Chapter 10 : Mall 2 and True

2.3K 244 71
                                    

Baekjin, Hakho, Jihoon, Seonjee berjalan menyelusuri mall dengan Sieun di punggung Hakho. Mereka ke menuju bagian supermarket membeli beberapa kebutuhan seperti bahan makanan, perlengkapan mandi, beberapa minuman, bahkan membeli mug baru khusus untuk Sieun.

"Kita tidak jadi menonton bioskop jika Sieun terus tidur" kata Jihoon memasukkan tangannya ke kantung jeans.
"Kurasa dia hanya lelah kemarin kita memberinya pelajaran yang lumayan melelahkan" kata Hakho sembari terkekeh.
"Itu salahnya sendiri lagi pula dia harus nya tau dia milik kita bukan para pencundang Eunjang." kata Jihoon mengepalkan tangannya kesal.
"Kupikir dia sudah tau" kata Baekjin mengusap pipi Sieun.

"enngh" erang Sieun perlahan-lahan membuka matanya.
"Apa aku ketiduran" kata Sieun sambil mengusap matanya. dan terus menyandarkan tubuhnya ke Hakho.
"Hanya sebentar, tidak apa-apa" kata Seongjee melambaikan tangannya.
"Hakho terima kasih" kata Sieun mengusap rambut Hakho pelan.
"Hahaha tidak apa apa putri tidur. Kamu mau turun atau mau tidur lagi ?"tanya Hakho, Sieun masih terus menyamankan dirinya di punggung Hakho.
"Nyaman" gumam Sieun.

"Hah, dia malah suka di gendong seharusnya aku saja" kata Seongjee menggelengkan kepalanya pelan sambil memperbaiki kacamatanya.
"Aku setuju" kata Jihoon dan Baekjin.
"Oi Hakho gantian biar aku yang mengendong Sieun" kata Jihoon dengan cepat Hakho berlari menghindari teman-temannya.
"Maaf tapi, Sieun khusus untuk ku saat ini" kata Hakho sambil berlari sementara Sieun tetap pada posisi nyamannya.

"Jangan biarkan dia membawa Sieun lebih lama !" seru Baekjin berlari menyusul Hakho diikuti oleh Jihoon dan Seongjee meninggalkan troli belanja mereka.
"Bagaimana dengan belanjaan kita ?"tanya Seongjee seketika mereka berhenti mengejar Hakho.
"Kamu bawa" kata Jihoon dan Baekjin membuat Seongjee tersenyum miring dan kembali sambil membawa troli belanjaan. Sementara itu Hakho bersembunyi di rak mie instant sembari sesekali mengawasi sekeliling.
"Aman" gumam Hakho perlahan-lahan keluar dari tempat persembunyian nya namun, Baekjin dengan cepat menarik Sieun dan gendongan Hakho.

"Saatnya gantian Hakho" kata Baekjin, Jihoon yang tidak mau kalah ikut menarik.
"Tidak adil ! Bukan kah kalian bilang biar aku saja !" seru Hakho segera berbali menahan Sieun. Sieun yang ternganggu seketika matanya menjadi tajam menghempaskan tangan Baekjin, Jihoon, dan Hakho.

Duak
Duak
Duak

"Ka-kalian pikir aku mainan hah !? Main kalian tarik-tarik" seru Sieun setelah menjitak ketiga orang itu. Sieun melipat tangannya di dada menatap tajam ketiga orang yang memengangi kepalanya.
"Sungguh tidak bermoral sekali ! Menganggu orang yang tidur" seru Sieun berjalan mendekati Seongjee yang lulai membawa troli.
"Bagaimana aku bantu Seongjee" kata Sieun, membuat Seongjee melihat Sieun lalu tersenyum lebar.
"Tentu saja, ayo kita beli beberapa perlengkapan lagi" kata Seongjee sambil mengusap-usap kepala Sieun pelan. Sieun tersenyum menikmati usapan dikepalanya.

"Begini, aku minta maaf atas kejadian yang kemarin dan aku sebenarnya agak cemburu karena kamu berdekatan dengan para Eunjang itu" kata Seongjee terus melihat ke depan sambil mendorong troli. Sieun tertegun tubuhnya gemetar. Seongjee memeluk Sieun erat dan mencium pipinya.
"Jangan takut lagi. Aku.... aku mencintai mu Sieun" kata Seongjee membuat Sieun terbalak.
"Kami juga begitu" kata Baekjin berjalan mendekati mereka.

"Ku kalian membenci ku" kata Sieun pelan.
"Bagaimana mungkin kami membenci mu jika pada pandangan pertama kami jatuh hati pada mu" kata Jihoon mendekati Sieun lalu mencium pipinya.
"Aku sejak awal membawa mu kesana untuk membuktikan bahwa kamu milikku satu satunya dan malah disalah kirakan" kata Hakho menggaruk bagian belakang kepalanya. sedangkan Baekjin hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi, bagaimana kita memulai hubungan serius ?"tanya Baekjin.
"Tidak ada kekerasan, penyiksaan. Hanya perasaan lembut dan terlindungi bagaimana ?" tanya Baekjin.
"Kita mulai perlahan-lahan dan tidak perlu buru-buru menerima kami" kata Jihoon lembut.
"Kami siap menunggu mu membuka hati" kata Hakho tersenyum lebar.
"Dan membuat mu percaya bahwa kami sangat mencintai mu" kata Seongjee. Sieun memerah malu lalu mengangguk kecil.

"Tolong buat aku mencintai kalian juga" kata Sieun














END

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Sep 07, 2021 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

MisériaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon