2. Sean dan Sena

134 14 6
                                    

Liburan akhir semester pun berakhir dan sudah saatnya para mahasiswa kembali belajar dan menimba ilmu dikampusnya.

"Sena nih oleh-oleh dari gue, buat Sean sama nyokap lu juga ya" ucap Jendra yang memberikan sebuah peperbag kepada Sena setiba ia sampai dikelas.

"oke, nanti gue kasi ke Sean" ucap Sena.

Sejujurnya Jendra semakin hari semakin khawatir terhadap Sena.

Jendra sendiri sudah mengenal Sean dan Sena sejak mereka duduk dibangku SMA.

Dulu Sena adalah siswi populer yang bahkan banyak didekati para pria maupun wanita.

Pria-pria itu tentu ingin mendapatkan hati Sena. Sena mendapatkan definisi wanita sempurna saat itu.

Cantik, tinggi, putih, rambut panjang dan tebal, sifat ramah, pintar, aktif dalam berbagai kegiatan sekolah dan satu lagi ia tidak pernah memrendahkan orang lain dan bahkan sering membuat anak-anak yang merasa dikucilkan beruntung jika bertemu dengan Sena.

Tentu saja hal itu membuat para wanita juga ingin berteman dengannya, selain karena ia populer, sifat dan sikapnya sangat baik.

Sedangkan Sean.
Tak beda jauh dengan Sena, hingga banyak orang yang mengatakan jika berjodoh dengan Sean atau Sena maka kalian akan sangat beruntung.

Jendra bahkan merasa beruntung saat hari pertama masuk SMA, ia bertemu dengan Sena dan Sean yang membuatnya berani untuk memulai kehidupan barunya disekolah.
Jujur saja, dulunya Jendra adalah seorang anak introvert yang sangat susah untuk bergaul.

Jendra memang tampan, tapi ia sering dipandang sebagai anak cupu karena sifatnya yang tidak bernai berbicara didepan umum.

"duduk sendirian?" tanya Sena saat melihat Jendra duduk di kantin sekolah mereka saat jam istirahat.

Jendra mengangguk.

"kalo gitu kita gabung boleh ya?" ucap Sena kembali den Jendra mengangguk kembali.

Sena dan Sena duduk tepat dihadapan Jendra.

"kelas mana?" tanya Sean.

"10 IPA 1" saut Jendra.

"lah sekelas dong?" ucap Sean kembali.

Sena yang baru saja selesai mengunyah dan menelan makanannya ikut menyambung topik pembicaraan kedua pria itu.

"ya emang, nama lu Jendra kan? Yang duduknya di barisan kedua deket jendela?" ucap Sena.

Saat itu Jendra sangat kaget, bagaimana wanita sepopuler Sena, yang bahkan dari hari pertama ospek hingga hari ini, saat hari pertama mereka resmi menjadi siswa SMA mengenal dirinya.

"iya" saut Jendra.

"gue perhatiin dari tadi lu jawabnya singkat banget. Apa konsep lu adalah jadi pria tampan dingin dan misterius?" ucap Sean sehingga membuat Sena menoleh kearah Sean memastikan bahwa memang Sean yang mengatakan hal barusan, lalu melihat kearah Jendra untuk memastikan kebenaran dari omongan Sean tersebut.

"bisa jadi sih" saut Sena. Sejujurnya ia setuju bahwa Jendra cukup tampan.

"tapi lu tau ga, konsep kaya gitu menurut gue rada norak tau" ucap Sena pelan kepada Jendra dan membuat pria itu mengangkat kepalanya dan melihat kearah Sena.

Tak snegaja mata mereka salaing bertatapan untuk beberapa detik.

"iya kan?" ucap Sena kepada Sean mencari dukungan atas pernyataannya barusan.

"tau, mending lu main sama gue. Tapu tolong jangan pake konsep pria dingin misterius itu" ucap Sean dan membuat Sena tertawa, tapi disisi lain Sena sadar bahwa Jendra tidak nyaman atas candaan mereka.

Me With YouWhere stories live. Discover now