1. Gagal Ke Isekai

5.4K 486 149
                                    

"Sumimasen~"

Gerakanku terhenti, ku tengokkan kepalaku ketika mendengar suara yang cukup familiar itu, lalu dengan malas mengambil gelas kecil dari –pintu ajaib– lemari disampingku. Mengelapnya dengan kain pel bekas kemudian menuang minuman era 73 ke dalam gelas tersebut.

"Ini"

Kataku menyodorkan segelas Marim*s kepadanya sebagai suguhan.

Sebenarnya kalau ada tamu yang datang, biasanya akan disuguhi oleh rentetan interogasi dan todongan pistol oleh anggota yang lain. Tetapi karena kedatangannya bertepatan dengan diriku yang sedang bertugas menjaga tempat ini sendiri, ya sudahlah, sekalian.

Aish, padahal itu sisa Marim*s milikku yang terakhir.

"Thanks, love"

Ku acungkan jari tengahku sebagai balasan, menghiraukan sosoknya yang sedang minum dengan sok elegan.

Ah, harusnya aku selipkan sianida saja tadi di minumannya...

Batinku sedikit meliar dan menyadari betapa sunyinya keadaan, biasanya akan terdengar suara cekikikan disertai dengan jeritan-jeritan yang memekikkan telinga.

Herannya, hal itu tidak pernah menarik perhatian orang luar. Tidak ada orang luar yang tahu ataupun pernah datang kesini dengan sendirinya. Seakan-akan bar bekas ini menyatu dengan alam dengan baik.

Yah, mungkin pengecualian untuk orang di depanku ini.
Orang dengan sayap berwarna hijau janda dan muka yang selalu menampilkan senyuman iklan pasta gigi.

"Ada apa?"

Terlalu larut dalam pikiran hingga aku tidak sadar menatapnya terlalu lama.

"Tidak, aku hanya berpikir setelah ini akan ada yang datang"

Elakku berusaha seperti cenayang dan sepertinya keberuntungan berada di pihakku karena tebakanku benar. Suara pintu pun terbuka, seorang pria yang kerap dianggap –bapak– bos menghampiri ku.

"Selamat datang kembali"

Sambutku yang dibalas dengan anggukan kepala olehnya.

"Kau, keluar sebentar"

Aku mematuhi perintahnya dan pergi keluar dari bar. Melirik sekilas kearah belakang, bisa kulihat mereka sedang membahas suatu hal dengan raut wajah serius.

Aku berjalan lumayan jauh dari bar, tak lupa mengingat jalan yang aku lewati karena aku memang jarang keluar sendirian. Meski agak memalukan untuk mengatakannya, tetapi aku sedikit buta arah, sedikit loh ya.

Aku berhenti dipinggir jalan dan berjongkok ketika melihat adanya seekor kucing dengan bulu yang berwarna cokelat.

Kucing ini... Ah, deja vu...

Tanganku terulur untuk mengelus bulu dibagian kepalanya dengan lembut, kemudian ia membalasnya dengan menduselkan kepalanya ke telapak tanganku, terlihat menikmati usapanku.

Kawaii....

Tanganku yang bebas, bergerak merogoh kantong celanaku, mendapati adanya sebungkus wadah rokok beserta isinya yang tersisa tiga batang. Ku ambil satu batang dan menyimpan sisanya ke dalam kantong celanaku lagi. Sedikit menyobek bagian atas kertas lintingannya lalu meletakkan rokok itu diantara kedua bibirku, kemudian mengemutnya.

Iya mengemut, karena sebenarnya itu hanyalah permen cokelat biasa yang dikemas agar berbentuk seperti rokok. Aku mana punya uang untuk membeli rokok sungguhan. Lagian, lebih enak mengemut permen ketimbang mengemut asap— eh ya itu deh.

Tangan kiri ku sedari tadi tidak berhenti mengelus kepala kucing itu, sepertinya dia punya pemilik karena bulunya lembut dan bersih.

"Tidak baik anak dibawah umur merokok"

Bnha x [Male] Reader (sedang masa revisi)Where stories live. Discover now