💕CHAPTER 10💕

698 60 9
                                        


Author mau rajin, tapi malas... 😂😂😂






Sasuke yang kini sudah sampai disuatu desa pun kembali mengaktifkan sharingannya untuk melacak cakra Sakura.

Sedangkan Sai kini sedang terbang mencari Sakura pula, mereka berpencar untuk mempercepat pencariannya.

Sai memicing matanya tajam kala seluet pink sedang berjalan jalan ditengah pasar. Sai turun dari kejauhan dan mulai memasuki pasar.

Mata hitamnya mencari kedalam pasar, matanya membola kala mendapati Sakura yang kini sedang membeli sebuah tomat.

"Sakura," Sakura berjengit kaget kala melihat Sai yang sudah berada didepannya.

"Sai! Kau disini," pekik pelan Sakura.

"Syukurlah... Kau masih mengingatku," ucap Sai, Sakura menarik Sai kedalam sebuah kedai.

"Pergilah dari sini, aku tahu kau kemari dengan Sasuke-kun kan? Saat ini... Aku masih ada dibawah kendali Ryu," Sai mengernyit heran dengan penjelasan Sakura.

"Jangan memikirkan apapun bodoh, Ryu bukanlah orang yang mudah dikalahkan... Dia adalah mantan seorang bangsawan. Kau tahu sendiri bagaimana shinobi bangsawan itu seperti apa?" jelas Sakura panjang lebar, Sai hanya mengangguk mengerti.

"Jaga dirimu jelek,"

Tuing?!

Sakura mendengus kala panggilan Sai tidak berubah dari dulu, ingin rasanya wanita berbadan dua itu memukul Sai.

Sai berbalik ingin pergi, namun terhenti kala Sakura kembali memanggilnya.

"Sai.. Bilang pada Sasuke-kun, bahwa anaknya merindukannya," ucap Sakura sambil mengelus perutnya yang agak membesar.

Sai terhenyak sebentar, senyum tulus kini terpampang diwajahnya.

"Aku akan menyampaikannya,"



***


Sasuke mengusap wajahnya dengan kasar, pria itu masih belum menemukan jejak.

Tap

Matanya menangkap Sai yang baru saja turun dari elang tintanya, pria pucat itu mendekati Sasuke.

"Sasuke-kun," panggil Sai dengan senyum palsunya.

Sasuke sebenarnya sedikit merinding dengan panggilan Sai padanya.

"Bagaimana?" Sai mengangguk membuat Sasuke menatapnya tajam.

"Dia.. Ada disini?" Sai kembali mengangguk.

"Ayo!" Sasuke yang hendak pergi pun terhenti karena Sai menahan bahunya.

"Sakura-san meminta padaku untuk membuat rencana... Ryuji bukanlah orang yang lemah seperti yang kita pikirkan... Dia memiliki darah bangsawan,"

Sasuke menoleh pada Sai dan menggeram, "Hn, jadi apa?"

Sai dan Sasuke mulai menjelaskan sebuah rencana, sesekali mereka memberikan sebuah pendapat.

30 menit kemudian...

"Hn, kita akan memulainya saat hari itu tiba," ucap Sasuke.

***









Mereka berdua kembali bermalam, namun kini bukan dihutan, tapi dipenginapan. Sasuke duduk dinding dan memegang sebuah gelang perak.

Sai yang sedari tadi menatapnya pun sedikit iba.

"Sasuke-kun... Sakura-san berkata padaku bahwa... Anakmu merindukanmu," tangan Sasuke yang sedang memainkan gelang tersebut terhenti.

Bibirnya dengan perlahan membentuk sebuah kurva, aku juga merindukanmu.

"Sai... " Sai menoleh kala Sasuke memanggilnya.

"Sakura... Bagaimana rupa dirinya?" Sai tersenyum kecil mendengarnya.

"Dia cantik," Sasuke menoleh pada Sai.

"Jangan menatapku seperti itu.. Aku tidak akan merebutnya darimu, dia tidak akan suka denganku." ucap Sai sambil terkekeh.

"Hn, aku tidak berpikir seperti itu... Dan.. Aku cukup bingung dengan Sakura, dia langsung mengingatmu begitu saja?" tanya Sasuke dengan herannya.

"Mungkin Sakura-san melakukan kesalahan yang membuatnya mendapatkan keuntungan," ucap Sai mengangkat bahunya tidak perduli.

"Kesalahan..." gumam Sasuke, mata elangnya menatap langit langit kamar penginapan. Onyx tersebut dengan perlahan mulai redup.

***

Beberapa hari kemudian...





Sakura memandang dirinya sendiri didepan cermin, gadis itu menggunakan kimono putih dengan berbagai hiasan dikepalanya.

Selama beberapa hari ini Ryu tidak menyadari suatu kejanggalan, pria itu tidak mengetahui bahwa Sakura yang dulu sudah kembali.

Sakura sedikit tidak menyangka dengan sikap pemuda itu, matanya menyendu dan mengusap perutnya dengan lembut.

"Sebentar lagi kau akan bertemu dengan ayahmu..." gumam Sakura sambil tersenyum.

Tok

Tok

"Masuklah," seru Sakura kala mendengar ada yang mengetuk pintunya.

Kriet

Grep

Sakura terpaku sesaat, seseorang memeluknya dari belakang, Sakura dengan perlahan berbalik dan mendongak.

"Sa-sasuke-kun?" gumam Sakura, Sasuke tersenyum dan mengecup dahi Sakura pelan.

"Kau tega sekali... Kau ingin menduakan aku? Hmm." tanya Sasuke dengan pelan mengusap pipi Sakura yang sudah dibanjiri air mata.

"Gomen anata..." gumam Sakura.

Tok

Tok

Mereka berdua menoleh, Sakura yang dilanda panik pun mendorong Sasuke pergi.

"Kumohon... Pergilah dari sini..." ucap Sakura, pintu itu tak henti hentinya diketuk.

"Aku bisa membakarnya dengan Amaterasu ku," ucap Sasuke santai.

Sakura sedikit menggeram, dia kini seperti sedang berselingkuh namun takut ketahuan..."Kau punya rencanakan dengan Sai? Jika kau ketahuan, ini akan sia sia Sasuke-kun,"

Sasuke menghela napas dan mengangguk,

Tuk

"Tunggulah aku... Sakura," setelah memberi poke pada Sakura, Sasuke pergi.






Yo! Apa masih ada orang disini? Hmmm... Kayaknya nggak ada deh,

Hah.. Daijubou, author juga yakin kalo readers udah sangat malas menunggu ke HIAUTUS san author😅😅😅

Bye bye minna!

31 Agustus 2021

💕TRUE LOVE💕 RevisiWhere stories live. Discover now