Chapter 10

75 19 26
                                    

Annyeong, Chingudeul!

Perempuan Dandelion update, nihh😁
Karena aku udah lama nggak update, aku bakal double up dan ada sesuatu di akhir Chapter ini nanti.

Semoga suka :)

Putri menanti seraya menahan napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putri menanti seraya menahan napas. Ada ketakutan yang menyelimuti hatinya.

"Itu ... tadi ... gue lihat Aby di pusat perbelanjaan sama ... Angel."

Tanpa sadar, Putri mengembuskan napas lega---yang sayangnya justru diartikan berbeda oleh lawan bicaranya.

"Lo nggak ... apa-apa, kan?"

"Hm?"

Takut akan melanjutkan pertanyaan, Fanya berhenti sejenak. Kemudian, berdeham kecil yang samar-samar didengar Putri. "Umm, itu ...."

Fanya menunggu respons atas pertanyaan sebelumnya, tetapi tidak ada jawaban. "Lo ... udah bener-bener nggak ada hubungan lagi sama ... dia?"

Putri tersenyum, meski Fanya tidak akan melihatnya. "Kenapa ngomongnya takut gitu, sih? Gue emang enggak pernah ada hubungan apa-apa sama dia, kan? Gue juga fine-fine aja, kok." Putri kembali menuntut sepedanya. Dalam hati ia bermonolog, "Mungkin dia udah capek dicuekin gue."

Fanya mendengkus lega. "Syukurlah."

Setelah kejadian di ulang tahun Angel, Aby mulai jarang berinteraksi dengan Putri. Dan seringnya lelaki itu akan putar balik jika tidak sengaja berpapasan dengannya.

Penyebab mengapa dia demikian, Putri juga tidak tahu. Seingatnya malam itu ia tidak mengucap kata-kata yang menyakitkan atau bahkan membentaknya---kecuali jika dia sudah mengeluarkan sifat tengilnya. Entahlah. Terlalu memusingkan bagi Putri.

Kendatipun Putri berkata tidak apa-apa, sejujurnya ia kepikiran. Ia merasa kehilangan seseorang yang selalu membuatnya tersenyum walau dibarengi dengan kekesalan.

Namun, jika sudah seperti ini, jelas ia bingung. Untuk menyapa terlebih dulu juga terlalu gengsi. Jika tidak disapa juga sampai kapan perang dingin ini berlanjut?

"Ya udah, Put. Sebenarnya gue cuma mau nanya itu, Hehe. Oke, udah dulu, ya. Assalamualaikum, Put," tutup Fanya sebelum memutus panggilan.

"Wa'alaikumussalam."

Putri terdiam beberapa saat, lalu mengayuh sepedanya menuju perbukitan dekat TPU untuk menikmati sang surya yang sebentar lagi tenggelam.

Perempuan Dandelion [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang