"Lo nggak takut sendirian ke dapur?"

"Takut sih, tapi mau gimana lagi, hehehe. Anak-anak masih belum ada yang bangun." Yesmin membenarkan letak maskernya yang hampir jatuh.

Setelah Yesmin mengucapkan kalimat tersebut, keheningan datang menyelimuti mereka. Sembari menunggu air yang mendidih, tidak ada yang membuka suara, mungkin hanya suara kodok yang menemani mereka dari arah belakang posko. Hingga kedatangan Renan dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur berhasil menginterupsi kegiatan mereka.

"Kenapa lo malah berdiri di situ bukannya mandi? Udah jam berapa sekarang?" pertanyaan tersebut ditunjukkan pada Jendra yang tengah berdiri tanpa rasa bersalah.

"Dingin, Nan. Gue aja lagi rebus air buat mandi. Si Yesmin juga."

"Buat cuci muka!"

"Yaudah, kalau gitu gue duluan aja yang mandi." Renan kembali melanjutkan langkahnya. Dan setelahnya bunyi kompor yang dimatikan terdengar. "Etttt gue dulu. Air gue udah jadi. Gue mau cuci muka sama gosok gigi. Bentar doang," seru Yesmin membawa panci yang berisi air panas dengan uap yang mengepul.

"Hati-hati, nggak usah cepet-cepet gitu. Lantainya licin." Yesmin hanya terkikik mendengar nasihat dari Renan. Ketua KKN-nya ternyata perhatian juga.

*

*

"Sen, makanannya udah jadi. Yuk sarapan, ajak yang lain juga." Talia melonggokkan kepalanya ke gang yang ada di sebelah posko. Jadi posko tempat mereka menginap ini memang berdekatan dengan rumah Bu Ayu. Tepatnya setelah rumah Bu Ayu ada gang kecil yang menghubungkan halaman depan dengan pintu belakang. Biasanya gang ini digunakan untuk meletakkan motor karena tempatnya yang tertutup.

"Okeh sippp."

Di sinilah mereka sekarang, di ruang tamu yang beralaskan karpet, berbagai menu makanan sudah tersaji. Mulai dari nasi, tempe, sayur asem, sambal hingga kerupuk siap untuk disantap. Jangan lupakan air putih beserta teh hangat yang siap menghangatkan pagi mereka.

Hari ini kelompok dibagi menjadi dua. Anggota perempuan memasak sementara anggota laki-laki memilih untuk membersihkan rumah atau sekedar membuat jemuran.

Awal-awal begini mereka semua memutuskan untuk melakukan pekerjaan rumah secara bersama-sama. Namun jika sudah waktunya kegiatan aktif KKN mereka akan melaksanakan sesuai jadwal yang kemarin sudah ditetapkan.

"Hari ini kita nggak ada kegiatan, kan?" tanya Shasha saat tangannya meraih centong nasi.

"Enggak ada. Palingan nanti yang dapet tugas pesen makanan buat syukuran besok mulai jalan." Jendra menunggu teman-temannya selesai lebih dulu karena harus gantian.

"Yeee, berarti gue nganggur." Sella yang mendengar seruan dari Shasha mendengus. Masalahnya yang ditugaskan untuk memesankan makanan adalah ia dan Hilman.

Tapi syukurnya, mereka hanya memesan tumpeng. Dan thanks to Yusuf karena sudah mensponsori acara syukuran kali ini dengan memberikan banyak roti secara cuma-cuma. Mamanya Yusuf adalah pengusaha kue yang sudah mendirikan beberapa cabang. Sehingga untuk menyumbangkan roti yang tidak mencapai harga satu juta bukanlah hal yang susah.

"Nggak ada yang nganggur, semuanya bakal kebagian job desk kok. Nanti gue sama Jendra ke Pak Lurah. Karin, Yesmin sama Ajeng bakal sebar undangan. Sella, Hilman pesen tumpeng. Sisanya bakal bantu-bantu ngurus posko," jelas Renan setelah menyuapkan satu sendok nasi.

"Kayaknya kita bakal ada kegiatan tambahan. Rencananya sih nanti bahas sama Pak Lurah sekalian ngasih undangan."

"Lo udah bilang emang?"

Dear, KKNWhere stories live. Discover now