Pagi

417 83 27
                                    

Kicauan burung kutilang yang hinggap pada pohon manggah di halaman belakang mengiringi pagi tenang di kediaman [Name] berserta Yamada bersaudara.

Dering alarm bergema, gadis bersurai hitam itu lekas mencabut ponsel yang masih tersambung kabel cas. Tidak langsung bangun, anak gadis itu berguling merenggangkan otot.

Membersihkan diri dan mengecheck peralatan sekolah. [Name] pergi ke balkon kamar yang tersambung sampai ujung, menengok ke kiri, ada 3 pintu kaca yang bisa di lihat begitu keluar kamar.

Melewati satu pintu yang gorden nya sudah terikat rapih, tidak menampilkan pemilik kamar di sana, yaitu Ichiro Yamada, alias abang sepupunya tertua, walau beda dua tahun saja sebenarnya. Entah sedang mandi atau kemana abangnya yang paling rajin, sholeh, pintar, gagah, manly, ganteng dan mapan satu itu.

 [Name] melanjutkan langkah. Berhenti di kamar kedua yang jendelanya masih tertutup rapat, seperti perkiraannya.

 Menggeser pintu yang tidak terkunci, [Name] menarik selimut Jiro pelan, namun pemuda yang tengah tidur terlentang dengan mulut mengangga masih pulas.

Kalau orang yang menyukai Jiro, bayangan orang itu pasti langsung travelling membayangan seberapa seksi, polos, manis, dan ingin menerjang kasur Jiro langsung saat melihatnya seperti ini.

Tapi ini [Name], sepupu nya memang ganteng, namun udah gak ganteng karena basi dilihat setiap saat.

"Jiro, bangun!"

"Dul. Bedul! bangun!"

Tidak ada respon walau hanya pergerakan membuat [Name] gemas. "Kebo anak satu ini." 

Masih dengan cara lembut [Name] mencapit hidung Jiro agar saudaranya itu berhenti menghirup udara, dan cara itu sukses membuat Jiro gusar dan menepis tangan [Name] dengan mata terpejam, tidur tengkup menghindari [Name].

Menepuk bokong Jiro cukup keraspun tak ada hasil, selain geliatan.

"Jiro bangun! sekolah!" 

"Hm?"

"Sekolah! kemarin minta bangunin."

"Masih pagi buta de. Izin sakit deh, ngantuk banget." 

" Siapa suruh bergadang main Nintendo. Jam lima ini, gak sholat subuh lu? gua bilangin abang ah." Setelah mengatakan itu [Name] menaruh kembali selimut Jiro dan berjalan keluar, kali ini lewat pintu depan. Tidak perlu repot-repot membangunkan dede, anak itu pasti sudah bangun.

Krieett

Benar saja, [Name] berpapasan dengan Saburo, sedikit menahan senyum bangga melihat Saburo sudah mengenakan seragam putih abu-abu lengkap atribut.

"Ohayou." Sapa anak itu dengan wajah tertekuk, maklum masih pagi, biasanya jika sebelumnya atau ada yang membuat seseorang senang setelah bangun tidur, orang-orang pasti akan berbadmood ria tanpa sebab.

"Ohayou,"

"Udah bangun Jiro?"

"Belum, biarin aja!"

"Makanya banguninnya seret langsung ke kamar mandi mbak. Kalo gak gebuk pake sapu lidi."

"Tega banget lu dek hahaha."

Menuju meja makan melihat menu sarapan, bunda sedang menata meja, menaruh nasi goreng dan seteko susu sapi perah hitam putih segar yang dipesan dari peternakan pak Hitoya, yang sudah jadi langganan bunda.

Kalau kata Bang Kuuko, om satu itu pakai jaket hitam putih itu tandanya dia sedang promosi pertenakannya dengan cosplay menjadi siluman sapi ganteng.

Sepupu : Daily Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن