Perkara Posesif

394 74 11
                                    

"Abang udah jadian belum? "

Ichiro menoleh pada adik sepupu yang asik mengunyah cilor.

"Belum, masih usaha." Balas Ichiro cuek kembali mengigit burger tujuh ribuan karena tambahan keju slice.

"Ya ampun."

Suara remukan mika yang diikuti dengan suara kresek menyambung gumanan [Name]. "Makanya de, jangan nempelin aniki mulu, cewe-cewe kan jadi overthinking, mikir dua kali buat deketin aniki."

"Udah overthinking, pas deketin secara langsungpun mbak secara terang-terangan gak bolehin." Sahut Saburo sembari mengarahkan sedotan es yang [Name] pegang ke mulutnya.

"Boleh nya sama Kak Nemu."

Ichiro berdehem.

Jari membentuk centang Jiro letakan di dagu. "Sumari, lu terlalu posesif."

[Name] menunjuk dirinya sendiri. "Huh? gue kayak gitu?"

Saburo mengangguk setuju. "Walau lebih tepatnya, Ichi-nii sih yang terlalu mencintai adeknya sampai gak ngelirik cewe lain."

Jiro dan Saburo mengangguk. Kepala [Name] berputar mengarah ke Ichiro, abang sepupunya itu balas menatap [Name] dengan bingung sejenak sebelum memejamkan mata pura-pura berpikir keras. 

"Ngapapa abang seneng kok." ujarnya diiringi tawa kecil  sembari mengelus kepala [Name].

[Name] tersenyum bangga dengan senyum meledek dilempar ke Jiro dan Saburo. Dia mengampit lengan Ichiro dan mendusel dengan nyaman.
"Tuh, abang masih punya gue sampai dia dapet pacar. Lagian gue mah gini-gini masih cuek daripada abang. Gue punya cowo gaboleh, deket cowo dipantau, kemarin malu-maluin gue didepan temen eskul lagi, untung sayang."

Ichiro segera melototi [Name] "Wajar abang khawatir dong. Lu kan anak perempuan. Mana suka genit lagi kalo ketemu cowo ganteng, genit tapi polos, imut, kecil, manis, jago ngurus rumah tangga, banyak yang suka, kalo ditipu mau-mau aja."

 [Name] menjauh dari Ichiro dengan wajah tertekuk. "Mau ngejek apa muji? Lagian gua udah gede, tau kali mana yang baik buruk, bisa jaga diri. Abang tuh bawellll banget kayak ibu-ibu."

"Pulang malem dikit kalau jauh dari rumah diterror, naksir sama cowo, cowonya dintimidasi sebelumnya lewat DM, untung gak dimasukin ke berita kalo Yamada Ichiro maniak ke adik sepupunya."

Ichiro membenarkan posisi duduknya dengan kedua tangan menyilang di depan dada, suaranya mengalun rendah namun menunjukkan ketegasan. "[Name] Jadi lu ceritanya ngeluh? itu abang lakuin karena sayang, anak perempuan itu harus di didik bener, abang jalanin amanah dari bunda sama om yang gak bisa ngawasin lu."

" Aduh kok jadi berantem, udah Ichi-nii, mbak, kalo dilanjutin bisa bahaya." Lerai Saburo namun tidak di dengar, Saburo bertukar pandang dengan Jiro.

"Yaudah biarin, kali mau berantem kali Bur." Balas Jiro berusaha untuk maklum, padahal dia sudah tegang, lihat saja keringatnya membasahi pelipis, entah karena tegang atau kepedasan setelah makan basreng barusan.

"Tapi gak usah over, abang kan cuma abang." 

Saburo melotot.

" Uhuk-uhuk," Jiro tersedak boncabe seketika, hingga matanya berair dramatis saat menatap Ichiro dan [Name] bergantian.

Bibir Ichiro kembali terkantup, mengurungkan niat untuk menyahut perkataan [Name] jika saja [Name] mengatakan kalimat lain.

" Kan gue bilang udah gak beres." Sikut Saburo mengenai tangan Jiro.

[Name] ikut diam, menyesali apa yang dia ucapkan sebelumnya. Meruntuki diri sendiri yang terbawa emosi sehingga lupa untuk bersyukur atas perhatian Ichiro. Dia melihat Ichiro dengan takut-takut dan sesal. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sepupu : Daily StoryWhere stories live. Discover now