalam hutan ini sunyi, sejuk, namun mencekam baginya.

Seokjin kemudian teringat pesan dari ketuanya.

"Kau tidak boleh melewati batas wilayah ketika melakukan tugas."

Seokjin kembali menatap kakinya.

"Ups.. Sepertinya aku melawati batasnya.." Lirih Seokjin, suaranya seindah denta angin yang bertiup. Seindah suara lonceng pada katedral besar di tengah kota menjelang perayaan natal.

Seokjin yang dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi itu, mulai merasa penasaran. Lalu sebuah pertanyaan besar muncul dalam benaknya.

"Kenapa ya para Malaikat tidak boleh memasuki hutan terlarang?" Ucapnya pelan.

Seketika di kepalanya muncul suara sang Ketua yang amat di hormatinya. Ingatannya di bawa mundur ke beberapa waktu lalu. Masih basah dalam ingatannya mengenai topik pembicaraanya dengan sang Ketua Divisi cuaca di perpustakaan beberapa waktu lalu sebelum Ia turun ke bumi.