Don't Touch Me part 1

Start from the beginning
                                    

Sama'el tidak lagi menimpali ucapan wanita itu pria itu terdiam seribu bahasa. Itu benar dia pergi untuk menghindari wanita yang saat ini sedang berbicara padany. Wanita yang membuatnya merasa nyaman dan seseorang yang membuatnya di perdulikan. Hingga rasa nyaman itu berubah menjadi ketergantungan dan membuat Sama'el menaruh hatinya pada sang wanita. Namun setelah pengakuannya dan penolakan oleh wanita itu hibungan mereka menjadi canggung dan sangat menyesakkan.

🍀🍀🍀

"AAA... Stop.! Jangan mendekat." Cressa berteriak sambil mengangkat tangannya untuk menghentikan pengawalnya dan sekretarisnya yang berniat membantunya. Rasa sakit di pergelangan kakinya tidak membuat wanita itu mengeluh atau meminta tolong pada pengawalnya.

"Ah..." Cressa kembali terjatuh saat sudah setengah berdiri karena rasa sakit di kakinya.

Cressa Aria Archard wanita tak tersentuh. Itulah sebutan yang di sematkan pada wanita itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita itu tidak suka orang lain menyentuhnya dan sudah bisa di pastikan bahwa wanita itu tidak akan menyentuh orang lain.

"Anda baik- baik saja, Bu.?" Sekretaris Cressa bertanya dengan nada suara yang sedikit cemas.

"Yah..." Cressa menjawab dengan seadanya

Setelah terjatuh karena menghindari seseorang yang ingin menabraknya, Cressa pun harus berjalan dengan berpegangan pada dinding. Meski ada banyak orang di sekitarnya yang bisa saja memapahnya. Namun Cressa adalah manusia yang tidak akan pernah mau di sentuh.

Cressa tetaplah Cressa manusia yang keras kepala bahkan sampai di samping mobilnya wanita itu tidak meminta tolong pada pengawal dan sekertarisnya.

"Bu." Sekretaris Cressa bersuara dengan ragu- ragu setelah masuk kedalam mobil. Mobil Cressa memiliki dua sisi tempat duduk yang berhadapan.

Cressa menoleh kearah sekretarisnya dengan tidak niat. Sekretarisnya meletakan sesuatau di jok mobil samping Cressa. Cressa menatap binggung benda yang ada di sampingnya.

"Itu akan membantu meringankan sakit di pergelangan kaki anda." Sekretarisnya berucap saat melihat Cressa yang tampak binggung dengan benda itu "Anda bisa menempelkan itu di pergelangan kaki anda yang nyeri." Lanjut sekretarisnya

Cressa mengikuti petunjuk sekretarisnya.

"Ini lumayan." Cressa bergumam membuat sekretarisnya tersenyum bangga "Trimakasih."

Sekretarisnya menggeleng kecil seolah memberitahu Cressa bahwa ia tidak harus berterimakasih padanya. Karena sekretarisnya tau itu sudah menjadi kewajibannya.

"Ah... Kepalaku pusing, dan perutku terasa sangat mual." Cressa berucap dalam hati dengan nada suara lesu sambil memijit keningnya sendiri.

🍀🍀🍀

Beberapa hari kemudian...

Tok.... Tok.... Tok....

Suara ketukan pada pintu mengalihkan perhatian Cressa dari berkas yang sedang di periksa.

"Masuk." Cressa berucap mempersilakan si pengetuk masuk.

"Permisi Bu." Sekretaris Cressa berucap saat wanita itu sudah membuka pintu namun masih dalam posisi di pintu "Ada seseorang yang datang... Dan dia bilang, dia pengawal anda yang baru." Lanjut sang sekretaris

"Pengawal.?" Cressa berucap dengan nada suara bertanya. Wajah wanita itu tampak binggung "Bukankah... Aku sudah memiliki dua pengawal.?" Cressa melanjutkan ucapannya

"Apa lagi ini.? Apa dua pengawal masih belum cukup untuk mengawasi ku.?" Cressa berucap dalam hati

"Suruh orang itu pergi... Aku tidak membutuhkannya." Cressa berucap dengan acuh dan kemudian wanita itu kembali memeriksa berkas.

Favorit innocent girl Where stories live. Discover now