3. Menjelajahi hutan 🏞️

138 32 6
                                    

Setelah selesai makan di rumah bibi Wizel ketiganya memutuskan untuk menjelajahi hutan sambil bercerita banyak hal.

Dimulai dari ujung barat ke timur hingga menelusuri sungai di wilayah utara. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat di air terjun wilayah selatan. Sebenarnya mereka bukan hanya sekedar iseng untuk menjelajahi tapi juga untuk memastikan apakah ada hal yang mencurigakan atau tidak.

Suara air terjun ditengah-tengah keheningan mengalun begitu tenang. Angin sepoi yang begitu menyejukkan. Mereka masih bungkam. Diam melepas lelah setelah perjalanan panjang.

Lima menit berlalu. Tetap tidak ada yang bersuara ketiganya merebahkan diri di atas rerumputan dekat dengan air terjun di bawah pohon besar.

"Ngomong-ngomong penghuni hutan Lentera adakah yang berwujud kupu-kupu dengan cahaya merah pekat?" Pangeran bertanya membuka suara.

"Setauku tidak ada. Kau melihat sesuatu tadi?" Lora berkata sambil bangun duduk menatap Racel.

"Iya tadi di sebelah barat perbatasan. Apakah kau melihatnya Rizard?"

"Apa kupu-kupu yang kau maksud itu lebih besar dua kali lipat dari ukuran biasanya?" Tanya Rizard memastikan.

"Kau benar."

"Aku melihatnya. Samar." Rizard mengangguk membenarkan.

Itu artinya hanya Lora yang tak melihat. Ah mungkin karna di perjalanan tadi dia hanya fokus pada ketakutannya berjalan lurus mengikuti Rizard dan Racel. Iya Lora takut hantu.

"Kenapa kau tak melihatnya Lora? Kau ini melihat apa?" Pangeran bersuara. Pasalnya Lora tidak berjalan begitu jauh dari mereka.

"Kau lupa Racel? Lora kan penakut mana bisa fokus." Sanggahnya sambil tersenyum mengejek.

Lora hanya menatap tajam Rizard tidak ingin mengelak juga karna memang begitu fakta yang ada.

"Ah ngomong-ngomong bagaimana persiapanmu untuk besok malam Racel?" Rizard menoleh menatap pangeran mencari jawaban.

Alis Racelio bertaut. Bertanya. Persiapan? Besok malam? Memang ada hal istimewa apa? Seingat dia orang tuanya tidak berpesan apa-apa.

"Maksudmu?"

"Bukankah kau sudah diberi tau? Tentang pesta besok malam tentang perjodohanmu. Akan ada banyak calon dan tamu undangan yang akan datang." Jelasnya pada Racelio.

Lelucon macam apa lagi ini? Sepertinya semesta memang ingin bercanda dengan dirinya. Bahkan tidak ada yang memberutahu padahal ini menyangkut dirinya. Miris.

Atau jangan-jangan ini alasan ayahnya mengijinkan keluar? Ah ayolah bahkan dia masih sangat muda.

Terlalu banyak pertanyaan yng ada dibenark Racelio. Kenapa? Kenapa harus dirinya? Kenapa bukan kakaknya yang terlihat lebih siap. Apa alasan mereka? Egois.

"Kau orang pertama yang memberitauku Rizard. Rasanya aku ini seperti boneka? Tidak pantas menentukan pilihanku sendiri. Harus bagaimana lagi agar mereka mengerti kalau aku punya jalan hidup sendiri?" Nadanya terdengar lesu. Benar-benar muak dengan semua yang terjadi.

Lora melihat pangeran sendu. Ia juga tak tau harus bagaimana tidak memiliki kendali untuk hal itu.
"Kalau kau butuh bantuan untuk kabur panggil aku."

"Aku juga akan membantu. Semampuku." Rizard menambahi.

"Ya tentu saja."

Jujur hatinya masih berkecamuk. Tidak pentingkah pendapatnya? Bukankah hal ini menyangkut masa depannya? Sebenarnya kenapa?

"Ini sudah malam ayo pulang." Ajak Lora sambil berdiri menyeret kasar tangan Rizard.

"Kau ingin ku pukul?" Kata Rizard sinis.

AGUARAWhere stories live. Discover now