15. Bukan Tentang Bara Api

4 2 0
                                    

Dengan kebersamaan yang mereka lewati, rasa cinta yang Alexa miliki semakin membesar. Ia tidak bisa menahan perasaan nya sendiri. Bahkan kecemburuan nya pada enjel sudah tidak bisa di sembunyikan lagi.

Ini untuk pertama kali nya aku
bertemu dengan nya, dengan orang yang Aldi cintai, yaitu enjel.

"Begitu melihat nya hati ku merasa sesak, tapi aku juga tidak bisa menyimpan ego ku sendiri, dia butuh bantuan. Dan aku harus nolongin dia." Ujar Alexa dalam hati.

Dia pun bergegas lari menghampiri enjel yang hampir ketabrak oleh mobil, Alexa menarik tangan nya. Membuat mereka berdua jatuh ke pinggiran jalan.

Untung saja mereka tidak kenapa-napa, hanya saja tangan Alexa sedikit terluka terkena goresan aspal.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Alexa pada enjel.

Enjel hanya menggelengkan kepala. Dia pun berterimakasih pada Alexa, karena telah menolong nya.

"Tangan kamu!" ujar nya dengan rasa khawatir.

"Tidak apa-apa, hanya luka kecil."

Enjel pun menganggukan kepala, ia masih merasa bersalah pada Alexa.

Enjel mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. Dan Alexa melakukan hal yang sama.

Dia langsung mengenali Alexa, karena pada saat itu Alexa memakai baju sekolah yang sama dengan Aldi.

Tidak perlu menunggu waktu lama, seorang laki-laki menghampiri mereka berdua.

"Sepertinya dia pacar Enjel," ujar Alexa dalam hati.

Dia pun melanjutkan perjalanan nya, sepanjang jalan dia masih kepikiran tentang hubungan Aldi dengan Enjel.

Enjel kan punya cowo, tapi kenapa dia deket banget ya sama Aldi. Kenapa juga Aldi mau sama cewe yang sudah punya cowo. Pertanyaan itu yang selalu muncul di otak Alexa.

Sepanjang jalan Alexa hanya melamun, sehingga tidak terdengar ada orang yang memanggil Alexa dari arah yang berlawanan. Setelah tiba dihadapan nya, dia baru engeh kalo ada Erwin yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya.

"Melamun dijalan itu gak baik, Lex ! bagaimana kalo lo ketabrak." grutunya, karena khawatir Alexa kenapa-napa. Alexa hanya nyengir menanggapi ocehan Erwin.

"Mau kemana?" tanya nya lagi.

Alexa pun menjawab "ke toko buku." Dan Erwin pun mengajak Alexa pergi bersama, dengan alasan dia juga ingin membeli buku. Alexa tidak menolak, ia hanya menganggukan kepalanya.

Di dalam perjalanan pulang, ia berpaspasan dengan Aldi dan Enjel. Kebetulan Alexa sendirian, Erwin sudah pulang beberapa menit yang lalu, karena ada urusan mendesak.

Enjel yang tengah melihat Alexa, langsung memanggil nya.

"Kebetulan kita ketemu." ujar Enjel yang tengah menghampiri Alexa.

Alexa hanya tersenyum simpul, dia menatap Aldi sekilas. Alexa hanya menjawab beberapa pertanyaan dari Enjel.

"Aku pulang duluan ya." ucap nya setelah melihat mata nya melirik kearah jam tangan.

"Gak mau bareng kita?" tawar Enjel. "Kebetulan Aldi juga bawa mobil." lanjutnya lagi.

"Gak usah. Aku pulang naek taxi."

"Pulang bareng gue aja, Lex." Aldi menahan lengan Alexa.

"Gue sudah pesan taxi." ucap nya sambil melepaskan genggaman Aldi.

Ada perasaan kecewa dalam hati Alexa, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya mampu memendan kecemburuan nya sendiri.

Aldi dengan terpaksa meninggalkan Alexa sendirian. dia pergi dengan enjel dari tempat itu.

Setelah pura-pura nunggu taxi, Alexa pun berjalan dengan kesal. Sungguh, dia sudah tidak bisa menyembunyikan kecemburuan nya lagi.

Alexa menendang botol akua dengan kesal, tanpa sengaja botol yang ia tendang mengenai kepala seorang gadis.

"Aww ..." lirih orang tersebut merasa kesakitan.

Alexa hanya menutupi wajah nya dengan telapak tangan, takut kalo dirinya dimarahi. Dia berjalan seolah-olah dia bukan pelakunya. Tapi sayang, wanita itu tengah menghampirinya.

"Sakit bege!" teriak sang korban.

"Tunggu!, kayak nya gue kenal itu suara," ucap nya sambil menghentikan langkah nya. Alexa pun membalikan badan. Dan ternyata si korban adalah Dini.

Tidak segan-segan Dini memarahi Alexa tanpa ampun. Dini mencaci maki bahkan menyumpah serapahi Alexa.

"Sory lah bu, ini hanya kecelakaan." ucap Alexa tanpa merasa bersalah. "Lagian elu ngapain sih ada disini, jadi kena tendangan gue kan," sambun nya lagi.

"Ini bocah gak tahu sopan santun, minta maaf yang bener kek, kan kepala gue sakit. Gimana kalo geger otak, gak nemu sahabat kaya gue lagi baru tau rasa lu." Enjel bertingkah seakan-akan kepalanya terluka parah.

"Iya deh iya, maafin Rara mu ini wahai Andiningsih." Alexa merayu Dini dengan bakat handal nya. Tapi Dini masih belum memaafkan nya.

Alexa tidak menyerah, ia terus merayu Dini sebisa mungkin. Dan Dini sudah tidak bisa marah lagi, kalo Alexa sudah ngeluarin jurus rayuan nya.

"Lo kenapa?, kebelet maen bola?" tanya Dini. Alexa hanya memasang wajah cemberut.

"Gue kesel."

"Kenapa?"

"Lo tahu gak sih, Aldi jalan lagi sama Enjel, malahan tadi mereka ajak gue pulang bareng. Parah banget anjir." ucap Alexa dengan meluapkan rasa kesal nya.

"Huhh ... Aldi lagi, Aldi lagi," respon Dini yang sudah bosan ngedenger curhatan Alexa yang hanya itu-itu saja.

Tapi meskipun begitu, Dini tetap bersabar menjadi pendengar yang baik untuk Alexa. Itulah mengapa Alexa begitu menyayangi Dini.

"Kasian banget anak mami, sini peluk." ucap Dini memanjakan Alexa.

Hari sudah larut, Dini mengantarkan Alexa pulang, sepanjang jalan Alexa tidak henti-henti nya marah-marah.

Untung saja yang sedang saat ini bersamanya itu Dini, kalo orang lain mungkin saja Alexa sudah di buang di pinggir jalan.

"Ya tuhan, sabarkan lah hamba untuk menghadapi makhluk yang satu ini. Keluarkan setan yang ada di dalam raga nya, ya tuhan."

Begitu mendengar perkataan Dini, Alexa pun segera melototinya. Dini hanya memasang cengiran sebagai permintaan maaf.

Dert ... dert ... Sebuah pesan masuk dari Aldi.

Aldi : "Sudah pulang belum, Lex?"

"Jangan di balas," tegas Dini.

Tapi Alexa tidak sanggup kalo mengabaikan Aldi lagi, sudah cukup dulu dia menghindar, dan efeknya dia juga yang tidak rela. Alexa pun berniat untuk membalas pesan tersebut. Tapi ponsel miliknya tiba-tiba di ambil oleh Dini.

Alexa mendengus kesal, karena tidak bisa membalas pesan dari Aldi.

"Inget ya, kalo lo gak mau sakit hati lagi. Lo jangan ladenin dia lagi, ok?" Dini mempringati Alexa.

"Tapi kan ..." perkataan nya terpotong.

"Gak ada tapi-tapian, gue gak mau lihat lo terpuruk lagi kaya dulu."
Bentaknya penuh penekanan.

"Bukan nya waktu itu lo ngedukung gue deket lagi sama Aldi?" Tanya Alexa.

"Iya, kalo dia gak ngecewain lo. Ini kan dia sudah buat lo kecewa lagi!"

"Nyesel gue udah cerita sama dia," lirih Alexa.

Cinta Tak Harus Memiliki (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang