Part 2: Pria Kasar, Sehun

6.2K 515 4
                                    

Hari berganti malam, matahari sudah menyembunyikan dirinya. Langit juga ikut menggelap karena kepergian matahari. Namun Seoul tak terpengaruh oleh kegelapan itu. Kerlap kerlip lampu jalan, lampu kendaraan yang berlalu lalang.

Pukul delapan malam di restoran milik Kyungso sangat ramai. Hayoung juga sibuk mengelap meja meja yang baru saja ditinggalkan oleh pelanggan restoran.

Seorang pria baru saja masuk ke dalam restoran itu. Hayoung segera dalam posisi untuk menyambut tamu. Ia menoleh kepada pelanggan yang baru saja datang. Pria itu melambaikan tangannya dan tersenyum kepada Hayoung. Mereka tampak saling mengenal.

"Kau masih disini? Kyungso belum memberitahumu? Kalau hari ini restoran akan tutup lebih awal. Restoran ini aku sewa"

Hayoung mengerutkan keningnya mendengar perkataan Jongin, pria yang ada di depannya. Sahabat dari Kyungsoo bos sekaligus temannya.

"Oh iya Hayoung aku lupa memberi tahumu. Restoran tutup lebih awal. Jadi kau bisa menyelesaikan pekerjaan yang kamu sekarang kerjakan itu lalu pulang." Ucap Kyungso yang masih berkutat di hadapan komputer restoran. Menghitung pendapatan hari ini.

"Atau kamu bisa ikut mengobrol dengan kami"

"Tidak. Lebih baik aku pergi daripada harus berurusan denganmu. Jongin Oppa"

Kyungsoo tertawa mendengar perkataan Hayoung yang sekaligus menohok Jongin. Jongin tak terima melihat Kyungso yang tertawa. Jongin menatap tajam Kyungso dan dibalas dengan tatapan yang lebih tajam oleh mata lebar Kyungso.

Hayoung kembali fokus kepada piring piring kotor dan noda membandel diatas meja yang terbuat dari kayu. Meninggalkan Kyungso dan Jongin yang sedang perang tatap menatap.

Tak lama dari itu, sekelompok pria berbondong bondong masuk ke dalam restoran. Hayoung sudah akan memberitahu para pria itu kalau restoran tutup. Tapi diurungkannya ketika Jongin datang menghampiri mereka.

Hayoung tak mempedulikan mereka. Hayounh kembali ke dapur restoran menyerahkan piring piring kotor kepada pekerja paruh waktu yang bertugas mencuci piring.

Hayoung mengganti seragam pelayannya menjadi pakaiannya yang tadi ia kenakan saat ia pertama kali datang ke sin hari ini.

"Sudah mau pulang?"

Hayoung menoleh kepada gadis yang duduk disebelah pria yang berambut lebat, mungkin pacarnya.  Rin seseorang yang pernah Hayoung kenal saat ia masih SMA. Dunia memang sempit. Ia tak mengira ia bakal bertemu teman sekolahnya dulu disini, di tempatnya kerja.

"Duduk lah disini bersama kami dan jangan pulang" bujuk Rin kepada Hayoung untuk menahan kepergian Hayoung.

"Tidak perlu Rin. Aku nanti mengganggu pertemuan kalian" tolak Hayoung lembut.

"Pertemuan apanya? Ini hanya sebuah kencan buta. Bukankah kau belum mempunyai pacar? Pas sekali ikut sini. Siapa tahu kau akan menemukan jodohmu disini sama sepertiku." Rin melirik pacarnya Chanyeol sembari meraih lengan Hayoung menahannya pergi.

Rin tidak melepaskan lengan Hayoung. Membuat Hayoung terpaksa ikut duduk di depan para pria yang tak ia kenali.

Cukup banyak pria disana. Sembilan orang. Jika ditambahkan Kyungso dan Jongin mereka menjadi 11 pria. Ini sebuah kencan buta atau makan malam tim sepak bola. Bukankah ini terlalu banyak untuk sebuah kencan buta.

"Ah Rin... Maaf aku mendadak punya suatu hal yang harus kulakukan." Hayoung bangkit dari duduknya. Namun ia masih tak bisa pergi dari sana karena ditahan oleh Rin.

"Kalau kau mau duduk? Duduk saja jangan menghalangi jalanku!" Hayoung spontan kaget saat ia mendengar suara pria tepat di belakangnya.

Hayoung mengerutkan keningnya dan menatap pria itu. Pria itu hanya berdiam diri. Tak terpengaruh dengan tatapan tajam Hayoung.

"Kau tuli? Aku menyuruhmu minggir"

Pria itu mendorong badan Hayoung ke tepi tanpa permisi. Emosi Hayoung memuncak. Dia meniup poninya keatas tanda ia benar benar kesal. Siapa yang tidak kesal saat diperlakukan seperti itu oleh seseorang yang bahkan namanya tidak kita tahu?

Aku baru tahu ternyata Kyungso oppa mempunyai teman yang kasar seperti cowok ini. Batin Hayoung

"Akhirnya Sehun, manajer baru kita datang"

Manajer? Orang kasar sepertinya manajer? Taruhan perusahaannya pasti akan bangkrut!!!

Hayoung terpaksa duduk di samping Rin dengan dihadapkan dengan pria kasar dengan wajah judes yang bernama Sehun. Perilaku kasarnya menutupi semua kelebihan fisiknya.

Rin menggenggam tangan Hayoung menenangkannya. Raga Hayoung memang duduk tenang namun tidak dengan jiwa Hayoung yang kini mungkin sedang terbang ke samping Sehun. Berusaha membunuh pria kasar itu. Namun tentu saja itu hanya ada di benak Hayoung. Hayoung tak se jahat itu sampai harus membunuh orang yang ia benci.

I'm Still Loving You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang