Episode 4 - Sekolah dan Setelahnya

481 103 24
                                    

Han sungguh terkejut saat melihat bekas tumpahan susu cokelat di kaki boneka kelincinya. Dia tidak merespon apa-apa bahkan saat pelaku yang menumpahkan susu itu berusaha berbicara dan meminta maaf padanya.

"Hanie, Minie minta maaf. Minie ga sengaja huhuhu. Hanie jangan marah."

Seungmin, teman dekat Han, masih memegangi tangan temannya sambil meminta maaf tanpa henti. Dia sungguh tidak sengaja menumpahkan susunya ke boneka milik temannya itu. Dan meskipun tumpahannya tidak seberapa, Seungmin yakin nodanya pasti tidak akan menghilang dengan mudah, apalagi boneka itu berwarna putih.

"Minie.. ga pa-pa.. tapi.." ujar Han terbata, membuat Seungmin tidak paham.

"Tapi apa, Hanie?"

"Heh."

Seungmin sontak menoleh terkejut saat mendengar suara itu. Di tempat boneka kelinci milik Han terbaring, kini ada seorang laki-laki yang Seungmin tidak tau muncul darimana. "I-itu s-siapa?" tanyanya takut karena tidak mengenali laki-laki itu.

Laki-laki itu jelas bukan salah satu dari guru mereka, dan orang asing juga seharusnya tidak bisa masuk ke dalam sekolah. Bagaimana jika dia penculik anak? Bagaimana jika Seungmin tidak bisa menjahili adiknya lagi? Bagaimana jika—

"Siapa yang buat kotor kaki boneka saya?"

Oh, tidak. Seungmin makin takut setelah mendengar kalimat tanpa nada itu.

"Hanie!" Han berseru membela temannya, sedikit bermaksud agar terdengar berani, tapi langsung menciut saat mendapat tatapan marah dari Lino. "H-Hanie minta maaf. Ino jangan marah."

"Kamu janji untuk jaga boneka saya biar ga kotor."

"Tapi itu boneka Hanie." gumam Seungmin sampai ke pendengaran Lino.

Lino berjongkok, menyamakan tingginya dengan dua bocah di hadapannya, lalu berujar dingin, "Ngomong apa kamu, manusia?"

Seungmin menatap ragu. Dia menelan ludahnya gugup sebelum mengaku, "M-Minie yang buat kotor bonekanya Hanie." dia tidak mau kawan baiknya sampai disalahkan karena kesalahannya. "Itu bonekanya Hanie, kenapa O-Om yang marah?"

"'Om'? Kamu panggil saya 'Om'?" Lino nampak semakin kesal. Dia mengepalkan kuat tangannya sebelum akhirnya mendengus. "Kalo bukan manusia, kamu udah saya buang ke neraka."

"Ino jangan marah." Han memberi puppy-eyesnya, berharap Lino bisa luluh seperti ayahnya. "Ino jangan marah, ya. Nanti Hanie cuci bonekanya sampe bersih lagi!"

"Tapi Hanie, Om ini siapa? Kenapa ada di sekolah? Kenapa dia marah bonekanya Hanie kotor?"

"Heh, jangan panggil saya 'Om'." protes Lino.

"Terus panggil apa?"

"Minie, ini Ino, temennya Hanie." Han memperkenalkan dua temannya. "Ino, ini Minie, temennya Hanie."

"Ino? Bukannya Ino bonekanya Hanie?" Seungmin bertanya bingung sebelum otaknya menyimpulkan sesuatu yang membuatnya terkejut bukan main, "INO JADI ORANG?!"

"Shhhttt." Hanie menaruh telunjuknya di bibir Seungmin, meminta temannya itu untuk jangan berisik. "Minie ngga boleh bilang siapa-siapa, ya. Ini rahasia."

Seungmin masih menatap Lino takjub dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia lalu menarik Han menjauh karena ingin berbicara sesuatu.

"Itu Ino bonekanya Hanie?" tanya Seungmin, memastikan sekali lagi.

Han mengangguk, "Iya. Kenapa?"

"Minie pikir Ino lucu. Kok—" Seungmin mendekatkan bibirnya ke telinga Han sebelum berbisik, "Kok jelek?"

"Heh, jangan dipikir saya ga denger, ya. Awas kamu, manusia kecil."

×××

Lino tidak bisa memberi pelajaran pada Seungmin karena bel masuk sekolah berbunyi saat itu juga. Dia jadi harus kembali bersembunyi di bonekanya lagi dan baru bisa kembali keluar saat sekolah selesai.

Setelah kembali di wujud manusia, Lino berhadapan dengan Han dan Seungmin yang menunduk sembilan puluh derajat ke arahnya.

"Ino, Hanie minta maaf. Ino jangan marah."

"Iya, Om! Minie juga minta maaf. Minie ga sengaja buat tumpah susu di bonekanya." Seungmin menatap Lino dengan puppy-eyesnya, "Jangan marah ke Hanie ya, Om."

"Udah saya bilang, jangan panggil saya 'Om'." balas Lino sengit. "Argh, saya ga suka banget sama kamu."

"Tapi, Om—"

"Jangan 'Om'."

Seungmin terlihat ragu sebelum berujar, "Ino?" dan karena tidak ada protes, dia melanjutkan, "Kok Ino bisa ada di boneka? Ino kayak pangeran kodok yang dikutuk?"

Lino menatap malas sebelum menjawab, "Iya, kurang lebih begitu." dia lalu terpikirkan sesuatu, "Kalian mau saya maafkan?"

Seungmin dan Han langsung mengangguk, sementara Lino tersenyum merasakan rencananya untuk mengambil keuntungan dari dua bocah ini akan berjalan lancar.

"Kalian harus belikan saya sesuatu."

×××

demi memperingati banginho selca,
saya update ini (barangkali masih ada yg nunggu).

Azimat +banginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang