Fukube ikut memasuki kelas, tetapi membatu di depan kelas menatapi (Y/n) yang tengah fokus membaca buku tebal itu. Seseorang menyenggol bahunya, teman sekelas, sama-sama memandangi gadis yang tiba-tiba rajin pada hari pertama masuk sekolah.

"Temenmu kenapa? Bukannya biasanya malesan, ya?"

Kedua bahu Fukube terangkat tak acuh, seraya mengeluarkan kekehan kecil. "Entahlah, dia bilang ingin memulai perubahan dalam hidupnya." nada bicaranya terdengar mengejek, walau sebenarnya cukup senang melihat semangat (Y/n) yang sudah kembali.

"Hmm, padahal baru masuk, biasanya kan tidak langsung materi yang berat-berat."

.

"Hari ini kita ulangan."

"APA?!"

Seluruh murid menjerit tidak percaya dengan mata membelalak sempurna, beberapa menggebrak meja untuk menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap tindakan tiba-tiba dari sang guru.

"Ulangan. Telinga kalian gak bermasalah, kan?" ulang gurunya, menunjukkan bawa ia tidak sedang bercanda.

"BU, GAK BISA GITU DONG BU!"

"INI HARI PERTAMA MASUK LOH, BU!"

"Pengen pindah kelas, pindah kelas!!"

"Halah, susah susah sekolah, ngepet aja hayuk."

"BU, SAYA BELUM BELAJAR APA APA!"

"Matematika, ilmu yang mematikan~"

"Hayu bolos, ke kantin sabi nih."

"BU, TOLONG KASIHANI OTAK SAYA YANG KAPASITASNYA CUMA 2MB."

"KITA INI BEDA LOH, BU, JANGAN SAMAIN SAMA MURID EMAS IBU YANG OTAKNYA SPEK DEWA."

"Ha?! Gak usah bawa-bawa aku! Kalau bego mah ya bego aja!"

Kelas mendadak ricuh. Oleh racauan, jeritan, teriakan, protesan, bahkan senandungan dan segala macam yang bisa dilakukan untuk mencegah ulangan tidak terduga tersebut. Namun, suasana menjadi hening ketika gurunya meniup telunjuk di depan bibirnya.

"Sshh, kalian jangan malas! Kalian sudah libur selama dua bulan, seharusnya kalian jangan menghabiskan waktu dengan main main saja! Kita hanya mengulang materi musim lalu, seharusnya kalian ingat jika benar-benar memperhatikan penjelasan Ibu!"

Nampaknya masih banyak yang belum setuju, termasuk gadis yang kini menjambak rambutnya sendiri dengan tatapan kosong yang terarah pada papan tulis. Iris matanya bergulir pada sosok laki-laki di depan, lalu mencubit pinggangnya keras.

"A—aduh!! Apasih?!"

"Kau bilang materinya tidak akan terlalu berat, lalu sekarang apa? Ulangan!" tuntutnya, menatap tajam Fukube yang masih meringis seraya mengusap pinggangnya yang terkena cubitan.

"Ya mana aku tau! Tuh, dia yang ngomong gitu!"

(Y/n) mengalihkan tatapannya pada seseorang yang Fukube tunjuk. Gadis itu menyipitkan mata, mencoba mencari memori dalam kepala yang mungkin terhapus tanpa sadar. Ia menatap lekat lelaki berkacamata yang menghindari tatapannya itu.

"Siapa namanya?" ia kembali menatap Fukube. "Rindou."

"Wah, sembarangan tuh anak, ngajak ribut bener!" (Y/n) menggulung lengan serangamnya, bersiap untuk memulai perkelahian dengan lelaki kurang ajar yang membuat rencananya berantakan seketika.

Ketika mendengar bahwa hari pertama sekolah setelah liburan biasanya tidak terlalu sibuk, (Y/n) menyimpan kembali bukunya dan tidur di kelas, sehingga tak sedikitpun rumus dalam buku yang masuk ke dalam otaknya.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Where stories live. Discover now