Pertanyaan - Aku kenapa?

6 2 0
                                    

I DON'T KNOW WHAT IS POWER

I DON'T KNOW WHAT IS LOVE

YOU GAVE ME POWER

YOU GAVE ME LOVE

SO NOW I'M A HERO

SO NOW I'M A BOY WITH LUV

I'LL SHOW YOU THE MAP OF THE SOUL

I'LL SHOW YOU THE DREAM

TAKE OFF YOUR MASK AND FACE YOURSELF

FACE YOUR FEARS AND DREAM BECOME OUR REALITIES

ALL OUR TIME WILL BE ETERNAL

Perjalananku dimulai ketika dari kemungkinan tak terhingga mengerucut satu realitas yang pasti. Hal itu adalah ketika aku bertemu dengan Dina untuk kedua kalinya setelah 2 tahun Pandemi COVID-19. Di taman yang dibalut langit senja yang indah dan berwarna merah jingga, aku memperhatikan senyumannya yang seteduh senja itu juga sembari menatapku dengan tatapan yang tidak begitu kaget.

Dina adalah gadis berambut keriting pendek seperti anak SMP perawakannya. Ia juga klienku saat aku menjadi konselor amatir 2 tahun lalu sebelum aku masuk program Apoteker. Dia meninggalkanku satu hari sebelum pertemuanku dengan Erlin dengan memblokir nomorku lalu pergi tanpa kabar.

Aku bilang kepadanya setelah panjang mengobrol mengenai Dia, Rudy (mantannya itu) dan apa yang terjadi dikeluarganya. Aku terbersit:

"Aku mau membuka diriku."

"Maksudmu Dit?" tanya Dina.

"Aku ingin maju kembali, kehidupanku stuck setelah 2 tahun garis waktuku berhenti." ujarku.

"Kenapa kamu merasa kamu stuck?"

"Aku merasa tidak maju saat ini. Aku merasa seperti dalam kandang burung. Makanya aku bertekad membuka diri, jujur sama kamu, Aku ingin disukai, Ingin dicintai, Ingin dibutuhkan, Ingin dimintai tolong, Ingin diperhatikan yang wajar."

"Tapi kenapa aku?"

"Aku gatau."

"Mungkin aku gabisa menuhin beberapa keinginan kamu. Tapi kalau untuk cerita bisa aja. Mungkin kisah kamu bisa aku jadikan motivasi."

Aku butuh didengar... aku butuh untuk dipahami, dan beberapa kala dimengerti...

Aku bertekad akan lebih terbuka terhadap apapun yg akan aku hadapi

"Aku gatau tapi aku merasa aku ingin seseorang yang bisa menemani perjalananku. Mengikutiku. Dan memahamiku"

"Memang Erlin tidak memahamimu? Memang Erlin tidak memberikan semua yang kamu minta itu?"

"Aku..."

"Kamu lebih milih orang yang butuhin kamu atau orang yang kamu butuhkan?"

"Dina..."

"Kamu akan temukan orang itu."

"Dina..."

Pembicaraanku berakhir begitu saja setelah itu, langit ini masih berwarna jingga kemerahan hingga senyumannya tampak sangat jelas.

---

"Oh begitu."

Aku menemui Hasna di loteng keesokan harinya. Hasna adalah temanku selama jadi aktivis dan sukarelawan berbagai yayasan amal, memiliki rambut panjang sebahu dan sedikit pemalu serta kadang bicara yang rada nyentrik menjadi kekhasan dia.

"Kamu ikut Diklatsar juga?"

"Hmm-Hmm.. Kenapa na?"

"Aku juga ikut."

I=ME (To Eternity Together With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang