"Bunda, apa aku jahat bunda ?"

Bunda hanya mengelus rambut Min hyung. Menyalurkan kehangatan seorang ibu pada sang anak yang sudah melalui banyak hal diusianya yang masih muda.

"Tidak. Siapa bilang hm ?"

"Aku... Aku ..."

kalimat yang entah apa ingin diutarakan min hyung tapi Taeyong paham kegelisahan apa yang sedang dialami anak tertuanya. Ia juga mendengar igauan kecil Haechan yang menyebut nama Mark dan sesekali Renjun.

"Anak bunda hebat." Ucap Taeyong yang membuat Min Hyung akhirnya meloloskan air matanya saat itu.

"Bunda bahagia sekali karna dititipi Tuhan sosok malaikat sepertimu Hyungie. Kau berhati lembut. Adikmu adalah hal nomor 1 untukmu. Kau bahkan menjadi benteng paling kuat untuknya walaupun kau benteng yang rapuh."

Sebuah senyum tipis hadir disudut bibirnya Min Hyung.

"Bunda pikir, keputusanmu untuk menikahi Haechan dan bertanggung jawab atas anak yang dikandungnya karna Mark adalah pilihan paling luar biasa yang kau ambil selama hidupmu. Bunda juga ingin melihat kau bahagia bersama orang yang kau cintai"

Min hyung membuka matanya. Ia terkejut karna bunda mengetahui hal sejauh itu.

"Tapi kau terlihat sangat hancur walaupun bersama Haechan. Apa yang kau fikirkan sekarang ?"

"A..aku.. Tidak tau bunda."

Tarikan nafas panjang Taeyong menjadi awalan dalam nasihat panjangnya malam itu.

"Kau ingin sekolah kan ?"
Sebuah anggukan menjadi jawaban.

"Tapi kau tidak ingin Mark putus sekolah dan menekuni music-nya ?"
Anggukan lagi

"Kau ingin membahagiakan Mark ?"
Anggukan lagi

Sebuah senyuman dan kecupan kecil diberikan Taeyong pada pelipis sang anak.

"Mark akan bahagia dengan Haechan dan anaknya."

Entah kenapa kalimat itu mengirisnya di dalam. Cukup menyakitkan. Tapi..

Entahlah. Min hyung juga tidak begitu mengerti.

"Biarkan Mark tau. Biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri. Kau memang bisa selalu melindunginya. Tapi ada masa dimana dia akan menjaga dirinya sendiri. Dia harus mulai bertanggung jawab akan hal yang dia lakukan sendiri. Terlepas dari itu salah atau benar. Dan masalah kali ini adalah nyawa baru yang akan hadir di dunia. Bukan hal yang harus kau tutupi lagi seperti siapa yang memainkan lipstik Bunda saat kecil dan kau mengaku, padahal wajah Mark yang penuh dengan coretan."

Min hyung tersenyum. Ia mengingat saat itu.

Dia sedang membantu ayah membenarkan roda sepedanya. Ketika ia melihat Mark sudah belepotan lipstik bunda. Ayah yang terlihat sibuk, membuat min hyung berinisiatif untuk membawa mark ke kamar mandi untuk membersihkannya. Sayangnya, ia kalah cepat dari bunda yang berhasil menemukan mereka.

"Mark tetap bisa bermusik walaupun dia punya keluarga nantinya, ataupun jika ia putus sekolah. Sedangkan kau, apa cita-citamu sayang ? Kejarlah itu. Kalian punya jalan hidup sendiri-sendiri."

"Tapi bunda..."

Min hyung masih berusaha untuk menyelingi nasihat sang ibu.

"Haechan dan Mark, itu juga karna kesalahanku. Karna aku, Mark pindah ke sekolah dan berniat membalasnya kepada Haechan."

"Kau tau takdir ?"

Deg.

Min hyung bahkan melupakan itu.

[FF] BE MINE •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang