setelah menghabiskan waktu dengan taeyong sampai senja menjemput, hana memutuskan untuk pulang. berharap ayah tirinya belum pulang. ucapan terima kasih hana, hanya direspon dengan senyuman oleh si pria berwajah elok nan rupawan.
turun dari mobil, sang puan menenggak saliva. merinding setengah mati melihat mobil ayahnya yang terparkir digarasi. bimbang untuk masuk atau menetap diluar sini entah sampai kapan. melangkahkan kakinya ke depan pintu yang tak lama setelah itu terbuka, menampakkan sosok pria jangkung memakai apron bergambar kucing hitam.
"kok ngga masuk? ayo, papi bikin nasi kebuli!" ajaknya, dengan senyum yang merekah seakan sebelumnya tak terjadi apa-apa. tangannya meraih tangan sang puan yang menganggur. ditariknya kursi meja makan didepan hana, menitahkan hana untuk mendudukkan dirinya disitu.
sifatnya kembali seperti pertama kalinya hana bertemu jaehyun.
gadis itu duduk, langsung disodori sepiring nasi kebuli yang masih berasap-asap pertanda baru matang. jaehyun menampilkan senyum termanisnya yang bahkan tak pernah gadis itu lihat sebelumnya. mendudukan dirinya dikursi seberang hana, jari-jemari panjangnya mengambil sendok dan garpu. ditaruhnya kedua alat makan itu dipiring anak gadisnya.
kurang lebih lima menit terlewat, makanan yang disuguhi jaehyun belum hana sentuh sama sekali.
"is everything okay?" hana menengadah, menatap nanar oniks yang pemiliknya barusan melontarkan pertanyaan bodoh.
"really? you run to whoever she is just RIGHT AFTER YOU FUCKED ME WITH UNREASONABLE REASONS?!" berani sumpah, sang puan tak berniat untuk berteriak didepan si tuan seperti yang baru saja ia lakukan.
"jangan ngerusak mood saya." urat-urat dipunggung tangannya terlihat jelas tatkala meremat kuat-kuat sendok dan garpunya.
hana hanya bisa nunduk, merutuki diri sendiri didalam hati. jari telunjuknya ngangkat dagu sang puan, memaksa menatap matanya yang berusaha ia hindari, "last night... we'll talk about it later. makan, hargai saya."
let's say hana terlalu bodoh. beberapa jam yang lalu mengeluarkan amarah yang berapi-api, namun sekarang kedua pasangan itu "cuddle" sembari menonton gossip girl. kalau bisa dibilang, walaupun hana merasa sedikit tenang, tapi rasa cemas dihatinya itu tak kalah memuncah.
"ngantuk?" tanya si tuan. tangan kekarnya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah si puan.
hana menggeleng, "belum, tapi ngga tau deh. paling sebentar lagi teler" kekehan kecil keluar dari mulut jaehyun, "ke kamar sekarang aja, ya? mau jalan sendiri apa digendong?"
"jalan sendiri"
"yakin?"
hana mengerutkan alisnya, "ya... yakin. kenapa emang?"
alih-alih menjawab, pria itu menatapi hana dengan kedua obsidian yang tak berkedip. semakin maju, sampai jarak diantara keduanya tersisa sekitar dua jengkal. hana menunduk, meremas kain celananya erat-erat. embusan napas dominannya terpapar diwajah si submissive.
"look at me." ucap jaehyun dengan suara yang parau. wajahnya menelisik ke leher si gadis. entah sengaja atau tidak, pria itu lagi-lagi mengembuskan napas berat yang menggelitik kulit mulus gadisnya. sesekali menjilat rahang serta meraba-raba pinggul gadis itu.
"do i make you nervous? huh?" tanyanya berbisik, tepat ditelinga sang puan. tangan nakal pria itu mulai mengeranyangi tubuh mungil lawan bicaranya.
"pi, please-"
"please what?" semakin lihai tangannya memberi gadis itu sentuhan-sentuhan kecil yang cukup membangun nafsu.
ditatapnya lagi wajah anggun si gadis, matanya sayu, sesekali mengerang, tak lupa wajahnya yang merah padam dengan sedikit peluh didahi.
jaehyun menyeringai, "you like it when i teasing you like this?" ujarnya, masih dengan suara yang serak. "wanna make love tonight? i swear i'll be gentle" finalnya, membopong tubuh sang puan tanpa melepas pagutan bibir keduanya.
gentle gentle tai anjing, batin pria itu, tersenyum menang.
________________________________________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
