04

1.3K 249 45
                                    

-HAPPY READING-


Beomgyu tampak mengedarkan pandangannya ke sepenjuru ruangan. Dia sedang mencari Lizbeth, pasalnya sedari tadi wanita itu menghilang bak di telan bumi.

"Ayah, bukankah seharusnya duchess tetap di sini mendampingimu?" Malik tersentak, benar juga apa yang di katakan anaknya. Karena terlalu fokus kepada Beomgyu, Malik hampir melupakan istrinya itu.

"Itu benar, tapi sepertinya duchess sedang kekamar kecil. Kita tunggu saja ya."

Ayahnya ini bodoh atau apa? Jelas-jelas duchess sudah menghilang sejak mereka menemui Raja, masa ke kamar kecil selama itu?

"Oh begitu. Baiklah ayah."

Baru saja Beomgyu ingin melanjutkan aksinya untuk mencari para bangsawan yang telah memakainya bergilir, namun rencana itu pupus ketika dirinya lagi-lagi di perebutkan dua orang yang sangat keras kepala. Pantas saja mereka saling jatuh cinta dulu, sifat mereka serupa, tidak heran lagi.

"Berdansalah denganku Beomgyu." Yeonjun berlutut di hadapan Beomgyu. Pemuda berumur empat belas tahun itu tidak memperdulikan bahwa dirinya tengah menjadi perbincangan kembali.

"Beruntung sekali anak duke Malik, pangeran mengajaknya berdansa. Bukankah ini pertama kalinya bagi pangeran untuk berdansa dengan orang lain?"

"Kau benar. Huh, jadi begini rasanya menyerah sebelum berjuang."

"Sial, sainganku pangeran."

"Tapi--"

"Lebih baik Beomgyu berdansa denganku saja. Tidak usah dengan dia."

"Maaf para pangeran, sepertinya Beomgyu akan berdansa bersamaku malam ini."

Beomgyu bernapas lega ketika ayahnya menggendong tubuhnya dan membawa dia jauh dari dua pangeran keras kepala itu.

"Ini semua karena kau! Coba saja kau tidak datang mengusik rencanaku, pasti kami sudah berdansa di sana." Yeonjun menatap nyalang Soobin.

"Ini semua salahmu! Dasar pangeran jelek." Soobin pergi dari sana, tapi sebelum itu dia sempatkan untuk menginjak kaki Yeonjun.

"Arghh. Berani sekali kau menginjak kakiku! Lihat saja, di pesta-pestaku selanjutnya akan ku buat kau tidak bisa masuk ke istanaku."

Soobin berbalik dan menjulurkan lidahnya kepada Yeonjun yang tengah mengusap kakinya, lebih tepatnya dia mengusap sepatunya.

Sementara itu di lain tempat karena perbedaan postur tubuh, Beomgyu dan ayahnya tengah kesusahan berdansa. Itu sebabnya Beomgyu kini berjongkok dan mencebikkan bibirnya kesal.

"Makanya cepatlah tumbuh besar agar kita bisa berdansa."

"Tidak akan, aku lebih suka menjadi kecil." Ucap Beomgyu dengan pipi yang menggembung.

"Benarkah?" Goda Malik. Dia mengacak-acak gemas rambut Beomgyu.

"Hmm. Ayah, aku ingin izin ke kamar kecil."

"Pergilah, bawa Robert atau Sam bersamamu."

"Baiklah ayah. Kalau begitu aku pergi dulu."

VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang